PUPUH 12

31 4 0
                                    

Beberapa saat setelah kecelakaan yang dialami oleh Rachman dan juga Farras, mobil mereka terdiam tepat di pinggir jalan dengan posisi yang cukup berbahaya karena sangat dekat dengan jalan tol yang kemungkinan mereka bisa tertabrak oleh mobil lain atau truk dari arah belakang. Dengan perasaan yang menegangkan sebelum nya mengenai mahkota yang penuh dengan ular membuat mereka tak sadarkan diri dengan rasa takut dan terkejut. Sudah sekitar empat puluh menit dan mereka belum juga sadar seakan kekuatan dari mahkota ajaib itu sungguhlah kuat hingga membuat kesadaran mereka terambil secara paksa hingga lepas dari raga mereka dan menyisakan kegelapan pekat yang membuat mereka terselubung dalam ketidaksadaran diri.

Beberapa menit setelah itu berlalu dan tak lama setelah itu, Farras lah yang pertama sadar seraya memegangi kepalanya, ia berusaha mengingat apa yang terjadi namun semakin keras ia berusaha mengingat, semakin sakit pula kepalanya. Ia memperhatikan sekitar dan menyadari bahwa mobilnya terhenti dengan posisi yang tak seharusnya, dan ia dengan cepat merapihkannya dan turun sesaat dari mobil untuk menghirup udara segar.

"Tuhan.. apa yang sebenarnya terjadi? kenapa kepala ku sangat sakit?" Tanya nya pada diri sendiri, seraya menatap langit biru yang perlahan berubah menjadi jingga menuju waktu senja.

Ia kemudian menatap mobilnya dengan perasaan tak nyaman dan sesaat ia melihat teman baiknya didalam mobil masih tak sadarkan diri, dengan cepat ia segera membuka pintu mobilnya dan membiarkan udara segar masuk seraya berusaha membangunkan nya.

"Astaga... Rachman, ayo bangun... Rachman... ayo... Rachman, jangan tinggalkan aku disini... jangan mati... kalau kamu mati aku akan dipenjara karena tuduhan pembunuhan... Rachman!!" Bentak Farras dengan kencang.

Namun, tak perduli seberapa kencang ia berteriak, Rachman tak juga sadarkan diri hingga akhirnya Farras mengambil botol dan memercik nya kewajah Rachman. Tak lama setelah itu, Rachman sadar dengan keadaan terkejut dan basah. Ia menatap wajah Farras yang ada disampingnya dengan wajah pucat masih dikuasai oleh rasa takut oleh apa yang ia lihat sebelumnya, mengenai mahkota itu.

"Apa? aku... kita dimana?" Tanya Rachman dengan binggung seraya menatap sekitar dan ia mulai tersadar bahwa ia ada berada di mobil milik Farras di tengah jalan tol.

"Apa kamu ingat sesuatu? apa yang terjadi sebelumnya? mengapa kita ada disini? aku hanya ingat kita sedang dalam perjalanan menuju Prambanan... tapi apa yang membuat kita berhenti disini aku tak ingat?" Jawab Farras berusaha mengingat apa yang terjadi seraya menatap Rachman di sampingnya.

"Aku... aku ingat cahaya terang... kemerahan dari kursi belakang... aku ingat aku berteriak dan tak lama setelah itu" Ucapnya seraya menatap ke arah kursi belakang dan melihat kursi itu sudah kosong tak ada apapun.

Farras kemudian berjalan masuk ke mobilnya dan mulai menyalakan kembali AC nya dan menghela nafas seakaan menenangkan diri dan meminum air yang ia gunakan untuk memercik Rachman beberapa waktu sebelumnya. Rachman yang masih penasaran segera menatap ke cermin kecil yang mengarah kebelakang dengan cepat teringat dengan semuanya.

"ASTAGA! Aku ingat!! Ular!! Mahkota... ada sesuatu di kursi belakang dan itu membuat kita menabrak marka jalan... Farras kamu tak apa-apa? aku ingat... cahaya terang itu adalah sebuah mahkota yang dililit oleh ular yang sangat banyak" Ucap Rachman dengan cepat dan Farras segera mengingat nya.

"Astaga... darimana mahkota itu berasal? apakah tol ini berhantu? tapi rasanya mustahil jika seandainya yang muncul adalah mahkota bukan setan atau sejenisnya?" Jawab Farras ragu.

"Aku tak yakin, tapi aku ingat karena sebelum kita menabrak marka jalan... akulah yang berteriak kencang dan tak lama setelah itu, kamu menabrak marka jalan" Jawab Rachman dan Farras mulai menyadarinya.

"Maaf ya... tapi apa kamu baik-baik saja?" Tanya Farras dengan khawatir, "Apa kita mampir ke klinik saja dahulu bagaimana?" Lanjutnya.

"Aku baik... kamu? tak apa, tak perlu... baiknya kita mengabari Pandu terlebih dahulu atau yang lain nya kalau kita sedikit terlambat karena keadaan kita saat ini" Jawab Rachman seraya membuka ponselnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


PANDU
ONLINE

Rachman

"Pandu, kami sedikit terlambat... ada sesuatu yang terjadi, nanti saat kami sampai, aku ceritakan ya"

Pandu
"Apa yang terjadi? semoga kalian baik-baik saja bukan kecelakaan"

Rachman
"Yaa... sebenarnya kami kecelakaan, tapi kami baik-baik saja, tenang saja"

Pandu
"Astaga Tuhan, kamu yakin? karena disini juga ada sesuatu yang terjadi... secara tiba-tiba saja langit diatas Prambanan terbelah, dan seperti biasa Arga mengatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi... ditambah dengan Chelsea yang sempat berdebat dengan pak Pratama dan juga Regina"

Rachman
"Apa yang terjadi disana? tolong jangan beritahu siapapun kalau kami kecelakaan, Dhafin dimana? Farras menanyakan nya"

Pandu
"Sedikit penuh kekacauan disini, tapi semua sudah baik-baik saja dan Dhafin bersama ku sedang berganti pakaian untuk kostum kami tampil... kalian kalau bisa lebih cepat kesini, sudah hampir waktunya kita akan tampil... tapi tolong... hati-hati"

Rachman
"Baiklah... Chelsea tak pernah berubah... baiklah aku akan segera kesana bersama Farras, kalian hati-hati juga, bisa jadi omongan Arga ada benarnya dengan apa yang baru aku dan Farras rasakan disini"

 baiklah aku akan segera kesana bersama Farras, kalian hati-hati juga, bisa jadi omongan Arga ada benarnya dengan apa yang baru aku dan Farras rasakan disini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengabari Pandu, Rachman segera memberitahu Farras tentang keadaan disana, termasuk dengan ucapan Arga yang merasakan sesuatu yang aneh dan tak beres. Farras yang mengenal Arga dengan baik sama seperti Rachman, dengan cepat sadar bahwa mungkin aja sesuatu yang tak seharusnya terjadi akan terjadi... namun pertanyaan nya, apa? apakah mereka bisa menghindarinya? apakah mereka bisa menahan nya?

Farras dengan cepat melesat di jalan Tol melanjutkan perjalan menuju Prambanan. Baik Farras ataupun Rachman kini merasakan hal yang sama bahwa mereka tidaklah tenang dengan apa yang terjadi kepada mereka begitupun dengan yang terjadi dengan sahabat mereka, Pandu di Prambanan. Farras dengan cepat menginjak gas untuk mempersingkat waktu menuju Prambanan karena waktu semakin lama semakin menunjukkan sore hari dan sebentar lagi waktu bagi Pandu dan teman-teman nya untuk tampil dan mereka ingin melihat penampilan mereka.

"Tuhan, semoga semuanya baiik-baik saja" Ucap Farras dalam hatinya sambil meremas stir kemudi mobilnya.

👑PRAMBANAN👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang