PUPUH 1

171 15 0
                                    

ARGA

Dibelakang panggung, aku melihat Regina tengah sibuk mempersiapkan segala macam keperluan untuk penampilan malam nanti. Aku juga turut membantunya dalam mempersiapkan segala properti dan kostum yang akan dikenakan oleh teman-teman ku. Terlihat juga bahwa Regina sebenarnya tengah menutupi rasa panik dan khawatirnya untuk menampilkan drama yang sudah lama ia persiapkan. Aku hanya tersenyum kepadanya saat melihat ia sering kali tersandung dan ia memarahi dirinya sendiri. Seketika, ia terlihat cukup lucu bahkan menggemaskan hingga aku merasa ia memanglah menggemaskan.

"Regina, kamu baik-baik saja?" Tanya ku memecah keheningan antara aku dan Regina di belakang panggung.

"Ya? ya! maksud ku... ya... aku baik-baik saja" Sahut Regina sambil menatap ku dengan tatapan canggungnya.

"Kamu yakin? Regina, istirahatlah sebentar deh... kamu keliatan gak tenang banget" Ucap ku seraya menghampirinya dan memberikannya botol air.

Regina mengambilnya dan tersenyum kepada ku sambil duduk dikursi perak disebelanya. Ia meminum air itu dengan cepat, terlihat jelas bahwa ia sebenarnya sangatlah tidak tenang, namun tetap berusaha menutupinya dihadapan aku dan rekan-rekan drama lainnya.

"Terimakasih... Arga, maafkan aku" Ucap Regina sambil tersenyum dan menutup botol minumnya.

"Sama-sama, maaf untuk apa ?" Tanya ku binggung.

"Maaf, kalau aku berbohong... tak seharusnya aku berbohong kepada mu... mengatakan bahwa aku baik-baik saja... yang sebenarnya, aku sangat tidak tenang dan tidak baik-baik saja... aku benar-benar khawatir, akankah drama kita mampu mendapatkan nilai yang sempurna? apakah tim penilai dari Belanda menyukai drama kita? bagaimana-" Belum selesai Regina bicara, aku segera tersenyum dan memegang tangan nya.

"Hey... hey... Regina, tarik nafas... tenangkan dirimu... ini semua akan baik-baik saja... percayalah padaku... kita sudah berjuang begitu hebat untuk drama ini, aku yakin... Tuhan tak tidur dan Ia pasti akan memberikan hadiah yang terbaik untuk kita... tenangkan dirimu dulu ya" Ucap ku sambil mengusap tangan Regina yang cukup dingin karena rasa panik.

Regina menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia ulangi terus sampai ia jauh lebih tenang. Akupun tersenyum saat melihatnya ia sudah jauh lebih baik.

"Bagaimana perasaan mu? sudah jauh lebih baik?" Tanya ku sambil memegangi tangan nya.

"Sudah... terimakasih, Arga" Sahut Regina dan ia tersenyum kepadaku. "Baiklah, sebaiknya kita kembali mempersiapkan segala persiapan untuk drama nanti malam" Lanjut Regina sambil tersenyum dan berdiri seraya mengambil pot bunga kecil di samping ku.

Aku pun segera melanjutkan pekerjaan ku sebelumnya yaitu merapihkan naskah untuk kembali dibaca oleh teman-teman ku terakhir kali sebelum drama di mulai malam ini. Setelah membantunya menurunkan beberapa barang dari mobil, aku segera berpamitan untuk mencari Raka, Pandu, Dhafin dan Deta untuk mencocokan kostum drama mereka, terlebih Pandu dan Deta yang akan berperan sebagai Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.

Beberapa waktu setelah aku pergi meninggalkan Regina seorang diri di belakang panggung, aku segera mencari Pandu, Dhafin, Raka dan Deta. Namun, sejauh mata memandang aku tak melihat mereka dimanapun. Akhirnya, aku memutuskan untukmengelilingi komplek Candi Prambanan seraya menikmati langit siang menjelang sore di situs bersejarah ini.


REGINA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REGINA

Aku tengah merapihkan beberapa barang untuk keperluan drama, namun sayangnya aku seorang diri disini. Alya dan Mira yang bertanggung jawab untuk properti tengah pergi membi makan siang untuk ku dan juga rekan-rekan ku. Entah mengapa, setelah Arga pergi seakan ruangan begitu kosong dan sepi, walau sebenarnya aku tak seorang diri disana, karena ada beberapa petugas yang keluar masuk ruangan, namun tetap saja aku merasa kosong dan seorang diri.

"Tuhan... apakah seperti ini rasanya, saat nanti kami akan berpisah setelah drama ini? Tuhan.. sungguh aku tak siap dengan ini semua... aku belum siap melepas kepergian sahabat dan teman-teman ku... namun, aku tahu kekuatan waktu tak dapat ditentang" Kata ku sambil menatap naskah yang ada dimeja tempat Arga tadi menaruh.

Seakan banyak kenangan yang terlintas di kepala ku saat aku menyentuh naskah itu. Dimulai dari kami yang berdebat mengenai judul drama, hingga menentukan alur cerita hingga kostum dan latihan yang tentu saja memiliki banyak cerita didalamnya. Tak terasa, air mata ku menetes dengan lembut membasahi pipi ku dan jatuh membasahi kertas naskah yang tengah aku pegang.

"Tuhan... aku benar-benar akan merindukan moment ini" Ucap ku dalam hati sambil tersenyum tipis dan memeluk naskah itu sambil menatap langit-langit belakang panggung yang kini sudah berubah menjadi kekuningan.

Saat aku hendak berbalik badan untuk mengambil guci kecil berisi air untuk properti, secara tiba-tiba cermin emas yang berada disamping ku, cermin emas itu terjatuh dan pecah berhamburan hingga membuat beberapa petugas segera menghambur masuk dan mencari tahu apa yang terjadi. Bukan hanya dirinya, namun juga para petugas itu turut terkejut mendengar suara cermin yang pecah.

"Astaga!" Ucapku seraya bersimpuh untuk merapihkan pecahan cermin yang berada dibawah kaki ku.

Namun, saat aku hendak merapihkannya, jari ku tersayat oleh pecahan cermin. Tentunya aku sangat terkejut, aku pun segera menarik tangan ku dan melihat bahwa jari ku berdarah. Secara bersamaan perasaan ku tidak enak seraya menatap pantulan wajahku yang berada di pecahan kaca yang sangat banyak.

Aku merasakan sesuatu yang besar akan terjadi, sesuatu yang seharusnya tak terjadi namun entah mengapa itu akan terpancing hadir. Perasaan ku ini semakin tidak enak saat aku menatap pecahan kaca itu, namun pantulan nya tak terlihat di cermin itu. Aku yang panik segera berdiri dan menarik tisu serta membawa ponsel ku dan berjalan pergi keluar dari belakang panggung menuju air mancur terdekat untuk menenangkan diri ku seraya mengobati luka ku.

"Tuhan... perasaan apakah ini? mengapa aku secara tiba-tiba merasakan sesuatu yang tak enak seperti ini?" Ucap ku dalam hati sambil menatap langit diatasku dan menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

👑PRAMBANAN👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang