°|Panggilan Spesial|°

488 29 5
                                    

°"Sebaik-baiknya kesabaran adalah yang memilih diam, ketika yang lain mengira engkau akan marah. Dan sebaik-baiknya kekuatan adalah yang selalu tersenyum, ketika orang lain mengira engkau akan menangis"°
-M.Z.L-
--••●••--

Kayla menghirup udara yang begitu segar saat keluar dari ndalem. Pagi ini sangat cerah, secerah moodnya saat ini. Di balik cadar hitamnya, gadis itu tengah tersenyum sumringah.

"Due tige anak katak, pagi-pagi enaknya makan martabak" Suara yang tak asing itu terdengar di telinga Kayla.

Kayla reflek membalikkan badannya, hingga saat ini netra hitamnya berhasil menangkap sosok laki-laki tengah berdiri sambil memakan martabak goreng yang memang sejak tadi tersaji di meja tamu ndalem.

Ternyata pantun itu berasal dari Raihan, yang tak lain adalah sepupu suaminya sendiri. Laki-laki itu memang selalu seperti itu. Setiap kali Kayla bertemu dengannya pasti ada saja tingkah kocaknya.

Raihan menatap cengo Kayla yang tengah berdiri di depan pintu ndalem. Kayla yang keheranan dengan tatapan dari sepupu suaminya itu pun hanya terdiam.

Beberapa detik setelahnya, Raihan melangkah maju mendekati Kayla. Laki-laki itu menatap intens Kayla dari atas hingga bawah, membuat Kayla jadi bingung sendiri.

"Kamu... Kayla?" Tanyanya sambil menunjuk ke arah Kayla

Kayla mengangguk menanggapi pertanyaaan Raihan.

"Astagafirullah" Raihan menutup mulutnya

"Eh salah MasyaAllah maksudnya" Ralat laki-laki itu

"MasyaAllah Azdar bojo mu wes berubah iki" Teriak Raihan kegirangan

Raihan berbalik badan dan segera berlari ke arah tangga menuju kamar Azdar

"Azdar! Bojo mu udah tobat!" Teriaknya lagi

Kayla yang melihat itu hanya mampu terheran-heran melihat sikap sepupu suaminya itu.

Ditengah keheranannya. Syahdan keluar dari kamarnya, laki-laki itu sudah rapi dengan seragam putihnya. Sepertinya sebentar lagi ia akan berangkat ke rumah sakit.

Kayla sempat bertemu tatap dengan Syahdan, namun langsung dialihkan oleh laki-laki itu. Kayla pun reflek kembali menunduk saat kakak iparnya itu hendak keluar dari ndalem.

Syahdan melewati Kayla begitu saja. Dari keduanya tidak ada yang berani menyapa duluan. Sampai setelah beberapa langkah Syahdan keluar dari pintu ndalem, laki-laki itu seketika berhenti dan berbalik badan.

"Saya mau minta tolong nanti kalau kamu ketemu sama Abi dan Umi, bilang aja kalau saya ke rumah sakit ada panggilan mendadak" Syahdan berkata pada Kayla, namun laki-laki itu masih saja menatap lantai enggan menatap ke arah Kayla

Kayla reflek menggangguk, namun setelahnya ia sadar kalau Syahdan tidak melihatnya maka otomatis ia harus bersuara.

"Iya Gus"

Mendengar jawaban dari Kayla, Syahdan segera berterima kasih dan mengucap salam. Lalu segera beranjak pergi meninggalkan ndalem.

"Itu lho Dar, bojo mu udah pakai cadar"

Suara Raihan kembali terdengar, membuat Kayla kembali membalikkan badannya. Dan benar saja di ruang tamu ndalem sudah ada Azdar dan Raihan.

"Iya terus kenapa?" Tanya Azdar cuek

Laki-laki itu malah beralih duduk di sofa lalu mengambil satu martabak goreng.

"Gus, aku pamit ke kelas ya. Tadi kata Gus Syahdan kalau ada Umi sama Abi tolong bilangin dia ke rumah sakit ada panggilan mendadak" Ucap Kayla

My Perfect GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang