👸🏻PUNGKASAN👸🏻

42 4 0
                                    

Dengan ter-tariknya, aku, Regina, Pandu, Dhafin serta Raka yang sama-sama ditarik oleh Putri Roro dan Raden Bandung secara bersamaan ke angkasa dan segera menembus batasan waktu yang memisahkan antara masa kini dan masa lalu, kini mereka seakan terbang melintas jauh menuju masa Keraton Pengging dan Prambanan masih dalam keadaan damai dan masih dalam keadaan baik-baik saja. Keduanya laksana bintang jatuh dan sama-sama melesat diangkasa menuju Keraton masing-masing.

Laksana orang sakti Mandraguna, Raden Bandung turun dengan keadaan melayang diangkasa dan melempar ku, Pandu serta Dhafin ke dalam ruangan nya dan membuat kami jatuh bergulingan dilantai marmer nan indah. Tak hanya itu, seakan ia memiliki kekuatan lain, ia membuat kami yang ada disana memahami bahasa Jawa yang seakan sudah ditranslate menjadi bahasa Indonesia.

"Beraninya kalian mencampuri urusan saya dan Kanjeng Putri Jonggrang! sekarang kalian akan merasakan bagaimana rasanya hidup dimasa saya dan melayani saya sebagai seorang budak!" Kata Raden Bandung dalam hatinya seraya menatap kami dari kejauhan.

Aku, Pandu dan Dhafin yang baru sadar akibat benturan keras yang menghantam lantai marmer pun tersadarkan dengan pemandangan yang sangat tak biasa. Aku menyesuaikan keadaan sambil meraba-raba langkah ku dengan khawatir dan takut akan menginjak atau terjatuh lagi karena pusing yang teramat berat tengah menyerang kepala ku.

Aku menatap keadaan sekitar dan hanya melihat Pandu serta Dhafin tak jauh dari tempat ku terbaring. Dengan keadaan kepala yang sakit dan pusing, aku berjalan perlahan-lahan menuju Pandu dan Dhafin yang tampak tak sadarkan diri akibat benturan saat Raden Bandung menghempas kami ke lantai marmer nya.

"Pandu... Pandu bangun... Dhafin... kalian bisa mendengarku? hallo?" Tanya ku sambil berusaha mengusap kepala mereka namun aku segera sadar bahwa mereka pingsan dan dengan cepat kepala ku semakin terasa sakit dan aku mengerang kesakitan dan hal terakhir yang aku lihat ialah sosok laki-laki gagah tengah berjalan kearah ku dan sisanya, ku biarkan kegelapan membawa-ku pergi dari hadapan laki-laki gagah itu.

 kalian bisa mendengarku? hallo?" Tanya ku sambil berusaha mengusap kepala mereka namun aku segera sadar bahwa mereka pingsan dan dengan cepat kepala ku semakin terasa sakit dan aku mengerang kesakitan dan hal terakhir yang aku lihat ialah sosok l...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain, di Keraton Boko... Regina dan Putri Roro tiba dengan selendang kuning nya yang terseret dibelakang serta keduanya melayang diangkasa. Putri Roro tidaklah seorang diri, ia datang bersama dengan para dayang yang menemani nya saat ia mengunjungi Candi Prambanan termasuk dengan Laksmini yang ada di sampingnya. Putri Roro menangkap tatapan takut dan gelisah yang ada diwajah Regina, namun ia berusaha untuk menenangkan nya.

Putri Roro membawa Regina keruangan nya dan disana ia segera melepaskan ikatan selendang nya yang mana selendang itulah yang menarik dirinya untuk kembali ke masa lalu bersama dengan dirinya. Tak sampai disitu saja, Putri Roro turut memberikan Regina minum untuk menenangkan dirinya namun Regina menolak dan menangis memohon untuk dibawa pulang.

"Kumohon, Putri... lepaskan aku... kembalikan aku ketempat ku... aku ingin bertemu Arga dan yang lainnya, dimanakah mereka? Kumohon Putri... jangan tahan aku disini" Ucap Regina seraya menangis dan kali ini ia turut bersimpuh dihadapan Putri Roro sambil memegangi kaki Putri Roro dan memohon untuk dibebaskan.

"Tidak! dengarkan saya, kamu akan tetap ada disini dan menjadi dayang ku! saya tidak akan melepaskan mu sampai kamu melihat apa yang dilakukan oleh Raden Bandung kepada saya dan juga Romo serta Keraton saya... kamu harus tahu!" Jawab Putri Roro sambil mendorong Regina menjauh dari kaki nya.

"Tidak! kumohon, kembalikan aku dengan Arga dan yang lainnya... kumohon jangan pisahkan kami... kumohon... Putri Roro kumohon... mengapa anda begitu tega?!" Tanya Regina namun ucapan ini justru membuat Putri Roro murka dan menampar Regina dengan keras hingga beberapa bunga yang menghiasi rambut Putri Roro turut berjatuhan kelantai.

"LANCANGNYA KAMU BICARA SEPERTI ITU KEPADA SAYA!! SAYA PUTRI PRABU BOKO NAN PERKASA LAGI SAKTI MANDRAGUNA! BERANI NYA KAMU MENGHINA SAYA!! LAKSMINI.. KUNCI RUANGAN INI, SAYA INGIN MENEMUI ROMO DITAMAN" Teriak Putri Roro dan dengan cepat, Laksmini segera mengunci pintu ruangan nya dan membiarkan Regina berteriak meminta tolong dan menangis didalam nya laksana seorang Putri yang dikurung oleh seorang penculik dan memohon untuk dibebaskan.

Regina yang tak memiliki pilihan lain selain menangis dan menyesali dirinya sendiri, kini berpaling menuju jendela terdekat dan menatap keindahan desa Keraton Boko .Walau begitu indah, ia tetap menangis dan terlihat laksana seorang gadis yang dikurung oleh orangtua nya untuk dinikahkan dengan seorang yang tak ia inginkan. Ia bersimpuh dan kembali menutup wajahnya dengan kedua tangan seraya menangis.

"Arga... kamu dimana? kumohon... kumohon... selamatkan aku... aku takut... Arga? kumohon Arga... aku takut... kamu dimana?" Ucap Regina didalam hati seraya menangis tak henti dan semakin keras.

Beberapa waktu berlalu dan tanpa terasa Regina yang kelelahan setelah menangis dan berduka atas keadaan nya dan merasa binggung tak tahu harus apa kini tertidur dilantai seraya memegangi selendang yang ia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa waktu berlalu dan tanpa terasa Regina yang kelelahan setelah menangis dan berduka atas keadaan nya dan merasa binggung tak tahu harus apa kini tertidur dilantai seraya memegangi selendang yang ia kenakan. Selendang yang merupakan pilihan Arga beberapa waktu lalu saat ia tengah memilih kostum untuk pertunjukkan drama.

Dalam tidurnya, Regina tak tahu harus apa kecuali memohon pada yang Kuasa untuk dapat membawanya kembali kepada kenyataan dan membuatnya bertemu dengan Arga dan juga teman-teman nya. Ia merasa hancur dan tak percaya bahwa kenyataan tentang dirinya yang sama-sama terpencar dari Candi Prambanan membuatnya bersedih dan kesepian serta kehilangan sosok yang dapat menenangkan dirinya saat ia tengah bersedih.. yakni sosok yang selalu mendengarkan keluh kesahnya.. tak lain ialah.. Arga.

👑PRAMBANAN👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang