Tres

8.9K 1K 28
                                    

Selamat Membaca

•••

“Hey, njun. Ada apa dengan wajahmu? Apa kau baik baik saja?” Salah seorang pemuda menepuk pundak renjun. Yg mana berhasil menyentak si manis dari lamunannya.

Renjun menoleh kemudian memasang wajah ceria. “Aku baik.”

“Ucapanmu bisa dipercaya?” Giliran pemuda yg lebih tinggi bertanya. Menatap renjun yg juga menghadap kepadanya.

“Sungguh, tidak ada yg terjadi. Berhenti bersikap menjengkelkan, yangyang.”

Renjun tertawa melihat ekspresi keruh yg ditunjukkan sahabatnya.

“YAKK FELIX BERHENTI DISANA! ATAU KU PATAHKAN LEHERMU! KU BILANG BERHENTI!!” Teriakkan seseorang yg berlari diantara pilar pilar berhasil memecah keheningan yg baru saja terjadi.

Tampak pria berkaca mata tengah mengejar pemuda bernama Felix dengan tongkat kayu di tangannya. Sedangkan pria yg menjadi sasaran dengan santainya menyuap satu keripik pedas sambil menambah kecepatan larinya.

Ya, mereka semua adalah sahabat renjun. Berteman sejak tahun pertama.

Yangyang yg berada disamping renjun memutar bola matanya bosan. “Aku terlalu jengah melihat mereka bertengkar.”

Si mungil huang mengangguk setuju, terkekeh seraya memperhatikan dua sahabatnya yg masih kejar kejaran di area koridor kampus. Pikiran si manis tiba tiba saja melayang ke kejadian tempo lalu, dimana dirinya disuguhi tentang kontrak aneh yg sialnya selalu menghantui isi pikiran renjun.

Pria cabul yg belum lama ini ia temui. Tiba tiba mengatakan padanya ingin memiliki penerus, tetapi kurang ajarnya malah menawarkannya pada renjun? Tidakkah ia bisa melihat renjun pria yg sama sepertinya? Apa mata pria itu buta?!

Dan satu lagi, mengenai bayaran yg tidak bisa dikatakan kecil.

Bayangkan saja, Boss perusahaan cabul itu memberi kisaran 50 juta won hanya untuk seorang anak. Bagaimana kalau 5? Wah, dipastikan renjun langsung menjadi orang kaya dadakan.

Namun renjun kembali menggeleng. Ia tidak ingin siapapun tahu mengenai hal ini. Lagian ia juga tidak berminat terlibat didalamnya.

Karena ia adalah seorang mahasiswa yg teladan. Belum saatnya berpikir sejauh itu. Yg ada dipikiran renjun sekarang hanyalah belajar dengan serius, lulus dengan nilai memuaskan dan mendapatkan pekerjaan yg layak.

“Sudahlah chenle, aku lelah. Dasar pelit! Hanya masalah snack kau mengejarku hingga rasanya aku ingin mati.”

Felix mengangkat kedua tangannya menyerah. Tak berbeda jauh dengan chenle yg tengah berusaha mengatur nafasnya, mengejar felix membuatnya kehabisan udara.

Pemuda kelahiran australi menepi, berjalan kearah sahabat sahabatnya berada dengan nafas ngos ngosan.

“Kau punya minum tidak, Liu?” Yangyang langsung memberikan botol dari dalam tasnya. Felix meneguk botol air rakus sebelum memberikannya lagi pada pemiliknya.

Pria berkulit pucat mendekat kearah mereka. Sembari melempar sebelah sepatu tepat di kepala felix.

“Itu sakit, Zhong! Kau manusia set—”

EMEIS || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang