satu pekan

127 14 1
                                    


"Sumpah mas, aku tidak membawa apa apa dari pasar itu." Ucap Bisma dengan lantang.

Aku tidak bisa lagi menuduh tanpa bukti toh Bisma seperti tidak bohong, terus kenapa Laksmi  begitu marah besar pada kami.


Sudah sepekan kami pulang dari liburan yang horor itu. Aku tidak pernah di teror sama sekali dengan sosok Sinden Laksmi. Hari hari berjalan dengan lancar seperti biasaanya hingga aku terlupa untuk mencari tahu tentang Grup Sinden Selendang merah.


Hari ini aku ke kampus karena ada beberapa jadwal mata kuliah yang harus aku ikuti, aku tidak mau menjadi mahasiswa abadi. Saat aku ke keluar dari kelas kulihat Rama yang berjalan dengan tatapan kosong, wajah yang cemas dan kelopak mata yang sayu.


"Ram...."

Rama menoleh ke arahku, dan berteriak histeris ketakutan.

"Aaaaaaa......." 

"Rama kamu kenapa?" Ucapku dengan berlari mendekatinya.

"Sinden itu ada padamu." Ucap Rama dengan tegang.


Semua orang di kampus menatap Rama dengan aneh. aku langsung membawa Rama  ke paling kantin yang paling ujung sendiri,  tempat ini tidak terlalu ramai aku bisa leluasa menanyainya ada apa dengan dia.

"Kamu tadi kenapa Ram? Sebenarnya apa yang terjadi." 

Raut wajah Rama masih tegang. Mulutnya terus mengucap kan dzikir tiada henti.

"Semenjak kita pulang dari pasar itu, Sinden itu selalu meneror ku saat aku mau tidur. Dia berkata untuk kembalikan apa yang kita ambil darinya, tapi aku tidak ambil apa apa dari pasar itu ya, bukan hanya itu Arya, Sinden itu bilang bahwa kamu Arya pratomo harus mati di telaga itu. Kenapa dia mengenalimu lalu kamu punya masalah apa dengannya?"

"Aku tidak mengenali siapa dia aku juga tidak punya masalah apa apa denganya. Memang dari awal ada yang janggal dengan kepulangan kita ini, aku merasakan dia mengikuti kita pulang. Ah sial kenapa sinden itu mengincar kita semua. Elo tadi juga berteriak engak jelas emang elo liat sinden itu?"

"Liat ya dia ada di sampingmu tadi, itulah kenapa aku berteriak kaget. Kita harus cari tahu apa masalahnya sebelum ada yang terbunuh dari kita berlima." Ucap Rama dengan serius.

Jantungku berdetak dengan kencang setelah Rama berkata itu. Aku langsung melirik ke kanan kiri mencari sosok sinden Laksmi namun aku tidak melihatnya.

"Arya sekarang Apa rencanamu? aku tidak mungkin hidup serba ketakutan"  ucap Rama.


"Rencanaku ingin tahu tentang grup Sinden selendang merah. Jika grup sinden  itu terkuak, maka sosok  Laksmi  juga kita akan ketahui. Mungkin beberapa temanku tahu tentang grup sinden itu, aku akan menanyai mereka satu persatu." 


"Arya aku bantu ikut." 


"Tidak perlu Rama aku bisa sendiri. Kamu coba dekati Mayang dan Bisma mungkin saja mereka telah membawa sesuatu dari pasar itu. Aku sangat mencurigai mereka berdua terutama Bisma." 

Rama hanya mengagukan kepala. Laksmi sebenarnya apa yang engkau incar dari kami? Apa pun yang terjadi Aku tidak akan membiarkanmu membunuh teman teman kampusku.

Tiba tiba Laras datang dengan senyuman manisnya. Adiku itu benar benar cantik sekali namun sayang sekali belum ada satupun lelaki mau jadi pacarnya sampai detik ini.

"Ram. Kata anak anak kampus  elo kesurupan dan teriak teriak kaya orang gila tadi, tapi kenapa masih sehat sehat saja." Ucap Laras dengan ketus.

Teror sinden (Liburan Telaga Tengah Alas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang