005

1.9K 281 12
                                    


──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──


"Beri kepada ayah, Maz." Auretta menggulung kertas nya, mengikat nya menggunakan pita merah dan memberikan nya pada burung hantu putih miliknya yang bernama Maz.

Maz langsung terbang menuju Manor Malfoy, dia akan memberikan surat itu pada Draco.

"Kau sudah memikirkan gaun nya, Auretta?" tanya Glass.

Mereka satu kamar bertiga. Seharusnya satu kamar di asrama terdiri dari empat orang, tapi entah kenapa mereka malah mendapat tiga, jadi tidak apa-apa, kamar mereka jadi sedikit lebih luas.

"Belum," Jawab Auretta duduk manis diranjang nya.

Carmen sudah tertidur pulas, dia baru saja menyentuh ranjang dan langsung terlelap, seakan-akan ranjang nya sudah di sihir─ siapa yang memegang nya akan langsung tertidur.

"Sebaiknya kau tidur." Ujar Glass, dia merenggangkan badannya dan merebahkan diri di atas ranjang nya. Sama seperti Carmen, dia langsung terlelap dengan dengkuran keras.

Auretta menggeleng dan tertawa pelan, dua sahabatnya benar-benar di luar nalar. Dia mengambil selimut nya, menyelimuti dirinya dan ingin cepat-cepat menyusul sahabat nya yang sudah berada di alam mimpi.

satu jam, dua jam, lalu tiga jam, Auretta benar-benar tak bisa tertidur. Kedua mata nya terbuka lebar, memperlihatkan manik mata kelabu nya yang terlihat tak ada mengantuk nya sama sekali. Auretta pun juga merasa bingung, padahal tadi saat makan malam di aula dia merasa sangat mengantuk, tapi kenapa sekarang tidak.

Karna bosan, Auretta mulai keluar dari asramanya, tanpa alas kaki. Lantai-lantai Hogwarts yang dingin langsung menusuk telapak kaki Auretta, tapi gadis itu tak peduli, dia masih asik berjalan, sesekali bersembunyi takut terlihat orang.

Bisa malu dirinya nanti jika di tangkap prefek. Dia kan tak mau nilai asramanya di kurangi.

"Wow ..."

Manik kelabu itu sekarang di penuhi bintik-bintik cahaya. Auretta berjalan jauh dari asramanya menuju menara astronomi, menaiki banyak anak tangga dengan kaki yang tak menggunakan alas kaki.

Walaupun dingin, Auretta sama sekali tak terganggu, setidaknya semua nya terbayarkan karna melihat pemandangan sebagus ini. Ternyata dari menara astronomi, dia bisa melihat lebih banyak bintang.

"Dor!"

"AA—"

Auretta memberontak, mulut nya langsung di tutup dengan telapak tangan seseorang, membuat teriakan nya terpendam. Auretta merasa tubuhnya di selimuti okeh kain. Dan membuat nya makin kaget dan mematung yakni ; James berdiri di depannya dengan sangat dekat sambil menutup mulut Auretta.

Tubuh mereka sangat dekat sekali, Auretta dapat merasakan nya, bahkan suara detakan jantung James, nafas laki-laki itu dan semua nya.

James masih belum menoleh ke arah nya. Ia menoleh ke belakang, melihat satu Prefek Hufflepuf yang mengecek-ngecek dan kembali menuruni menara astronomi.

James menghembuskan nafas lega. Ia menundukkan kepalanya, menatap Auretta yang tepat berada di dadanya, bersentuhan, jika James tidak menggunakan invisibity cloaks milik nya, pasti orang yang melihat nya akan menganggap mereka tengah berpelukan.

Auretta langsung memberontak dan mendorong James, membuat James melepaskan Auretta dan mengeluarkan nya dari jubah.

"Apa-apaan kau ini?!" Tanya Auretta garang. Dia menatap ke depan, tapi James tak ada, menghilang, padahal tadi James ada, dan Ia berada di dalam jubah.

𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 || 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang