Terimalah kasih, bahwa bukanlah aku kebutuhanmu.
Detakan jantungmu jua memperingati padamnya cintamu.
Biarlah kasih, aku tak lagi memaksa keberadaanmu.
Bahwa selalu menetap disampingku.
Sebaik itukah engkau berkata.
Bahkan saat ombak besar didepan mata.
Kita tak tertepikan karena hanya ingin hancur bersama.
Begitu tenang tersenyum padahal saling terluka.
Sudahlah, semu sudah caraku membabi buta.
Relung tanganmu nyaris tak tersentuh nyata.
Sebab ku yakin sudah tak lagi ada rasa.
Entah dirimu yang menghilang secara tiba - tiba.
Atau karena kita sudah melemah.
Sudah menghilang menjauh ditiap langkah.
Cinta jua sudah tak lagi tertanam indah.
Sudah dipenuhi tanda dengan nada terpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahatan sepi
PoetryPahatan sepi yang mengundang diri ku berada dalam kehampaan yang pedih. Membiarkan ku memejamkan air mata sedih karena luka dihati. Menyulutku untuk setiap saat merasakan jumpa dengan luka yang membara. Mengisi hati dengan hari penuh marah sebab ke...