Kicauan burung dipagi hari membuatku terbangun dari tempat tidurku, aku menoleh kesampingku tempat biasa kau tertidur namun kau hilang. Aku berjalan diiringi kerinduan, didampingi pula dengan keputusasaan. Aku merasakan sebuah getaran kenyamanan namun kau pergi tanpa alasan.
Siangnya ditengah taman aku memulai berjalan mundur untuk melihat masalalu, mengejar semua harapan yang kini pupus. Berjalan bahkan seperti tak punya kaki, seperti kakiku masih berusaha mengejarmu. Udarapun seperti menghilang atau tak mengizinkan aku bernafas tanpamu.
Sorenya di kesenjaan aku sepertinya memeluk bayanganmu, menangkap bayanganmu yang membekas didalam hatiku. Cengkraman tangamu masih terasa pula ditanganku, seperti perlahan membunuh diriku, semua jejak mu dihatiku masih deperti nyata.
Malamnya aku merasakan seperti seorang yang kehilangan, seperti sebagian diriku perlahan juga menghilang. Angin menyamar seperti suaramu membuatku terusik akan sakitnya mengingatmu. Bingkai foto kita berdua bahkan seperti mentertawakan kenyataan pahit kehidupanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahatan sepi
PoetryPahatan sepi yang mengundang diri ku berada dalam kehampaan yang pedih. Membiarkan ku memejamkan air mata sedih karena luka dihati. Menyulutku untuk setiap saat merasakan jumpa dengan luka yang membara. Mengisi hati dengan hari penuh marah sebab ke...