hai? apa kabar? hehe
-----Stay, and Love Me!-----
"Hubby?"
"Hm?"
"Aku deg-degan."
Shani yang tadinya diam dengan default wajah datarnya jadi tertawa kecil. Tangan kanannya mengapit jemari sang istri-dibawa medekat ke wajah lalu diciumi dengan penuh cinta. Keduanya tengah mengantri di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin pada si buah hati.
"Kenapa? Mommy kenapa deg-degan?"
"Takut aja ada apa-apa."
Tangan kanan Shani yang semula membelai punggung jemari sang istri kini berpindah tugas. Gemas. Shani sentil hidung bangir milik Gracia. Anggap saja itu hukuman karena sudah mau-maunya di bikin cemas sama asumsi jelek diri sendiri. Inilah kebiasaan Gracia yang memang kurang Shani suka.
"Sakit ish!" Sang pelaku hanya terkikik. Direngkuhnya lagi tubuh istrinya itu kedalam pelukan. Memberikan bahasa kasih untuk sekedar menghilangkan karut dan cemas yang mengganggu.
"Masih untung aku sentil doang. Lagian jelek banget sih pikirannya?" tegur Shani sedikit memberikan penekanan.
"Kamu lupa pesan Mama? Lupa juga apa yang selalu aku omongin ke kamu? Hmm?" Istrinya sudah memajukan bibir. Mengembik sambil menunduk-merasa bersalah.
"Inget."
"Apa coba?"
"Ya pokoknya inget."
"Ya apa dulu?"
"Yang, ihh! Udah ah! Kamu tuh!"
Begini memang resikonya menjalin bahtera rumah tangga dengan orang yang tak seumur. Shani yang lebih tua, dan Gracia si yang lebih muda. Komunikasi yang kadang kala butuh dicerna lebih lama karena otak si istri mungilnya itu tak mampu langsung menangkap maksudnya. Tak jarang pula, saat Shani memberikan sebuah nasihat atau memberikan sebuah penjelasan, Gracia hanya mampu ngang-ngong dan blah-bloh sendirian.
"Misalnya nih, ada apa-apa sama dedeknya, kamu tetap mau sama aku apa mau poligami?" kan....
"Ngomong apa sih, Ge?"tangan Shani kembali terangkat. Gracia yang bersiap memasang maneuver untuk melindungi hidung bangirnya ternyata gagal. Kecolongan, jari Shani malah menyasar di pipi kanan. Dicubit, kali ini tambah gemas.
"Semesta itu sesuai sama apa yang kita prasangkakan, loh. Kalau kamu ngomong begitu terus tiba-tiba semesta ngaminin gimana?"
"Nggak mau!"
Shani tergelak sampai ujung matanya mengeluarkan air mata. Tangannya menarik kepala sang istri dan mendaratkan kecupan di kening, begitu lembut, "Makanya, otaknya ini diajak berpikir yang baik-baik aja dong, Hon. Yang positif."
Kicep. Gracia tambah menyembik. Lagian kamu kenapa kamu cakep banget sih, Shan?! Gracia itu cuma takut kamu diambil orang.
Dinasehati begitu kini Gracia tengah menepis jauh-jauh bayangan poligami yang entah kenapa tadi sekonyong-konyong singgah. No. Big No!! Gracia itu sudah kelewat manis, nggak usahlah dimadu-madu. Terserah kalau orang lain mau mengartikan poligami itu seperti apa. Terserah juga ganjarannya mau sebesar apa. Meski surga sekalipun, Gracia tidak pernah rela kalau yang poligami itu Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, and Love Me! (Greshan Fanfiction)
FanfictionHari itu, saat dedaunan mulai menguning dan rintik hujan menghantarkan musim gugur. Dua pasang manusia yang sebelumnya tak saling kenal dan bersua tanpa sengaja takdir memaksa mereka untuk Bersatu dalam bahtera rumah tangga. Di atas bentala kota den...