Aku terdiam melihat bingkai foto kita berdua.
Terpaku merasa kan sakitnya menerima kepergian mu.
Mengingat begitu banyak perjuangan kita.
Hingga pada akhirnya kamu menutup mata mu.
Menghentikan senyuman yang menyinari ku.
Membuat ku menjerit merasakan kepulangan mu.
Kepulangan mu pada pencipta mu.
Yang membuat diri ku seperti kehilangan separuh diri ku.
Kenangan yang kau tinggal.
Merayap menjadi virus rindu ku.
Walau doa sudah ku panjatkan.
Tapi hati tetap selalu merindukan.
Walau aku terlihat tegar.
Tapi malam air mata ku tetap mengalir.
Rasa kehilangan ku.
Menyeruak dalam pikiran ku.
Mengingat ku pada kejadian bersama mu.
Saat kamu berbisik mencintaiku.
Atau saat kamu tersenyum kepada ku.
Harum mu masih tertinggal di baju ku.
Karena pelukan erat terakhir dari mu.
Aku selalu berharap ini hanya mimpi duka ku.
Tapi semua tetap sama saat aku terbangun.
Kamu tak lagi disisi ku bersama ku.
Walau dari matahari terbit hingga terbenam.
Aku selalu saja menunggu mu.
Menunggu semua pelukan mu.
Menunggu genggaman mu.
Atau setidaknya menunggu kalimat terkahir mu.
_=d
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahatan sepi
PoetryPahatan sepi yang mengundang diri ku berada dalam kehampaan yang pedih. Membiarkan ku memejamkan air mata sedih karena luka dihati. Menyulutku untuk setiap saat merasakan jumpa dengan luka yang membara. Mengisi hati dengan hari penuh marah sebab ke...