play the song 🎼 Adele - Easy On Me
NB : siapin batin (?) :)
~
-----Stay, and Love Me!-----
Apa yang manusia lakukan ketika ia tahu bahwa ia sedang melakukan kesalahan?
Minta maaf?
Sudah pasti.
Apakah cukup?
Cukup tak cukup, kiranya memang selalu tidak akan sebanding dengan ribuan pengampunan tulus yang telah diberikan oleh mereka yang tersayang.
Suasana penthouse pagi ini tampak berbeda. Tak ada sapaan sayang, tak ada kecupan manis saat mata terbuka yang memberikan dopamine semangat bagi masing-masing penghuni di dalamnya.
Masih terbalut pakaian rumahan seada-adanya, Shani tengah memperhatikan sang istri yang sedari tadi sibuk dengan aktivitas memasak—sama sekali tak mau memberikan atensi pada kehadirannya.
Betapapun Shani sadar akan hal impulsif yang baru saja semalam ia lakukan. Pulang dalam keadaan mabuk dan sangat kentara tengah menghidar dari masalah yang ia buat sendiri. Tambah menyesal kala beberapa jam lalu ia baru saja membuka isi pesan singkat sang istri yang sepertinya sudah semalam suntuk menunggu kepulangannya.
"Kenapa belum siap-siap?"
Sesaat setelahnya pandangan Shani terangkat. Gugup dan rasa takut menjalari hatinya sekarang ini. Langkahnya perlahan terayun, menghampiri keberadaan sang istri yang masih tak menoleh padanya.
"Kamu..kamu marah?" Shani menelan ludah sesaat setelah pertanyaan bodoh itu ia keluarkan dari mulutnya. Shani ingat, suasana ini sama halnya dengan marahnya Gracia karena pertengkaran perdana di malam ulang tahun pernikahan pertamanya dulu. Benar-benar tidak ada kehangatan di sana. Dalam hitungan detik, istrinya masih bungkam. Tubuhnya mulai berbalik, memandang lekat nan dingin sosok jangkungnya yang terlihat memandangnya sendu.
Gracia menolehkan sedikit wajahnya, menghindari tangan Shani yang hendak menyapa sebelah pipinya. Ada dengus kecewa yang Gracia tangkap sedetik setelahnya. Tapi tak berhenti disitu. Shani tetap mencoba peruntungannya yang kali ini ia lakukan tanpa persetujuan si empunya.
Tubuh itu ia rengkuh dengan lembut. Meski tanpa balasan, Shani rebahkan wajahnya di ceruk leher jenjang milik sang istri. Menghidu dengan tenang wangi yang menjadi favoritenya sejak dulu, menghantarkan rindu yang sudah membabi-buta ingin tersalur pada rumahnya.
"I'm sorry." lirih Shani bersamaan dengan di lepasnya peluk singkat itu.
Sejurus setelahnya tak segan Shani labuhkan cumbuan di bibir ranum milik Gracia. Memberikan beberapa kali kecup basah dengan decak yang mengalun. Menikmati segala kerinduan di pagi hari ini dengan kesendirian dari permainan yang ia ciptakan seorang diri. Ciumannya, tak berbalas.
"Don't u miss me? You don't even kiss me back, babe.. Masih marah ya? Hmm?" tanya Shani.
Siapapun yang ingin membuang Shani ke rawa-rawa, tolong bersabar. Manusianya memang suka tidak tahu diri saja.
"Hei? Nggak sopan kalau ada orang lagi ngajakin kamu ngomong tapi nggak di jawab."
Gracia masih tak menggubris Shaninya yang sudah tampak hampir menguarkan radar murkanya itu. Masa bodoh, ia berbalik dan kembali sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Ayolah, ini masih terlalu dini untuk membahas apa yang terjadi semalam. Bukan apa-apa, bukan Gracia juga mau menghindar dari masalah. Jelas bukan itu alasannya. Perempuan dengan paras ayunya itu masih terlalu lelah dan tidak bertenaga untuk sekedar berbicara atau bahkan beradu argument. Tidak tahu saja Shani betapa brutalnya kekhawatiran yang Gracia lewati seorang diri semalaman?
![](https://img.wattpad.com/cover/334742013-288-k622042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, and Love Me! (Greshan Fanfiction)
FanfictionHari itu, saat dedaunan mulai menguning dan rintik hujan menghantarkan musim gugur. Dua pasang manusia yang sebelumnya tak saling kenal dan bersua tanpa sengaja takdir memaksa mereka untuk Bersatu dalam bahtera rumah tangga. Di atas bentala kota den...