4. Biadab

513 42 2
                                    

~~~~~

Selamat membaca
Monggo enjoy

~~~~~

New West – Those Eyes

~~~~~

“Jangan pernah berjanji kalau masih belum menepati.”

~~~~~

Keringat dingin bercucuran dari kening seseorang, mengalir deras diikuti dengan deru napas yang tidak beraturan. Berbagai hal sudah dia lakukan untuk menyadarkan keadaanya sendiri hingga membenturka kepala ke pinggiran pintu agar segera sadar, naas semua usaha yang dia lakukan hanya sia-sia. Nafsu tinggi yang mengelilingi tubuhnya melawan dengan keras usaha darinya, tidak ingin mengalah dan sulit dimengerti bahwa semua ini hanya dunia.

Tidak kuat dengan nafsu yang mengelilinginya, pria itu berjalan mendekati sesosok perempuan yang tengah pingsan di atas ranjang mewah itu. Menaiki tubuh yang tidak jauh lebih besar darinya dan menatap wajah ayu di bawahnya dengan penuh penyesalan. Tanpa ia sadari setetas air mata telah jatuh di pipi perempuan itu, dirinya menangis? Seorang Adipramana menangis?

Adi menundukkan wajah ke sela leher perempuan yang tidak dia ketahui namanya itu, memeluk erat tubuhnya sebelum akhirnya melepaskan khimar yang dipakainya.

“Aku tidak mengenalmu, tapi aku yakin kamu perempuan sholehah yang dapat mendidik anak-anakku nanti.”

Pria itu bergerak melancarkan aksinya dan bergerak sesuai ritme yang dia inginkan. Ia memandangi wajah ayu di bawahnya dengan kagum, perempuan sholehah yang sudah dia nodai hanya karena sebuah tantangan busuk. Adi berjanji tidak akan menganggap remeh semua ini, selalu ada sebab dari sebuah akibat, dan ini semua karena teman-teman busuknya itu.

“Maafkan aku.”

“Maafkan aku nona.”

“Maafkan aku hikss….”

Butiran air mata kembali menetes membasahi wajah tampannya, pria itu dilema berat. Obat sialan yang telah dia minum membuatnya tidak bisa mengontrol diri, ia menginginkannya lagi dan lagi. Setelah mengeluarkan kenikmatannya yang pertama, pria itu bangkit menuju celana yang dia tanggalkan di lantai. Mengambil obat tidur di dalam sana, ia yang merupakan penderita insomnia akut membuatnya membawa benda itu kemanapun. “Maafkan aku, aku minta maaf.”

Adi membuka mulut perempuan itu dengan paksa, memaksa masuk dua butir obat tidur itu agar ditelan oleh sang empu. Setelah dirasa sudah tertelan, Adi kembali melanjutkan aksi bejatnya. Ia berjanji tidak akan meninggalkan perempuan ini bahkan jika seorang model pujaannya datang untuk melamarnya. Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab, dia bukan tipe orang yang suka berdusta, sekali berjanji maka dia akan menepatinya sampai kapanpun.

“Kau milikku nona, maafkan caraku mengikatmu dengan kasar.”

***

Seseorang telah terbangun dari tidur panjangnya yang begitu nyenyak, entah nyenyak atau apa karena dirinya merasa pusing saat membuka mata indahnya. Mengumpulkan nyawa dengan perlahan dan mencoba mengingat hal yang bisa dia ingat. Kemarin dirinya mendapat pesanan yang sangat banyak dari luar negeri, dia beserta karyawannya mengadakan makan malam di restoran mewah.

“Widya kemarin kamu kemana sih,” eluhnya sendiri mencoba mengingat hari kemarin.

Widya membuka matanya lebar-lebar, ada seorang pria sakit yang membutuhkan bantuannya. Keterkejutan perempuan itu tertahan saat melihat langit-langit kamar yang bukan kamarnya, di mana dia sekarang?

AsmaralayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang