Bepo tidak pernah merasa dirinya sedamai sekarang. Kehidupan kedamaian yang selalu diinginkan para beruang. Hal ini membuatnya sangat senang. Tidak ada hal penting yang perlu di lakukan sebagai beruang ataupun sebagai bajak laut.
Sekarang adalah waktunya untuk bersantai, menikmati waktu sendirian dengan ketenagan tanpa gangguan dari kapten atau [Name]. Mungkin begitu, seharusnya.
Tapi sekarang Bepo merasa lebih tidak tenang.
"Hmmm [Name] kau baik-baik saja?" Beruang itu bertanya dengan perlahan. Duduk menekuk disebelah [Name] yang sibuk menundukkan wajahnya dan menyembunyikannya.
Wanita itu sudah diam sejak mereka pergi dari pulau terakhir. Ini mungkin ketengan bagi para beruang, tapi bagi Bepo adalah hal aneh melihat [Name] tidak berkicau atau melakukan hal aneh.
"Apa terjadi sesuatu? Hmmmm....apa kau mau cerita?"
"Hahhhh...." Helaan nafas kasar terdengar dari mulut [Name], wanita itu mengakat wajahnya dan menatap bepo dengan datar. Sangat datar.
"Ahh! Sumimasen..." Entah sadar diri atau bagaimana, tapi bepo merasa bahwa untuk sekarang [Name] tidak boleh di ganggu. Tubuhnya bergerak menjauh perlahan dari duduknya, meninggalkan [Name] sendiri dengan pikirannya.
Beruang itu tidak mau menjadi pelampiasan kemarahan atau apapun yang ada pada diri wanita itu sekarang.
"Hahhh..." Helaan nafas kembali terdengar dari mulut [Name], wanita itu melihat bahwa sudah tidak ada Bepo di sampingnya. Kenapa beruang itu kabur?
Tapi terserah, dirinya saat ini sangat-sangat merasa marah. Tidak dia hanya kesal, tapi dia juga marah. Entahlah dia tidak tahu."Sampai kapan kau mau seperti ini?"
"maaf orang yang kau ajak bicara sedang malas, pergi sana..."
"[Name], bersikaplah dewasa..." Law memandang wanita itu dengan jengah. Tidak ada badai, ataupun hujan. Tapi [Name] malah bersikap seperti anak-anak. Dirinya bukanlah pengasuh, perlu diingat.
[Name] mendongkakkan wajahnya, menatap Law dengan sinis. Kenapa pria ini jadi seenaknya padanya. Memangnya tidak bisakah dia menghabiskan waktu sendirian.
"Kenapa malah kau yang marah?! Aku hanya ingin sendiri, sudah sana pergi hush...hush!"
Law menghela nafasnya kesal sekarang, sudah di pastikan ada yang tidak beres dengan wanitanya sekarang, Bagaimana mungkin orang yang hiperaktif ini tiba-tiba diam begitu saja tanpa alasan yang jelas.
Terlebih dia melampiaskan semua itu pada dirinya.
"[Name]...."
Law membuat tubuhnya duduk pelan di sebelah [Name]. Pria itu memejamkan matanya perlahan, mencoba untuk menenangkan diri dan memikirkan apa yang menjadi masalah dari wanita di sebelahnya.
"Ada apa?"
"Gapapa"
Jawaban mutlak keluar dari mulut wanita tersebut. [Name] sama sekali tidak menatap Law ketika menjawab, lebih memilih membenamkan wajahnya pada lekukan kaki dan kembali terdiam dengan pikirannya.
"Jika kau terus seperti ini, masalahnya tidak akan pernah selesai. Katakan kenapa?"
Law menolehkan matanya kearah [Name] dengan helaan nafas. Bukan waktunya untuk membiarkan wanita itu dalam posisi stress tanpa tahu penyebabnya.
"Sudah kubilang tidak ada!"
BRAKKK
[Name] bangkit dari duduknya dengan kesal dan mendorong law menjauh. Tubuhnya bergerak pergi masuk kedalam kapal karena merasa semakin kesal, ditambah lagi melihat law membuatnya semakin kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece x Reader | Oneshoot |
De Todohanya sebuah cerita singkat tentang [Name] dan beberapa karakter one piece. One Piece x Reader | Oneshoot | Start : 4 Maret 2022 End : - story by : awrince Cerita ini dapat membuat anda terbang,terjatuh dan terhempas. salam dari istri doffy