004

2K 300 7
                                    


──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──


Auretta tengah fokus pada tumbuh nya. Sudah dua minggu dia merawat nya─bersama dengan James. Tumbuh itu tumbuh dengan bagus, bunga pertama dari tumbuhan kelompok Auretta dan James sudah terlihat, dan berwarna merah bercampur dengan warna emas.

"Cantik sekali .." gumam Auretta. manik kelabu nya bersinar, menatap pada bunga Mallosweet di depannya.

James yang duduk di sebelahnya dan tengah menatap Auretta dari samping terdiam. Sinar matahari sore menebus dari rumah kaca yang mereka tempati, menerpa wajah Auretta, sekarang paras cantiknya jauh lebih cantik dari awalannya. James lagi-lagi jatuh cinta, jatuh terus menerus di dalam pesona Auretta.

"Iya, cantik." Kata James.

Auretta mendengar nya, Ia menoleh, menatap James yang tengah menatapnya. Mereka lagi-lagi bertatapan, melakukan kontak mata yang cukup lama.

James nenyukai Auretta. Suka dengan sifat gadis itu. Pemarah, tapi dia juga baik, apalagi kepada adik nya, Albus. Rasa-rasa James ingin menghilangkan Albus dari muka bumi, agar Auretta hanya terfokus pada diri nya sendiri.

James menginginkan perhatian Auretta.

Kembali ke tatapan mereka. Auretta menatap James tepat di manik hazel nya, Ia diam, begitu pula dengan James. Laki-laki itu mengigit bibir bawahnya dan membuang muka, dia kalah.

Auretta tertawa. "Lemah." Kata nya dan kembali pada tumbuhan nya, mencatat pertumbuhan Mallosweet untuk dikumpulkan pada Neville nanti setelan seminggu.

"Kau terlalu cantik, aku tidak bisa." Balas James. Senyum lebar terukir di paras tampan nya.

"Aku tahu itu." Gumam Auretta. James menyerit heran.

"Tahu apa?"

"Kalau aku cantik."

Senyum lebar kembali terukir, tidak, lebih tepatnya senyum menyerigai. "hogsmeade next week, Malfoy?"

"Tidak." Jawab Auretta tanpa menatap James.

Bukannya sedih, James malas bersemangat. "Itu artinya, aku masih ada 156 minggu lagi untuk mengajak mu."

"Dan aku akan mengucapkan 156 kali untuk menolak mu."

"Oh, kalau begitu aku akan mengajak mu setiap hari."

"Maka aku akan bilang tidak beribu-ribu kali."

"Ayolah!" James kalah lagi, dia mendesah sebal, bahu tegap nya turun. "Kenapa kau tak mengiyakan nya saja?!"

Auretta menegakkan tubuhnya, menoleh menatap James. "Itu karna aku tak mau."

"Kenapa?"

"Karna aku tak suka pada mu, Potter."

"Aku akan membuat mu suka pada ku." Ucap James. dia pantang menyerah. "Lihat saja, kau akan jadi milikku, Malfoy." senyum smrik terukir di paras tampan James kala ia mengatakan kalimat terakhir.

Auretta mendecih. "Tidak akan."






















































"Hogwarts sudah lama tak membuat acara. Melihat kalian semua, saat seperti melihat masa-masa muda." Profesor Mcgonallga membuka pidato. Lalu di lanjutkan pidato panjang nya dan ceramah-ceramah lainnya.

Anak-anak hanya menatap malas, mengantuk dan lain sebagainya. Auretta juga sama seperti yang lain. menopang dagu dengan tangan kanannya, menatap Profesor Mcgonallga yang masih mengoceh lebar.

"Apa profesor memang suka berbicara panjang?" Gumam Scorpius. Auretta hanya terkekeh pelan, ucapan Scorpius ini sama seperti ucapannya saat Ia di tahun pertama.

"Kesempatan kali ini, untuk Hogwarts, dan kalian semua, saya akan membuat acara yule ball."

"wow!ini yang ku tunggu-tunggu."

"Keren sekali!"

bisik-bisikan mulai terdengar di aula. Semuanya terlihat senang, mulai merencanakan bagaimana mengajak gebetan nya. Auretta juga terlihat senang, tapi ketika memikirkan tentang pasangan, Ia menjadi masam, dengan siapa Ia pergi? tak akan ada yang mengajak nya.

"Potter pasti akan mengajak mu, Auretta." Carmen berucap, seperti bisa membaca pikiran Auretta. Gadis itu menatap ngeri pada Carmen.

"Ya, itu benar." Sahut Glass membenarkan. Sekarang tatapan ngeri Auretta terbagi menjadi dua, pada Glass dan Carmen.

"Aku lebih baik tidak punya pasangan kalau begitu." Ucap Auretta memutar matanya malas.

"Jangan begitu, Auretta. Nanti kau tidak dapat jodoh!" Ucap Carmen bergidik ngeri.

"Sembarangan!" Seru Auretta membuat Carmen tertawa.

Glass tersenyum maklum. "Mungkin kau bisa menerimanya, Auretta. Bisa saja Potter tidak seburuk itu, kan?*

"Tidak Glass, dia buruk, sangat. Kalian sendiri melihatnya, kan? Aku yakin ia akan mengajak anak Ravenclaw itu." Ucap Auretta.

Glass dan Carmen mengangguk paham. Nareus Kaluna, anak dari Ravenclaw satu tahun di atas mereka. Ia cantik, begitu pula dengan tubuhnya. Banyak yang menyukainya, dan James juga tampak seperti itu karna James sering menggoda kakak tingkat nya itu.

Manik kelabu Auretta menelusuri dengan malas setiap sudut aula. Setiap asrama menimbulkan suara nya masing-masing, banyak orang yang membicarakan yule ball yang akan diadakan 1 bulan lagi, mereka membicarakan soal gaun dan pasangan.

Lagi-lagi, manik kelabu nya jatuh pada meja Gryffindor, meja singa yang di isi oleh laki-laki menyebalkan.

James Potter di sana, tepat sasaran, menatap Auretta yang tak sengaja menatap nya, senyum pemuda itu makin melebar. Ia sama, tengah menangku pipi nya, menatap ciptaan Tuhan itu dengan tatapan kagum.

Rasa nya setiap tahun Auretta pasti akan melakukan hal yang sama, mengedarkan pandangan nya dan jatuh ke meja Gryffindor dan berpandangan dengan James hanya untuk sesaat.

Tapi Auretta selalu diam dengan ekspresi datar. Ia tak berdebar seperti gadis lain yang merona jika di lirik oleh anak sulung Potter itu. Dia berbeda, karna dia membenci James.

Auretta memutuskan kontak mata nya pada James, manik kelabu nya kembali mengedar, dan sekarang jatuh pada meja Hufflepuf, ternyata di sana ada juga yang tengah memperhatikan nya, laki-laki dengan rambut coklat rapi dan mata hitam nya, Ia tersenyum pada Auretta.

Auretta balas tersenyum senang senyum tipis, Ia tak tahu persis siapa laki-laki itu. Auretta kembali memutuskan kontak mata nya saat ujung baju jubah nya di tarik oleh Scorpius.

Diam-diam, dari meja Gryffindor, ada yang tengah menahan kesal.









𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 || 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang