Cinco

9.5K 966 28
                                    

•••

“Kami sangat menghargai kedatanganmu hyunjin-ssi. Saya harap kerja sama diantara kita mempererat hubungan antar perusahaan Lee's company dan juga Hwang's corp.”

Donghyuck mengulurkan tangannya yg langsung disambut rekan kerja mereka.

Hyunjin beserta para staff perusahaannya bangkit, meeting hari ini berjalan lancar.

“Tertarik minum kopi sebentar?” Tawar si pria tan pada hyunjin.

Hyunjin memandang donghyuck sebentar sebelum mengangguk setuju. Tidak ada salahnya mengobrol sejenak, hitung hitung menambah teman bicara. Ia kemudian menyuruh para bawahannya untuk kembali lebih dulu.

Berakhirlah mereka diruangan donghyuck dengan dua cangkir kopi panas yg menemani. Suasana pun tidak secanggung saat rapat berlangsung.

“Kenapa kau melepas proyekmu begitu saja, hyunjin-ssi? Aku tahu kau sudah bergelut dengan bisnis itu sedari lama. Namun yg membuatku bingung kau melepasnya dengan mudah kepada para rendahan seperti mereka.” Donghyuck bertanya dengan santai sembari melipat kakinya menyilang. Pria itupun sudah tidak seformal tadi.

Sementara sang lawan bicara melayangkan senyum kecilnya. Apa yg dikatakan donghyuck tidak salah, dirinya memang sudah mengatur segalanya demi proyek yg diincar. Namun harus kalah karena para bajingan diluar sana.

Donghyuck menyesap minumannya, membuat kepulan asap di cangkir melayang diudara.

“Melepas satu bukan berarti dia mendapatkan semuanya. Walaupun proyek tersebut memang sejak dulu aku naungi tapi malah si parasit itu yg mendapatkannya, aku tak masalah. Anggap saja sebagai sedekah untuk kaum tak mampu. Apa aku benar donghyuck-ssi?” Jawab hyunjin seraya ikut meneguk kopi yg tersedia.

Donghyuck mengangguk saja. Ia paham siapa hyunjin, pria dari keturunan hwang tersebut memang ahli dalam membolak balikkan masalah. Ia pandai berbisnis, salah satu alasan yg membuat donghyuck mau bermanivestasi dengannya.

“Lalu bagaimana denganmu? Aku dengar kau membatalkan salah satu kontrak kerja sama dengan pengusaha tersohor baru baru ini.” Pria jangkung menyeringai sebentar, “Apa ada yg melakukan sesuatu?”

“Ya, tidak ada bedanya dengan masalah mu. Aku juga sudah membereskan semuanya. Anjing anjing berdasi itu sudah ku buat mati kutu.”

Hyunjin mendengarkan dengan sangat baik, sesekali ikut menimpali perkataan donghyuck yg menurutnya perlu dibahas. Setelahnya keduanya membicarakan masalah perusahaan masing masing.

“Terima kasih atas suguhan kopinya. Jika ada waktu, aku akan sering ke sini.”

“Menjalin kerja sama?”

“Tidak. Untuk minum kopi lagi denganmu.”

“Damn you.”

Hyunjin hanya terkekeh mendengar umpatan yg ditujukan untuknya.
.
.
.
.

“Ini rumah tuan?”

Mobil yg ditumpangi renjun berhenti di sebuah mansion megah bercat cream dengan pilar pilar besar menompangnya. Air mancur disekeliling taman membuat renjun terus memandanginya takjub.

Omong omong mengenai mengapa ia bisa berujung bersama donghyuck, sebenarnya lewat kejadian yg mengharuskan dirinya untuk tak menolak ajakkan si perfeksionis ini. Karena sumpah demi celana dalam tayo-nya yangyang, pria dengan wajah flat tersebut tiba tiba saja sudah ada didepan kontrakan renjun, tanpa memutar kata sebagai basa basi langsung meminta renjun untuk pindah. Dan bukannya berbaik hati mencarikannya rumah sewa, donghyuck malah memboyong renjun menuju kediaman miliknya. Membuat si mungil harus menahan rasa dongkolnya dalam hati.

EMEIS || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang