Veinticinco

4.6K 500 51
                                    

⚠️⚠️

Berisi violent scenes and rape trials.

Harap bijak!

•••

Iris terang itu mengerjap pelan. Menyesuaikan cahaya yg masuk ke retinanya.

Renjun terbatuk saat menghirup debu yg beterbangan, kepalanya menggeleng dengan hidung yg meringis.

Renjun menatap kesekitar. Merasa asing dengan tempat ini. Pemuda itu mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Bagaimana bisa sekarang dia berada di tempat gelap yg renjun yakini adalah gudang kosong.

Pada malam tadi tidak tahu kenapa tiba tiba ia terbangun dari tidur, hendak mencari donghyuck untuk membuatkannya susu. Memanggil manggil namanya berulang kali tanpa ada jawaban, renjun akhirnya turun kelantai bawah.

Kosong. Donghyuck tidak berada dirumah. Sempat bingung namun renjun pada akhirnya memilih tak acuh, mungkin saja donghyuck ada keperluan diluar. Jadi dia memutuskan kembali ke kamar.

Kakinya baru saja bersiap menaiki satu anak tangga tiba tiba mulutnya dibekap dari belakang. Renjun memberontak, berusaha menyelamatkan dirinya tetapi usahanya nihil. Orang orang jahat tersebut tidak sendiri, mereka bersekongkol melumpuhkan renjun menggunakan sapu tangan yg sudah diberi obat bius.

Tidak berselang lama renjun pun ambruk. Hingga berakhir ditempat antah berantah ini.

Hanya ada satu sumber cahaya yg berasal dari atap bolong. Belum lagi debu yg beterbangan dengan bebas.

Renjun menarik pergelangan tangannya yg ternyata diikat ke kursi belakang. Dia mencoba berontak namun percuma. Ikatan ini terlalu kuat. Terbukti tangannya mulai memerah.

“Yaish, aku tidak membawa ponsel. Bagaimana caranya menghubungi Duckie hyung?”

Kreekkk.

Pintu kayu berdecit. Berikut dengan sosok berhodie hitam yg berjalan kearah renjun. Dia mendekat.

Menatap renjun yg kini memandangnya sengit.

“Siapa kau?! Lepaskan aku! Aku tidak punya masalah denganmu!!” Renjun berteriak keras. Malah mengundang suara tawa yg menyakitkan telinga dari sosok tersebut.

Keadaan yg gelap membuat renjun tidak dapat mengenali orang didepannya. Namun satu yg pasti, renjun merasa takut begitu berhadapan dengannya.

“LEPASKAN AKU BRENGSEK!!” Renjun memberontak dikursinya. Menendang nendang lantai yg menjadi pijakkan kaki.

“Siapa yg kau harapkan datang, hm? Kekasih sok pahlawanmu itu?” Dia tertawa keras. “Ck-ck. Percaya sekali dengannya.”

“BIARKAN AKU PERGII!! KAU SALAH ORANG...”

“Huang Renjun. Universitas Neo, fakultas ilmu komunikasi semester akhir. Seorang yatim piatu yg tinggal bersama paman dan bibinya. Dan sekarang memilih menetap di seoul. Punya 3 orang sahabat. Liu Yangyang, Lee Felix dan Zhong Chenle. Apa aku masih salah?” Senyum culas itu mengembang jelas meski renjun tidak bisa melihatnya.

Kepalanya mendekat kewajah pucat renjun. Bibirnya berbisik lembut tetapi mampu membuat sekujur tubuh renjun bergetar.

“Satu fakta lagi, kau sedang hamil bukan? Jalang yg bersedia mengangkang dengan siapa saja hanya untuk uang.”

Cuping telinga renjun digigit kecil buat si manis sontak menjauhkan kepalanya risih. “Kenapa? Bukannya kau suka diperlakukan seperti ini? Ouhh...rubah manisnya Lee Donghyuck. Jangan bilang kau jalang milik pria itu?”

EMEIS || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang