-

2 0 0
                                    

Terimalah kasih, bahwa bukanlah aku kebutuhanmu.

Detakan jantungmu jua memperingati padamnya cintamu.

Biarlah kasih, aku tak lagi memaksa keberadaanmu.

Bahwa selalu menetap disampingku.


Sebaik itukah engkau berkata.

Bahkan saat ombak besar didepan mata.

Kita tak tertepikan karena hanya ingin hancur bersama.

Begitu tenang tersenyum padahal saling terluka.


Sudahlah, semu sudah caraku membabi buta.

Relung tanganmu nyaris tak tersentuh nyata.

Sebab ku yakin sudah tak lagi ada rasa.

Entah dirimu yang menghilang secara tiba - tiba.


Atau karena kita sudah melemah.

Sudah menghilang menjauh ditiap langkah.

Cinta jua sudah tak lagi tertanam indah.

Sudah dipenuhi tanda dengan nada terpisah.

Pahatan sepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang