•••
Sehabis menyelesaikan setumpuk berkas kerja sama baru baru ini, akhirnya donghyuck dapat bernafas lega.
Penat ia rasakan dibagian lengan dan leher sebab memakan waktu memeriksa apa saja yg perlu ditanda tangani. Pria kelahiran jeju menyandarkan punggungnya kekursi belakang. Meregangkan otot otot tangan yg tegang karena berjam jam mengurusi pekerjaan.
Donghyuck mengambil ponsel yg tergeletak untuk kemudian menelfon seseorang.
Dalam beberapa detik, panggilan tersambung. Senyum tak dapat ditahan.
“Kau sudah makan?”
“Sudah. Ehh, tunggu dulu...aku mengenal nomor ini—
— Yakhh!! Jadi yg menghubungiku tempo hari itu hyung ya?! Ck. Kau menyebalkan!”
Donghyuck seketika tergelak mendengar gerutuan renjun ditelfon. Karena baginya melihat bibir semerah cherry anak itu yg tidak berhenti komat kamit adalah hal yg paling lucu. Apalagi ditambah wajah kesalnya. Donghyuck makin mengeraskan tawanya.
“Apa ada yg mau ku bawakan pulang?”
Dumalan tersebut langsung berhenti. “Benarkah? Eumm...kalau tidak keberatan, aku mau seafood saus gochujjanggg~”
Membenarkan posisinya untuk berbicara serius. “Tunggu sebentar.” Donghyuck mengakhiri panggilan mereka kemudian menelfon seseorang— entah siapa.
“Hallo, sajangnim? Perlu bantuan?”
“Restaurant seafood buka jam berapa?”
Sosok diseberang sana memandang ponselnya bingung. Hanya ingin bertanya itu? Oh ayolah Lee sajangnim. Ia pikir ada rapat penting mendadak.
“Biasanya buka siang hingga malam sajangnim, tergantung restaurantnya...Anda ingin mencoba seafood? B..bukannya Lee sajangnim tidak bisa makan—”
“Bukan aku. Yasudah, aku tutup dulu. Terima kasih.”
Tutt!
Kemudian kembali menekan log panggilan untuk mendial nomor renjun.
“Kau benar benar menginginkannya?”
“Ndee. Benar boleh kan?”
“Tentu. Katakan saja apa yg kau mau.”
Lama tak mendapat jawaban, donghyuck senantiasa menunggu. Dirinya maklum jika renjun pasti butuh berpikir.
“Ingin yg lain?”
“Sepertinya cukup.”
“Pizza? Fried chicken? Atau cake sebagai dessert?”
“I..itu tiba tiba mau mangga muda. Aahh...tidak jadi! Ti–tidak usah dituruti bila merepotkan duckie hyungg.”
Donghyuck terkekeh, betapa polosnya si pemuda diseberang telfon. Ia kan jadi gemas.
“Aku akan membawakanmu mangga muda. Tumben sekali, memangnya tidak asam?”
“Tidak tahu..,Hanya saja memikirkannya air liurku seperti ingin keluar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
EMEIS || HYUCKREN
Fanfiction[ON HOLD] 24 tahun, masih menduduki bangku kuliah malah diminta melahirkan seorang anak? Sinting! Tidak diberi pilihan sama sekali. Renjun harus memutuskan menerima tawaran gila itu atau diusir dari kontrakan bersamaan dengan terancamnya kuliah kar...