022

1.3K 243 3
                                    


──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──

Hari ini tidak ada pembelajaran. Jadi anak murid Hogwarts bebas melakukan apapun yang mereka mau. Seperti Glass yang berlatih Quidditch karna ia adalah anggota Quidditch sejak tahun ke-empat, dan Carmen yang katanya sedang ada diskusi dengan beberapa Prefek, dan Auretta yang ditinggal sendiri memilih untuk pergi ke perpustakaan.

Gadis itu harus tetap belajar.

Agar ia tidak gagal.

"Kakak cantik!"

Suara familiar itu membuat Auretta menoleh ke sumber suara. Walaupun namanya tidak di panggil, gadis itu merasa terpanggil, karna sang pemilik suara adalah Lily Luna Potter yang tengah berjalan ke arahnya dengan senyum mengembang.

"Hai, Lily!" Sapa Auretta ramah.

Lily berada di tahun pertama, Auretta tidak ada saat penyambutan anak tahun pertama satu minggu yang lalu. Jadi ini adalah pertama kali mereka bertemu di Hogwarts.

"Panggil aku Auretta saja, oke? Biar tidak bingung." Ucap Auretta.

Lily akhirnya mengangguk patuh. "Baiklah, Auretta." Ucapnya dengan senyum manis.

Auretta tersenyum gemas. Gadis itu menoleh pada Rose Weasley yang berdiri di sebelah Lily yang tengah berekspresi malas. Dan saat tatapan mereka bertemu, Rose langsung memasang wajah judes. Auretta hanya diam saja dengan ekspresi bingung, gadis itu sampai sekarang tidak tahu apa salahnya pada Rose, saat datang ke rumah Potter tahun ke-empat, Rose selalu berekspresi judes padanya.

"Eum .. James bilang kau sangat pintar." Ucap Lily.

Auretta menoleh pada Lily dengan kedua mata menatapnya kaget. Lily mengambil nafas panjang, terlihat susah sekali mengeluarkan kata-katanya dan melirik Rose yang hanya diam sedari tadi.

"Rose, bantu aku!" Ucap Lily.

Rose mendelik pada sepupunya. "Sudah ku katakan pada mu, aku tidak mau dengannya!"

"Lalu dengan siapa lagi?! Auretta yang terbaik!"

"Roxanne bisa mengajari kita!"

Auretta menatap keduanya dengan bingung. Lily dan Rose malah berdebat di hadapannya.

"Roxanne sibuk urusan Prefek nya! Dia tidak mau diganggu!"

Rose mendengus mendengar ucapan Lily dan membuang muka. Lily menghembuskan nafas pelan dan kembali menatap Auretta.

"Kalian butuh sesuatu?" Tanya Auretta.

Lily tersenyum. "Jadi begini .. eum, sebenarnya kami tidak pandai dalam pelajaran Transfigurasi. essay ku banyak yang salah. Dan James bilang jika kau pintar, jadi ... boleh tidak mengajari kami?" Lily berbicara dengan gugup. Ia takut jika Auretta menolak.

Tapi Auretta malah tersenyum padanya dan mengangguk. "Tentu saja boleh." Ucap Auretta ramah.

Kedua mata Lily berbinar dengan senang. Ia menoleh pada Rose yang masih berekspresi malas dan judes. Rose Weasley tidak suka dengan keluarga Malfoy karna cerita dari ayahnya yang berkata dulu Draco pernah mengatai Hermione darah lumpur. Dia di sini juga karna terpaksa, nilai Transfigurasi nya benar-benar anjlok, dan itu membuat Hermione yang dulunya menjadi murid terpintar di Hogwarts marah pada Rose.

𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 || 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang