Simple Heartbreak ~ 7

68 11 0
                                    

Menatap cahaya matahari yang menyengat dan memberikan hawa panas pada pukul setengah sebelas siang memang bukanlah ide yang buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap cahaya matahari yang menyengat dan memberikan hawa panas pada pukul setengah sebelas siang memang bukanlah ide yang buruk. Tapi, berdiri di tengah lapangan basket dalam jam segini mungkin termaksud dalam ide gila dan aneh yang pernah Irena lakukan.

Dengan bola basket di tangannya, gadis itu mencoba memantulkannya. Sehingga menciptakan suara yang nyaring. Antara perpaduan lantai lapangan dan juga permukaan bola basket.

Tribun kosong, dan lapangan juga kosong. Siapa juga yang siang-siang bolong begini ingin ke sana dan berjemur. Kecuali gadis dengan kuncir kuda yang mencoba memasukkan bola basket ke dalam ring.

Irena berlari, mengambil bola basket yang memantul menjauhinya. Kemudian kembali mencoba memantulkannya di lantai lapangan beberapa kali sebelum dia mencoba lagi, menuju ke arah ring.

Cukup sulit. Apalagi mengingat dirinya yang tidak pernah memiliki basic basket ataupun olahraga lainnya.

"Mau gue ajarin?"

Irena tersentak kaget. Kegiatannya terhenti sejenak untuk menoleh. Menatap Ezra yang berjalan mendekat ke arahnya dengan kedua tangan di saku celananya.

Sebelah alis laki-laki itu terangkat, seakan menunggu jawaban yang akan Irena berikan. Kemudian gadis itu mengangguk dan memberikan bola basket yang ada di tangannya pada Ezra.

Laki-laki itu tersenyum. Kedua tangannya keluar bebas dan mengambil benda bundar dengan pola tidak halus dari tangan Irena.

"Kenapa tiba-tiba pengen main basket?" Ezra bertanya sambil melakukan dribble dengan sangat mudah kemudian melemparkan bola ke arah ring dan berhasil masuk.

Irena mengadikkan kedua bahunya. "Mau aja," sahut gadis itu kemudian mengambil bola yang memantul pelan, di bawah ring basket dan mencoba melakukan dribble seperti yang Ezra lakukan tadi. Namun hasilnya, bola basketnya malah kabur.

"Begini caranya."

Tubuh Irena seketika terdiam, bulu kuduknya mendadak berdiri saat tiba-tiba Ezra berdiri di belakangnya dengan kedua tangan yang ada di kedua sisi tubuh gadis itu.

"Lo tau dribble itu apa?" tanya Ezra dengan tangan yang mencoba mengajari dribble pada Irena. Dan gadis itu menggelengkan kepalanya. "Dribble itu penguasaan bola dengan cara memantulkan bola ke lantai lapangan, lalu diiringi dengan kaki dan tangan dengan cara yang berirama."

Kemudian Ezra menghentikan gerakannya dengan mendekap bola di depan perut Irena. Membuat gadis itu menoleh bingung.

"Semua jenis olahraga, kalau pengen tahu cara melakukannya dengan baik. Paling dasarnya aja, cari tahu kuda-kuda yang dipakai," kata Ezra dan mengarahkan kedua kaki Irena untuk sedikit terbuka dengan badan yang menekan ke bawah.

Kemudian Ezra kembali memantulkan bola dengan tangan Irena yang ada di bawah tangannya.

"Gue gak bisa milih. Antara Caca dan Nana." Ezra mengarahkan bola ke dalam ring. "Lompat," katanya dan mengangkat pinggang Irena saat gadis itu melompat, hingga bola basket masuk ke dalam ring dengan sempurna.

Simple HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang