006

1.8K 279 3
                                    


──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──

"Sudah mekar semua, jadi .." Auretta mencatatnya semua nya, manik kelabu nya kembali menatap bunga di depannya, bunga Mallosweet yang sudah berkembang biak menjadi bunga yang indah.

tiga minggu sudah di lewatkan, dan akan ada satu minggu lagi dan semua ini selesai. Auretta tak sabar menunggu waktu itu tiba, dimana dia akan lepas dari James yang menyebalkan.

James sedari tadi hanya diam saja, tak melakukan apapun. Tiga minggu ini, kerjaan mereka hanya akan menyiram dan mencatat perkembangan bunga nya, dan itu menurut James membosankan. Lebih baik dia menganggu orang atau melakukan hal lainnya.

Tapi karna satu kelompok bersama Auretta, rasa bosan itu menghilang, walaupun mereka sama-sama tak melakukan apapun, hanya duduk dan menunggu perkembangan bunga.

"Kau tahu? Aku di ajak ke yule ball." James memulai percakapan setelah 30 menit mereka saling diam. Auretta tidak menanggapi, dia masih sibuk mencatat.

James menopang pipi. "Hufflepuf, satu tahun di bawah kita." Lanjut James. "Coba tanyakan pada ku, 'lalu kau menerimanya?' ayo Malfoy, tanyakan itu!"

Karna tak direspon. James menggoyangkan tubuh Auretta, membuat tulisan nya menjadi acak-acakan dan gadis itu marah. "stop!" Serunya, tapi James sama sekali tak memberhentikan nya.

"oke, fine!" Teriak Auretta. James memberhentikan goyangan tubuh Auretta dan kembali duduk tenang.

Auretta menatap tajam James, seperti ingin membunuh nya. Jika tatapan tajam Auretta adalah pedang, James sudah tertusuk sedari tadi.

"lalu, kau menerimanya?" Nada Auretta terdengar sangat kesal, semua kata di tekan dan tercetak urat-urat di kepalanya.

James tersenyum, merasa terhibur. "Tidak."

Auretta kembali diam, dan itu membuat James kesal. "Ayo tanyakan 'kenapa?' Malfoy!"

"KENAPA AKU HARUS BERTANYA SEPERTI ITU?!" Teriakkan Auretta. Dia meledak, wajahnya memerah.

Bukannya takut, James malas tertawa terbahak-bahak, Auretta makin dibuat kesal, ingin sekali rasanya meninju wajah James sekarang dan menghancurkan wajah tampannya itu.

tunggu, tampan?

apa Auretta baru mengatakan tampan pada wajah James?

Auretta menggelengkan kepala, tidak-tidak, dia tak bilang James tampan, tapi semua di Hogwarts juga bilang jika anak sulung Potter itu tampan, jadi jangan menggoda Auretta karna memuji James.

"Lucu," Ucap James. "Kau marah sangat lucu."

James terlalu Gryffindor untuk takut pada Auretta. Dia pemberani, tidak takut dengan apa-apa, dan kemarahan Auretta tentu tidak akan membuat ia gentar.

Auretta memutar bola mata malas. "Kau gila." gumam nya.

James benar-benar tertawa terbahak-bahak, bahkan hingga mengeluarkan air mata. Pemuda itu memberhentikan tawa nya, ia memegang perut nya, menyeka air matanya. James mengatur nafas sebelum berbicara.

"Kenapa kau harus bertanya? Agar kau tak penasaran." Balas James.

Auretta menyerit. "Aku memang tidak penasaran."

"Yasudah."

"Aneh." Gumam gadis itu kembali melanjutkan tulisnya.

Hening kembali melanda. James hanya diam, duduk di bangku nya menunggu kegiatan Auretta selesai. sebenarnya ia bisa langsung pergi, tapi sangat sayang meninggalkan bidadari di sini, jadi James memilih tinggal dan menunggu.

Jika ia pergi pun, Auretta juga akan marah karna ini adalah kerja kelompok.
























































"Mari kita lihat." Neville mengelilingi setiap kelompok, menatap bunga Mallosweet mereka semua.

