sepuluh **10

126 5 0
                                    


Satu Minggu sudah Nisa di rawat di rumah sakit, akhirnya ia di perbolehkan pulang Sorenya..

Saat nyampai ndalem.. banyak sekali santri santri yang menyambut kedatangan mereka...

dan tak banyak juga dari mereka mengucapkan selamat atas kehamilan Ning mereka ini

Sesampai nya di Ndalem..

"Assalamualaikum" salam keduanya

"Waalaikumsalam, eh udah pulang toh le, gimana keadaan nya nduk" tanya ummi Rani

"Alhamdulillah baik ummi"ujar Nisa dengan senyuman nya..

"Yaudah gih masuk, istirahat" suruh ummi Rani

"Na'am um, "lalu mereka pergi ke kamar mereka

"Kamu jangan lupa istirahat ya Humairah, mas ada mata pelajaran bentar, nanti mas balik lagi" ujar Gus Arif yang sebenarnya tidak tega untuk meninggalkan sang istri

"Iya mas, kmu hati hati ya" ujar Nisa

Gus arif berjongkok di samping Nisa yang sedang berbaring di tempat tidur..

Cup

Gus Arif mencium perut rata Nisa, yang membuat Nisa tersipu malu..

"Assalamualaikum anak nya Abi, Abi titip umma ya sayang, jangan nakal-nakal, kasian umma nya" ujar Gus Arif lalu mencium kembali perut rata Nisa..

" waalaikumsalam Iya Abi, Abi tenang aja, aku gaakan nakal ke umma Abi semangat ya kerja nya" ujar Nisa menirukan suara anak kecil...

Gus Arif pun tersenyum dan mencium singkat bibir sang istri..

Cup

"Mas pergi dulu ya sayang, kalau ada apa-apa kabarin mas langsung.. assalamualaikum" ujar Gus Arif..

"Waalaikumsalam" Jawab Nisa lalu tidur..

Jam menunjukkan pukul 16:30

Tapi suaminya tak kunjung pulang? Ia pun berinisiatif untuk menyusul sang suami...

Saat ia sedang berjalan menuju kantor asrama dengan membawa air botol yang sengaja ia bawa, karena takut nya nanti ia akan haus.. tiba tiba jatuh begitu saja saat melihat sesuatu yang membuat dadanya seperti di tusuk ribuan pisau..

Tak

Bunyi botol tersebut membuat mata keduanya menoleh ke arah bunyian tersebut...

Nisa bergegas untuk pergi dan menghapus air mata nya.. sungguh di saat ia berusaha untuk membuka hati untuk suaminya, kenapa hal ini harus terjadi, demi Allah ini sangat menyakitkan untuk nya yang belum pernah mencintai seseorang, kecuali ayah dan Abang nya..

Gus Arif yang melihat keberadaan Nisa pun menegang, apakah istri kecil nya itu mendengar semuanya, atau sedang salah paham?.. batinnya..

Ia pun langsung mengejar sang istri.. ia tak mau istrinya salah paham..

Flashback..

"Assalamualaikum Gus"salam Ning zifra

"Waalaikumsalam ada apa" ujar Gus Arif datar sembari menundukkan pandangan nya..

"Gus apakah tidak ada lagi kesempatan untuk saya, memiliki sampean Gus?" Tanya Ning zifra

"Maksud sampean apa Ning" shock Gus Arif

"Jujur Gus sebenarnya ana itu sudah sangat menaruh hati ana Kepada Gus, Gus saya rela jadi madu untuk Ning Nisa.." ujar Ning zifra lirih

"Maaf Ning, demi Allah saya tidak ada niatan untuk mempoligami istri saya.. dan maaf saya tidak bisa membalas perasaan anda" ujar Gus Arif tegas dan berjalan untuk pergi..

Namun pergerakan nya terhalang oleh pelukan Ning zifra.. ya Ning zifra nekat melakukan hal itu..

"Lepas Ning, tidak seharusnya sampean seperti ini" ujar Gus Arif emosi

"Tapi saya mencintai sampean Gus" ujar Ning zifra matanya sudah berkaca-kaca..

Tak..

Gus arif dan Ning zifra mematung melihat sosok wanita yang sedang menatap mereka dengan mata berkaca kaca itu..

...............

"Lepas Ning gak seharusnya anda seperti itu, nanti temui saya di ruang keluarga.. saya akan memberi tau semuanya kepada Abi assalamualaikum" ujar Gus Arif dan pergi meninggalkan Ning zifra yang menetap nya dengan tatapan sendu..

Disisi lain..

Nisa sedang berada di bawah pohon di tepi danau, jauh dari tempat ia mondok... Tapi masih satu kecamatan..

Ia menangis dengan keras..
Sungguh siapapun yang berada di posisi nya saat ini juga akan seperti dirinya..

"Umma Abi, sakit, Nisa mau ikut umma Abi aja ya, di sini jahat um bi, Nisa udah gakuat..." Ujar Nisa di bawah guyuran hujan yang mulai membasahi nya. Walaupun ia sedang berada di bawah pohon..

Seperti nya cuaca bisa mengerti perasaan nya yang hancur saat ini..

Sementara di tempat lain Gus arif sedang panik.. pasalnya saat ia mencari di seluruh penjuru pesantren, ia tak kunjung menemukan sang istri.. apalagi saat ini sedang hujan..

Mencintaimu Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang