Veintidós

5.1K 596 51
                                    

•••

Setelah dibuat menjamur dikediaman bangunan megah donghyuck, renjun akhirnya di perbolehkan masuk kuliah dengan syarat harus diantar dan dijemput oleh pria itu.

Tentu ia malas, namun tidak bisa berkutik  jika tak mau kembali di kurung di rumah. Alhasil renjun hanya memilih menurut.

Renjun langsung tersenyum begitu melihat para sahabatnya sudah ada di gerbang kampus. Absen selama seminggu buatnya merindukan ketiga pemuda kurang belaian ini. Renjun melambai penuh semangat.

Mereka mendekat sambil berteriak histeris.

“Yakh, Huang renjun!! Kemana saja kau seminggu ini eoh?!” Chenle memeluk renjun kuat, membuat si mungil hampir saja kehabisan nafas karenanya.

Ugh..chenle-yaaa lepaskan dulu!!!”

Pelukan tersebut diurai, renjun dengan segera mendengus sebelum menjawab pertanyaan teman temannya.

“Aku kebetulan pulang ke desa minggu lalu. Jadi ya..begitulah.” Jawab renjun seadanya.

“Tidak ada masalah kan njun?”

“Tidak. Jangan khawatir. Aku merasa rindu bertemu paman dan bibi, karena itulah aku mendadak memesan tiket bus.”

Ketiganya pun mengangguk percaya. Paham betul bagaimana renjun sangat menyayangi paman dan bibinya. Menganggap mereka sudah seperti orangtua kandung.

Yangyang merangkul pundak renjun sesaat. Maniknya melirik si mungil gemas.

“Dasar rubah gendut.”

Renjun terkesiap. Tangannya sudah bersiap melayang ke kepala yangyang namun tak jadi karena tiba tiba saja pipinya di cubit brutal. Chenle tersenyum cerah.

“Tidak perlu marah, injunnie~”

“Yakh, berhenti mengejekku!! Kalian menyebalkan.”

Ketiganya seketika terbahak keras. Seru sekali menjahili Huang Renjun yg notabenenya adalah pemuda galak. Spanningnya akan naik begitu dikerjai begini.

Disisi lain Renjun memilih mengabaikan ucapan para sahabatnya. Tidak ingin menampik kenyataan karena memang benar adanya, Renjun betulan berisi. Perut yg sudah mulai tampak, disembunyikan dengan menggunakan sweater ukuran besar. Sekitaran wajahnya pun tidak luput dari segala lemak yg mendiami. Muka yg mulanya kecil kini terlihat sedikit lebar dari sebelumnya.

Harus Renjun akui, ia sangat tidak respect dengan bentuk tubuhnya yg sekarang. Melar kemana mana :(

Baju bajunya yg lalu juga tidak bisa dipakai lagi. Terpaksa pasrah saat Donghyuck kembali memboyong dirinya kepusat perbelanjaan. Memborong semua baju berukuran big size untuk renjun. Dan dia hanya bisa manut saja.

“Sudahlah njun. Kita hanya bercanda, oke? Lagipula kamu terlihat imut sekarang..”

“Benar. Aku jadi ingin peluk~”

“Tidak mau!”

“Uululuu renjunnie marah...”

“Aigoo kimochii kuu..”

Renjun memukul kepala chenle dengan kesal. Setelahnya memilih berjalan keluar menuju gerbang kampus. Mata kuliahnya hari ini berakhir lebih cepat dikarenakan sang dosen ada keperluan mendesak. Membuatnya bisa bertemu chenle yangyang dan felix sekaligus, sebab biasanya renjun memiliki jadwal berbeda dari ketiganya.

“Tidak mau ikut pergi bersama kami, njun? Sudah beberapa bulan ini kau selalu menolak jalan jalan.”

“Maaf yaa...aku benar benar tidak bisa. Ada pekerjaan kampus yg harus aku selesaikan dalam waktu dekat.”

EMEIS || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang