3

158 10 0
                                    

Satu Minggu sudah hari ini adalah hari terakhir Nisa mengerjakan hukuman nya, dan Alhamdulillah belum satu Minggu ia sudah menyelesaikan hafalan surat al-waqia nya kepada Gus Arif...

Dan ternyata secara tidak sengaja ia menaruh rasa terhadap Gus nya namun ia berusaha untuk tetap diam..

Flashback..

Prangggg

Piring yang sedang di pegang oleh FIFA adik dari Gus Arif jatuh dan pecah , Nisa yang merasa khawatir takut FIFA kenapa-kenapa pun berjalan menuju halaman belakang, namun naas pecahan piring itu menusuk kaki Nisa..

"Hiks kak nis, maafin FIFA " sesal FIFA sambil menangis..

"Gapapa fif mbak gak apa-apa kok, cuma luka Kecil"  ujar Nisa menenangkan anak perempuan kecil berusia 4thn

"Hiks i-itu ka-kaki mbak nis kelual da-dalah hiks UMMIIIIIIII" teriak FIFA dengan suara tangis nya.. sontak semua keluarga ndalem menghampiri   nya..

"Ada apa fif kamu kenapa" tanya sang ummi..

"Ummi kaki kak nis kelual dalah gala² FIFA " adu nya

"Ya Allah nis kamu gapapa nak" tanya ummi kepada Nisa

"Gapapa ummi cuma luka dikit" ujar Nisa tak enak

Namun tiba2 Nisa kehilangan kesadaran nya karna kehabisan darah yang sebenarnya mengalir keluar karna luka sobekan serpihan piring yang menggores telapak kakinya..

Gus Arif yang khawatir pun bingung ia harus bagaimana..

"Nak bawa nak Nisa ke kamar tamu ummi mau telfon dokter " suruh ummi

Gus Arif pun segera membawa Nisa ke kamar tamu, bisa di tebak jika Gus Arif pun sebenarnya juga memiliki perasaan kepada Nisa..

Setelah dokter sampai dokter pun men jahit luka Nisa... lalu pulang, hari berganti malam, Gus Arif dan FIFA memutuskan untuk menjaga Nisa, sampai ia sadar..

Nisa yang melihat keberadaan Gus Arif yang sedang tertidur pulas di sofa pun menjadi salting..aneh memang tapi itulah Nisa baper dengan perhatian kecil..

________________________________________

Di kamar

"Ekhem kek nya ada yang lagi jatuh cinta nih guys" ujar Fina

"Duh sama siapa sih, Gus Arif ya cieee" goda Zahra

"Cieeeee"

"Ish apaan sih kalian, gajelas banget.." kesal Nisa

"Utututu" goda Fira

"Udah yok berangkat udah jam setengah dua takut telat" ajak Nisa

"Takut telat atau gasabar liat muka Gus Arif?" Tanya  Fina

"Gajelas kalian" kesal Nisa lalu duluan keluar

"Gw rasa Nisa suka deh sama Gus Arif " tebak Fira

"Gw juga ngira nya gitu" ujar Fina

"Gw harap mereka jodoh" ujar Zahra

"*Aamiin*" ucap mereka berempat bersamaan

Di kelas..

Ya Nisa tetap bersikap seperti biasanya.. tak ada yang berubah dari sikapnya, hanya saja hatinya yang berbeda...

"Assalamualaikum" salam Gus Arif

***Waalaikumsalam***

"Baiklah sekarang saya ingin melanjutkan materi kemarin yang tertunda"

"Na'am Gus"

"Gus gak cape apa nulis trs, kita aja,cape loh Gus, mending kita curhat ygak teman²" tanya salah satu santriwati yang langsung di setujui oleh teman nya

"Baiklah jika itu mau kalian silahkan mau curhat apa" ujar Gus Arif yang memang saat ini lagi tidak mood untuk mengajar

"Gus jika seandainya kita menyukai seseorang, tapi orang itu sudah mempunyai tunangan atau calon apa yang harus kita lakukan?" Tanya Nina

"Ya jalan satu-satunya ikhlas, berusaha untuk menerima takdir, berarti dia bukan takdir kita yakan? Kita gada yg tau apa yang akan terjadi kedepannya, kamu boleh menyukai seseorang, pandang dia sebagai manusia biasa, dan jangan kalian berharap untuk memiliki nya, jika kalian tidak mampu untuk memilikinya, karna jika kita berharap nih ya, trs ternyata yang terjadi gak seperti apa yang kita harapkan, kita nnti pasti akan kecewa kan? Jika memang dia sudah mempunyai calon, sebaiknya ikhlaskan saja, dan mulai lah untuk melupakan secara perlahan"

"Duh Syukron Gus, insyaallah ana akan ikhlas" ujar Nina

"Emang siapa yang kamu suka nin?" Tanya Gus arif

"Itu loh Gus, ustadz trefin yang ngajar tariqhul anbiya' setiap Rabu" cletuk salah satu santriwati, yang membuat Nina mendadak gugup

"A-afwan Gus ana gak sengaja suka sama ustadz trefin" lirih Nina

"Yaudah gapapa, lagipula gada yg ngelarang kok, kmu suka sama siapa pun, asal kamu gak nekat ngelakuin hal-hal yang bahaya untuk milikin ustadz trefin, sabar ya" ujar Gus Arif

Mencintaimu Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang