(Rama)
Ku susuri lorong bagian kanan ku tepis rasa takut yang melanda batinku apalagi mataku seperti Mayang yang bisa melihat hal hal ganjil. Laras terus berjalan mendekatiku dan mengengam tanganku dengan erat, mulutnya membaca ayat kursi tanpa terputus putus dari tadi. Wajahnya yang cemas gelisah karena kami belum menemukan jalan keluar malahan dari tadi hanya ada kios kios yang tertutup rapat dan sepi tidak ada aktivitas.
"Ram, kok sepi banget ya tidak seperti bagian yang sana ramai orang."
"Memang mereka manusia Ras?"
Sontak Laras langsung menoleh ke wajahku dengan bertanya tanya.
"Apa liat liat suka sama gwe, sorry Ras elo bukan tipe gwe banget." Ucapku dengan memasang muka sok ganteng.
"Dih najis elo Ram. Tipeku juga tidak kayak elo yang nyebelin, resek dan muka pas pasan. aku lebih suka cowok yang pinter dan pastinya ganteng, tidak kaya elo." Maki Laras.
Aku hanya tersenyum saar Laras memaki diriku, namun bukan bearti aku suka direndahkan hanya saja melihat Laras yang dari tadi murung membuatku khawatir padanya.
"Tapi gwe lebih baik dari Bisma kan? Semua orang kampus tau itu."
"Ya untuk kali ini kamu lebih baik dari si play boy itu." Ucap Laras dengan sedikit kesal.
Langkah ku terhenti, kutatap lorong di depan yang semakin sepi dan gelap. Jantunguku berdebar debar dengan kencang di tambah angin malam yang menusuk sum sum tulangku membuatku ingin kembali ke tempat tadi, tapi tulisan 100 meter lagi pintu keluar membuatku semakin penasaran.
"Ram, kita kembali ke tempat tadi yuk, di sini semakin gelap apalagi ini sudah hampir jam 12 malam aku takut Sinden itu datang. Ayo Ram!" Ujar Laras dengan menariku ke belakang.
"Tanggung Ras tuh liat tulisan pintu keluar 100 meter lagi. Oke aku janji sama kamu setelah kita melihat ke depan tapi tidak menemukan pintu keluar kita akan kembali cepat cepat ke tempat Arya."
Ku tarik tangan Laras yang sudah basah kuyup. Aku terus membaca doa saat melewati kios kios yang berjejeran, suasana yang begitu hening membuat seluruh tubuh ini bergemetar.
"Semoga saja mereka tidak ada yang nongol keluar." Batinku dengan kepala menegok ke kanan kiri.
Samar samar aku mendengar seorang anak kecil berlari dan ketawa kecil, aku sempat hentikan langkahku tapi aku takut Laras curiga dan histeris.
Suara anak kecil berlari itu semakin terdengar jelas seperti sedang berlari lari dibelakangku. Aku menoleh ke belakang benar saja aku melihat seorang anak kecil permpuan sedang berlari lari di belakang ku, aku langsung menatap ke depan dan berjalan lebih cepat.
"Rama. Kok kaya ada suara anak kecil di belakang ya. Kamu dengar engak?" Ucap Laras terbata bata.
"Ras, jangan becanda deh liat kondisi dong, kita kan sedang di pasar seram." Bisiku dengan terus menggandeng Laras.
"Aku engak becanda deh sumpah serius. Masa sih kamu tidak denger." Kata Laras dengan tegang.
"Sudahlah jangan membual, kamu terus baca doa agar kita menemukan jalan keluar." Ucapku dengan setenang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror sinden (Liburan Telaga Tengah Alas)
HorrorSebelum membaca follow akunku, beri vote dan komentar setiap babnya. kisah tentang lima mahasiswa ketika liburan ke sebuah desa terpencil. desa yang masih kental dengan hal hal mistis dan tata krama yang benar benar harus dijaga. tetapi seorang maha...