015

1.4K 243 1
                                    


──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──


"Kau lama, Scamander."

Lorcan duduk di sebrang Auretta, memandang gadis itu yang tengah membaca buku. Sesuai janji, mereka bertemu di perpustakaan setelah makan siang.

"James mencegah ku untuk datang menemui mu, aku harus bertengkar kecil dulu dengan dia baru bisa ke sini." Kesal Lorcan. Dia menyenderkan tubuh nya pada kursi duduk. "Untung saja ada Fred yang menahan James. Walaupun dia tetap ada di sini."

Auretta menatap heran pada Lorcan. Pemuda bermata biru itu menghembuskan nafas kecil sambil menunjuk ke belakangnya menggunakan jempolnya. "James."

Auretta mengikuti arah telunjuk Lorcan, menyerit, menatap laki-laki yang menghadap ke arah nya tapi wajahnya tertutup buku. "Oh." Gumam gadis itu singkat dan memangut-mangut paham.

"So, Kapan kita mulai meracik?" Tanya Lorcan.

"Meracik ramuannya tak terlalu mudah dan tak terlalu susah. Biar aku saja yang meracik nya, dan kau, carikan saja bahan-bahan nya, bagaimana?" Auretta membuat kesepakatan, menatap kembaran Lorcan yang tengah mengerutkan keningnya.

Lorcan memikirkan keuntungan, memang sangat bagus ia bisa bersekelompok dengan Auretta, gadis itu pandai di dalam ramuan, turun temurun dari sang ayah tentunya. Bukan hanya ramuan, Auretta juga pandai apapun.

"Baiklah!" Lorcan sudah memutuskan nya. "Aku akan cari bahan-bahan, dan kau membuat nya."

Auretta mengangguk-angguk, lalu menyerahkan buku yang berada di genggaman nya pada Lorcan, menimbulkan tanda tanya besar di kepala laki-laki itu.

"Itu buku panduan nya, aku sudah selesai membaca nya. Tinggal kau saja, kau bisa mendapatkan bahan-bahan nya disana." Kata Auretta.

Senyum bahagia Lorcan seketika luntur. Dia kurang suka membaca buku, tak seperti kembaran nya yang maniac buku, dia dan Lysander berbeda kesukaan. Tapi mau bagaimana lagi, sekarang dia tengah di tatapan tajam oleh Auretta, dia tak bisa menolak.

Hening melanda keduanya. Lorcan sedang serius membaca buku nya, begitu pula dengan Auretta yang ikut membaca buku yang lain. Terkadang keduanya juga berbicara ringan, soal Lorcan yang tak paham dengan isi buku dan Auretta dengan sabar menjelaskan nya.

"By the way, kau benar-benar dijodohkan dengan Ernest, Malfoy?" Tanya Lorcan. Sebenarnya pertanyaan ini sudah sedari tadi ia tahan, pemuda berambut coklat itu sungguh penasaran.

Auretta mengangguk singkat. "Iya. Dan bilang pada teman mu itu jangan lagi menganggu ku." Jawab Auretta tanpa menatap Lorcan.

Lorcan mengedikkan bahunya. "James memang sudah mau seperti itu."

Pandangan Auretta naik menatap Lorcan dengan kaget. Gadis berambut platinum blonde itu tidak menyangka jika James tidak akan menganggu nya lagi, rasanya Auretta ingin berteriak kesenangan sekarang.

"Dia malah Ingin bersaing dengan mu soal nilai."

Auretta menahan tawanya saat mendengar ucapan Lorcan. "Potter? Bersaing dengan ku? Jangan bercanda, Scamander." Ucap gadis itu sambil menutup buku bacaannya, menatap Lorcan dengan tatapan tajam diakhir kalimat.

Lorcan menyeringai dan melepas kedua tangannya di depan dada. "Asal kau tahu, Malfoy. James itu sebenarnya pintar. Jadi siap-siap saja nilai mu akan turun." Ucap Lorcan.

Auretta terdiam sesaat. Gadis itu mengedikkan bahunya dan kembali membuka buku bacaannya. Tidak mempedulikan ucapan Lorcan yang menurut nya sangat lucu.














𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 || 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang