Alya yang mengikuti asal cahaya itu, sangat terkejut saat melihat sesuatu yang sangat menakjubkan sekaligus mengerikan secara bersamaan tengah terjadi diruang dibelakang panggung. Sesuatu yang membuat siapapun yang melihatnya dapat terpesona namun juga menjerit karena terkejut dan histeris. Cahaya kemerahan laksana api bersinar begitu terang menembus tirai tipis yang menutupi pintu ruang belakang panggung yang terbuka, membuat Alya tak cukup jelas melihat keadaan yang ada didalam ruangan itu.
"AAAAAAAAAAAA" teriak Alya begitu kencang seakan ia hampir melepaskan lehernya saat ia menjerit sekencang itu.
Suara teriakan itu segera menggema keseluruh komplek Prambanan dan menarik perhatian baik seseorang didalam ruangan itu, maupun yang masih berada diruang ganti termasuk pak Pratama. Alya tak sadar bahwa teriakan itujuga membuat seorang dayang dari Putri jelita nan cantik yang berada didalam ruangan itu keluar dengan tatapan sinis dan wajah tajam menatap Alya. Alya yang terkejut segera mundur beberapa langkah berusaha menghindari sosok perempuan itu.
"Ora sopan sampeyan!!"
(Kamu tidak sopan!) Bentak Putri Roro dengan tegas seakan berjalan keluar dengan kain panjangnya yang terseret diikuti oleh tiga orang dayangnya.Alya terdiam seribu bahasa tak bisa menjawab atau bahkan mengatakan apapun. Mulutnya terbuka seakan ia ingin mengatakan sesuatu, namun tak ada apapun yang keluar dari mulutnya, kecuali tergagap ingin bicara namun tak bisa.
Alya turut memperhatikan gaya pakaian yang dikenakan oleh Putri Roro sangatlah berbeda dan alangkah cantik parasnya, hingga rambut hitam panjang yang mempesona berhiaskan bunga melati yang sangat semerbak. Alya memejamkan matanya beberapa kali berusaha meyakinkan bahwa ia hanya berhalusinasi, namun sebanyak apapun ia menutup dan membuka matanya, Putri Roro memang sudah berdiri tepat dihadapan nya dengan selendang kuning terang yang semula melingkar di pinggang Chelsea tepat sebelum ia pingsan.
"S...Si... Siapa" Suara Alya tertahan dan tak mampu mengeluarkan nya, hingga yang keluar hanyalah cicitan kecil seperti suara tikus.
Seorang dayang Putri Roro melangkah mendekati Alya dan saat ia hendak menarik tangan Alya, langkahnya terhenti saat melihat beberapa orang datang menghampiri dan beberapa diantara mereka menggunakan pakaian adat serta batik. Tatapan nya segera berubah dan menjadi dingin seakan tak perduli dengan kedatangan mereka untuk menolong Alya.
Raka, Pandu, Dhafin dan pak Pratama berjalan bersama menuju asal datangnya teriakan didekat ruangan belakang panggung. Mereka melihat Alya tengah berdiri mematung dihadapan seorang wanita cantik diikuti oleh tiga orang dibelakangnya. Pak Pratama berjalan cepat dan segera terpesona oleh kecantikan paras Putri Roro yang dimana tak ada seorang pun yang tahu bahwa sosok cantik itu adalah Putri Roro Jonggrang yang sangat terkenal serta menjadi cikal bakal berdirinya Candi Prambanan dan juga merupakan sosok asli yang diperankan oleh Deta dan Pandu.
Pak Pratama terdiam menatap kecantikan Putri Roro namun saat Pandu tiba, ia segera tersadar dan berdeham menyembunyikan wajah terkejutnya karena mungkin terlihat terpesona oleh Putri Roro.
"Ada apa ini? kenapa dengan teriakan barusan? kamu baik-baik saja Alya?" Tanya Pak Pratama dengan penasaran.
Alya menatap kearah Putri Roro dan melihat wajahnya sangat tajam menatap Alya dan mau tak mau ia tak menjawabnya dengan jujur kecuali berusaha berbohong kepada pak Pratama.
"T... tidak.. maksudku... baik, aku... aku tak sengaja menjatuhkan guci ini dan aku terkejut karena hampir mengenai kaki ku" Ucap Alya dengan panik berusaha menutupi rasa takutnya kepada Putri Roro.
Pak Pratama menatap keraguan didalam mata Alya namun, pak Pratama berusaha yakin bahwa itu hanyalah sebuah kecelakaan semata tak ada apapun yang terjadi. Pak Prama kemudian mengatakan bahwa semuanya sudah harus siap-siap karena sebentar lagi mereka sudah harus tampil, ia juga bertanya dimanakah Arga dan Regina namun, Alya terlalu takut dan masih terkejut hingga tak dapat menjawab pertanyaan itu.
Setelah itu, Putri Roro dan ketiga dayangnya pergi meninggalkan Alya dan teman-teman nya termasuk pak Pratama berjalan menuju Candi besar untuk mencari keberadaan Regina dan Arga. Tak lama setelah ia pergi, Alya menangis dan memeluk Deta yang mana hal ini membuat Deta kebingungan melihat Alya yang secara tiba-tiba menangis dan memeluknya begitu erat.
Deta berusaha menenangkan nya namun terus dan terus Alya mengatakan bahwa ia tak sengaja dan tak bermaksud melakukan nya, hanya saja semuanya sudah terjadi dan Alya juga mengatakan bahwa ini semua tak seharusnya terjadi. Bahwa ia juga mengatakan kepada Deta mengenai keadaan Chelsea yang berada didalam Candi besar itu bersama Mira, Regina dan Arga.
"Maksud mu, orang tadi itu adalah... orang gila?" Tanya Deta penasaran.
"Bukan! Mereka... mereka aneh! Mereka juga memiliki semacam kekuatan aneh yang aku tak tahu... tapi... tapi... kamu harus cepat memberitahu pak Pratama bahwa Chelsea tengah berada di Candi itu bersama Regina, Arga dan Mira... ia sedang histeris dan kini aku yang histeris karena perempuan tadi!" Jawab Alya sambil berusaha mengatur nafas nya.
"Baik... baik... tapi bagaimana kamu tahu mereka aneh? Apa yang membuatmu berpikir demikian?" Tanya Deta penasaran.
"Apakah kamu tak melihat pakaian nya? Apakah kamu tak melihat gaya pakaian nya sangat berbeda? Kamu yang memerankan Roro Jonggrang saja tak seperti itu kan? Tapi dia? Siapa dia jika bukan orang aneh?" Timpal Alya dengan wajah serius sambil menghapus airmatanya
"Sudah ya Alya... jangan menangis lagi, kamu sudah aman... Deta, baiknya kamu segera memberitahu pak Pratama biar Alya bersama ku dan yang lainnya.. ku lihat Pak Pratama sedang bersama para tamu undangan di kursi penonton" Ucap Pandu sambil memegang bahu Alya dan Alya hanya mengangguk menuruti ucapan Pandu.
"Baiklah, Pandu, aku titip Alya sebentar yaa. Tolong, pegang juga mahkota ku sebentar... aku akan kembali, Alya kamu ceritakan saja semuanya kepada mereka ya... aku akan kembali... sebentar" Jawab Deta seraya berdiri dan berjalan meninggalkan Alya kepada Pandu, Dhafin dan Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
👑PRAMBANAN👑
Romance👑BUKU KE 1 DARI PRAMBANAN TRILOGI👑 🎖️Spotlight Bulanan di Romansa Indonesia pada bulan Agustus 2024 kategori "Dangerous Love" atau "Cinta yang Berbahaya"🎖️ Kekacauan terjadi ditengah pertunjukkan drama di salah satu situs bersejarah di Indonesia...