TEROR SINDEN PASAR ANGKER PART 23.
Selamat membaca.
****
Mereka berlima menuju telaga yang akan di gelar penikahan Arya dan Lastri. Walau mereka tahu betapa angkernya telaga itu namun mereka tetap kekeh untuk menyelamatkan Mas Arya.
"Pokok nya nanti kalian jangan jauh jauh dariku. Selagi kalian pake tuh gelang dari dukun itu mereka tidak akan tahu kalau kalian ada di telaga kecuali Laksmi." Ucapku dengan memberikan arahan yang jelas.
"Tapi kan elo semalam bilang?" Tanya Rama dengan kebingungan.
"Sorry salah tafsir semalam, tenang aman kok kalau pakai itu." Ucapku dengan terus memandangi jalan setapak yang rindang.
Kabut tebal mulai turun, tubuhku terus merinding saja padahal masih pagi. Mayang pun gelagatnya aneh sekali wajahnya terkadang kaget seperti dilihatkan penunggu sini.
Kulihat gelang ini lebih seksama, Kalau gelang ini bukan pengaruh Arya memakai kan Selendang ke Laksmi, terus apa tujuanamu yang sebenarnya, apa aku pulang saja ya apalagi bersama teman teman Arya yang tidak tahu apapun tentang Laksmi. Pasti akan lebih rumit.
"Arya elo bikin gwe masuk permainan arwah Sinden mengerikan itu, awas saja kalo aku ketemu." Gumamku dengan lirih.
Singkat cerita kami sudah melewati Perkebunan warga dan Hutan Bambu. Menurut Bisma telaga sudah hampir dekat namun aku belum yakin karena diriku merasakan kalau dari tadi cuman berputar putar di pinggiran hutan.
"Kita istirahat sebentar, capek tau! Mana makanan di perut belum tercena sempurna. Apa Ram lihat lihat?" Ucap Laras yang tiba tiba berhenti.
"Kata siapa liatin kamu, dari tadi aku liatin pohon, jangan ge'er deh Ras." Balas Rama.
Kututup telinga ku mendengar mereka berdebat. Mata ku tidak sengaja melihat seorang nenek yang membawa kayu bakar yang di sanggul dipunggungnya, jalan yang membukuk dengan rambut yang sudah memutih. Aku mengajak Bisma untuk menanyai nya tentang arab ke telaga yang di kuasai arwah sinden Laksmi.
"Bis, tuh ada nenek nenek kita tanya yuk mungkin dia tahu."
"Boleh tuh dari pada kita pusing muter muter engak jelas." Ujar Bisma yang setuju tapi di potong dengan Mayang.
"Tunggu Mas, jangan tanyai deh aku takut kalo dia itu." Ucap Mayang dengan lirih.
"Kalem bawa santai aja May, ada aku kok kita kan engak macam macam disini mereka juga tidak akan menyakiti kita. Rama Laras jangan kemana kemana."
Ku ajak Bisma untuk menanyai nya seorang nenek yang sedang berjalan berlawanan arah kepada kami. Ku menarik napas saat semakin dekat dengan nenek tersebut, tenang Aldo keluargamu itu bukan orang sembarangan. menutup mata batin nya Rama saja kamu bisa apalagi cuman menanyai nenek tua.
"Permisi nek, mohon maaf menganggu waktunya mau tanya jalan ke arah telaga di mana ya?"
"Lurus saja den, nanti belok kiri itu telaganya ada di situ." Ucap Nenek dengan muka meunduk kebawah. aroma khas kembang melati tercium dari rambut nenek tua ini.
"Ouh baik Nek, Terima kasih." Sahut Bisma.
"Bau mu sangat wangi sekali nak, berhati hatilah di tempat misterius ini." Balas nenek tersebut lalu pergi begitu saja.
Keturunan penganut ilmu hitam memang sangat wangi, aku sudah tau itu yang terpenting aku harus waspada dan pergi setelah Arya behasil ku temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror sinden (Liburan Telaga Tengah Alas)
TerrorSebelum membaca follow akunku, beri vote dan komentar setiap babnya. kisah tentang lima mahasiswa ketika liburan ke sebuah desa terpencil. desa yang masih kental dengan hal hal mistis dan tata krama yang benar benar harus dijaga. tetapi seorang maha...