Setelah membantu Regina, aku memutuskan untuk mencari Dhafin, Raka, Pandu dan Deta. Namun, sejauh mata ku memandang aku tak menemukan mereka dimanapun. Aku tahu, mereka pasti ada disekitar sini, biasanya Pandu tengah merokok bersama dengan Dhafin dan Raka pasti akan menemani mereka, begitu juga dengan Deta yang merupakan empat sejoli yang selalu bersama.
"Jika aku menemukan Pandu, mungkin yang lainnya tengah bersama Pandu" Ucap ku dalam hati, seraya berjalan menuju halaman depan komplek Candi Prambanan.
Aku berjalan seraya menikmati keindahan komplek Candi Prambanan kala sore hari tengah menghampiri. Aku turut menikmati angin yang mendesir lembut meniupkan kemeja batik yang tengah ku kenakan, sehingga membuat kemeja itu terkesan seperti sebuah jubah. Terdengar suara burung-burung berkicau yang tengah bertengger di dedahanan dari pohon terdekat. Suara air mancur yang samar dari kejauhan.
"Sungguh, suatu kenikmatan tiada tara ya... tak heran, Candi Prambanan menjadi pusat perhatian turis wisatawan" Ucap ku sambil berjalan dan terus mencari keberadaan Pandu dan yang lainnya.
Beberapa waktu pun berlalu, namun aku tak kunjung menemui mereka. Hingga, saat aku tengah kembali menuju belakang panggung untuk menemui Regina, terdengar suara tawa yang sangat khas untuk ku. Ku mengikuti suara tawa itu yang membawa ku tepat kesebuah bangunan Candi besar yang kini berdiri kokoh seakan tak hancur dimakan oleh waktu. Dibelakang Candi itu aku melihat Raka dan Dhafin tengah mengobrol dan Pandu tentunya tengah merokok sementara Deta sedang merapihkan rambutnya yang tertiup angin sore yang sejuk.
"Disana rupanya kalian! aku mencari kalian kemana-mana bahkan sampai aku terduduk sebentar di air mancur" Ucap ku sambil menghampiri mereka.
"Hey Arga! sini gabunglah!" Sahut Pandu dengan sifat ramah yang selalu mengajak ku untuk bergabung bersama mereka.
Aku berjalan menghampiri mereka dan duduk di samping Raka.
"Ada apa Arga? kelihatannya kamu sibuk sekali?" Tanya Dhafin sambil mematikan ponselnya dan memasukan nya ke kantong celana.
"Aku ingin mengajak kalian untuk mencoba kostum kalian... terlebih kamu, Pandu dan Deta... kalian kan pemain utama" Sahutku sambil memberikan kertas naskah kepada mereka.
Mereka mengambilnya dan tersenyum.
"Arga... kamu semakin hari semakin mirip dengan Regina ya, terlihat cukup panik namun tetap berusaha untuk tersenyum" Sahut Raka dan kami semua tertawa.
Memang tak dapat di pungkiri, bahwa Regina sangat mudah sekali menjadi seorang yang panik-an. Seperti yang terjadi sebelumnya di belakang panggung.
"Hey... ayolah, sebentar lagi kita tampil... ini kan yang sudah kita persiapkan sejak lama.. bahkan kita sudah latihan sejak lama, aku berharap sekali, kalian bisa mendalami peran kalian yaa" Ucap ku sambil menatap mereka satu persatu dan mereka balas tersenyum.
"Tentu saja Arga! kami pasti akan mendalami peran kami... kan dirimu dan Regina sudah bekerja keras sekali sama seperti kita!" Jawab Deta.
Tak lama setelah itu, mereka berdiri dan kami berjalan bersama menuju belakang panggung untuk mencoba kostum. Karena aku adalah penulis naskah, maka tentunya aku tak akan mengenakan kostum, namun aku akan meminjam salah satu properti yakni, Jubah batik milik Dhafin yang akan menjadi Prabu Boko, setelah ia tampil. Sebenarnya Regina tak mengizinkan ku, namun aku berhasil membujuknya dan ia mengizinkan ku untuk mengenakannya. Sepanjang jalan menuju belakang panggung, aku dan yang lainnya mengobrol sambil tertawa sesekali seraya menikmati keindahan sore di Prambanan.
"Sungguh, aku akan sangat merindukan masa-masa ini!" Kata Pandu.
"Akupun demikian... Pandu, kau tentunya senang dapat kembali tinggal disini, sementara aku dan yang lain akan kembali ke Jakarta" Sahut ku.
"Kata siapa? aku lebih baik kembali ke Jakarta dan membantu kalian mempersiapkan drama di gedung kesenian, daripada aku disini hanya berdiam diri seperti arca... ayolah! kalian tahu, aku sangat senang dapat berteman sampai kita bisa mewujudkan impian drama ini menjadi nyata" Sahut Pandu dengan suara yang sedikit rendah, seakan ia berusaha menutupi kesedihan nya.
"Memang... tapi tenanglah, walaupun Regina dan Arga akan pergi keluar negeri setelah ini... kita akan tetap bermain bersama dan pergi ke Kafe hingga larut lagi... lagi pula, pesta yang sudah kita siapkan, tak akan berjalan sendiri kan?" Timpal Raka.
"Raka benar! tak masalah dimanapun kita berada, aku yakin... persahabatan yang kuat akan mampu mengembalikan keadaan walaupun mereka terbatas jarak dan waktu" Lanjut Dhafin.
"Ternyata, Prabu Boko kini sudah sangat bijak yaa semuanya! aaaa Ayahh!" Ucap Deta seraya mengulurkan tangan nya hendak memeluk Dhafin.
Kami semua tertawa melihat serta mendengar Deta mengatakan itu. Namun, apa yang dikatakan oleh Dhafin itu benar. Persahabatan yang kuat akan tetap bersama dan menemukan jalannya untuk kembali, tanpa terbatasi oleh jarak dan waktu.
"Persahabatan itu laksana bintang Utara, ia akan selau memandu satu dengan yang lainnya untuk pulang... tak perduli seberapa jauh mereka, mereka akan selalu menemukan jalan pulang dan hati lah yang akan menjadi kompas untuk memandunya" Tambah ku dan mereka tersenyum.
"Ku pikir, kamu akan menggunakan Google Maps, namun aku rasa Deta tetap akan salah, karena Deta tak bisa membaca Maps" Kata Pandu meledek Deta dan kami tertawa.
"PANDUUU!!!" Ucap Deta sambil mengejar Pandu yang lari menjauhi Deta.
Untuk sesaat aku sangat senang dengan kebersamaan ini. Merasakan sebuah kenikmatan Tuhan yang tak dapat aku sangkal bahwa teman merupakan bukti nyata dari kekuatan-Nya yang akan membuat kita tak pernah merasakan kesepian. Aku menghela nafas penuh rasa tenang dan bersyukur seakan beban ku dimasa lalu yang sempat merasa kesepian ini telah diangkat oleh-Nya dan digantikan oleh kebersamaan yang indah.
Saat aku tengah menikmati canda dan tawa bersama Dhafin, Raka, Pandu serta Deta, sesuatu yang sangat menakjubkan terjadi tepat dihadapan ku. Sesuatu yang sangat hebat dan menakjubkan, hingga menyita perhatian ku dan yang lainnya. Jauh diatas kami, langit yang semula biru seakan bergetar dan terbelah oleh cahaya kemerahan laksana petir yang membelah pohon. Aku dan yang lainnya begitu takjub, namun disaat bersamaan juga aku merasakan sesuatu yang tak enak serta tak tenang didalam hati serta persaan ku.
Namun, perasaan apakah itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
👑PRAMBANAN👑
Romance👑BUKU KE 1 DARI PRAMBANAN TRILOGI👑 🎖️Spotlight Bulanan di Romansa Indonesia pada bulan Agustus 2024 kategori "Dangerous Love" atau "Cinta yang Berbahaya"🎖️ Kekacauan terjadi ditengah pertunjukkan drama di salah satu situs bersejarah di Indonesia...