Sudah satu bulan berlalu untuk pekerjaan kelompok ini. Dan Auretta sangat senang sekali. dia akan bebas dari James. Satu bulan penuh nya sangat-sangat berisisik, James terus menganggu nya, bahkan lebih sering dari tahun ke-tiga mereka kemarin.

Mereka jarang bertemu, karna perbedaan asrama dan jam pelajaran, tapi James benar-benar pandai mengakali nya, dia akan berusaha untuk bertemu Auretta saat itu juga, tak pernah terlewatkan satu hari tempat melihat Auretta.

James bersyukur kelompok ini ada, jadi sebulan penuh, ia selalu bersama Auretta walaupun berbeda kelas.

"Aku sudah memeriksa keterangan kalian fadi. Sangat bagus." Puji Neville. Lalu ia menatap James. "Kurasa kau cocok satu kelompok dengan Auretta, James." ucapnya dengan kekehan kecil.

James mengangguk semangat, brutal, bahkan terlihat kepalanya ingin lepas karena mengangguk cepat. Sementara Auretta di sebelahnya berwajah masam, menggeleng pelan pada Neville dengan wajah sedih.

Neville melihat ke arah Auretta lalu tertawa kecil. "Apa menyusahkan, Auretta?"

Sekarang gantian Auretta yang mengangguk semangat. "Sangat! Sangat menyusahkan, Profesor! Jadi, jangan berikan aku sekelompok dengan dia!" Tunjuk nya pada James.

"Hei!" Seru James tak terima. Tapi Auretta mengabaikan nya.

Lagi-lagi Neville tertawa kecil, merasa terhibur dengan anak temannya dan anak musuh nya dulu. Ia jadi ingat bagaimana hubungan Harry dan Draco.

Sama persis seperti hubungan James dan Auretta.

"Akan ku pertimbangkan." Ucap Neville lalu beralih pada meja di sebelah, meja yang di tempatkan Lorcan dan Glass.

"Seperti dugaan ku, kelompok kalian terbaik." Puji Neville.

Lorcan tersenyum cerah, Ia melirik pada James di sebelahnya dengan kedua alis yang dinaik turunkan.

"Laki-laki sombong, sama seperti temannya." Batin Auretta.

Glass juga menatap Auretta, tersenyum dan mengangkat turunkan kedua alis nya.

"Sama saja." Bagun Auretta memandang mereka datar.

Neville menjelaskan tentang bunga Mallosweet dan manfaat nya. Iaa juga berterimakasih pada anak murid slytherin dan Gryffindor yang sudah merawat bunga mereka dengan baik.

"Apa kau memang tak mau pergi yule ball bersama ku?" Tanya James.

Auretta menggeleng, "Tidak."

"Lalu, kau akan pergi bersama siapa?"

"Tidak ada."

"Pasti tidak ada yang mengajak mu selain aku."

Auretta terdiam, menatap James sebagai tatapan sinis. "Aku Malfoy. Jika kau mau tahu, aku banyak mendapatkan surat berisikan ajakan yule ball, dan aku menolak mereka."

"Kau saja yang tak punya pasangan makanya mengaja ku." Sambung Auretta.

James tersenyum smrik. "Aku Potter, ayah ku yang membunuh pangeran kegelapan, tentu saja banyak yang mengajak ku,"

"Tapi aku menolak ribuan gadis hanya untuk diri mu." Lanjut James dengan senyum smrik.

Auretta memutar bola mata nya malas. Ucapan James sangat berlebihan. Perempuan yang berada di Hogwarts mana sampai ribuan, hanya ratusan, itu bahkan tidak sampai lima ratus.

"Kau mau tahu kenapa aku tidak menyukai mu, Potter?" Tanya Auretta.

James mengangguk dengan semangat, sangat penasara.

Auretta menyeringai. "Karna kau kekanak-kanakan dan sombong. Rubah sifat mu jika kau mau memiliki hubunga dengan ku, yang pasti kau Taka akan bisa melakukan itu." Ucap Auretta remeh diakhir kalimat.

Ia lalu meninggal James yang diam menatap kepergiannya. Gadis pemilik marga Malfoy itu menghampiri Glass dan juga Carmen untuk pergi ke kelas selanjutnya.















𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 || 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang