33 (story 2)

77 2 0
                                    

Izinkan aku melihat dirimu lagi, walau aku tak pantas namun aku memohon untuk ini. Aku benar benar tersenyum melihat dirinya, walau dirinya sudah tersenyum untuk orang lain.

Oh ini menyakitkan namun menyenangkan, aku senang sebab aku melihat lesung pipi itu lagi. Namun hati ini mungkin sedikit terusik ketika melihat dirimu dengannya.

Tersadar itu menyakitkan, aku tersadar bukan lagi seseorang yang pantas tersenyum lagi untuknya, aku tersadar aku bukan lagi seseorang yang menjadi bagian terpenting dalam hidupnya.

Senyumanmu terhapus ketika kita berpisah, senyum mu yang dulu selalu terukir sekarang hanya jadi sebuah kenangan.

Aku tak sanggup melihat mu lagi ,kau menangis karena ku,kau meneteskan airmata untukku.

Sebuah kata terkahir itu membuatmu depresi, seperti seorang yang lupa arah,seperti seorang yang tenggelam ditengah laut.

Aku tersadar bahwa aku seorang pecundang, membuat kamu menangisi masalalu kita. Aku hanya seperti pisau untuk hatimu ,menyayat lalu pergi meninggalkan lukanya.

Apa yang harus kulakukan ? Kamu selalu memanggil ku ,berusaha untuk melihat senyumku. Aku tak mengerti ketika kau selalu mengejar ku tanpa berhenti. Apa kau tak mengerti bahwa aku ingin semua berakhir ? Aku ingin kau bahagia bersama seseorang walau bukan untukku.

Aku lelah mendengar sapaanmu, itu membuat hatiku merasa bersalah, salah tentang semua yang pernah kuukir untuk mu.

Haruskah aku selalu melihat air mata mu itu , suatu saat nanti mungkin aku yang akan terjatuh ,aku yang akan menyesali kau pergi .

Namun ini untuk kamu, aku selalu memalsukan senyumku ,menahan tangan ini untuk menghapus airmata mu , aku selalu tersenyum ketika dihadapan mu walau airmata ku inginkan aku menjatuhinya.

Pahatan sepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang