Doce

7.4K 799 35
                                    

•••

“Duduklah. Makan sarapanmu.”

Donghyuck berkata tanpa menoleh, memilih fokus menikmati sarapan di meja. Renjun yg mendengar hanya menurut. Menggeser kursi berseberangan dengan pria tersebut.

Donghyuck menyeruput kopi hangat yg menjadi rutinitas sebelum pergi bekerja, sesekali matanya melirik si manis yg sedang melahap roti bakar.

“Ada mata kuliah pagi ini?”

“Ndee..”

“Biar aku antar.”

Namun buru buru renjun menolak segan. “Tidak perlu hyung. Aku bisa pergi dengan dengan kendaraan umum.”

Renjun merasa tidak enak bila harus diantar oleh donghyuck, pria itu pasti memiliki urusan yg jauh lebih penting dari pada mengantar dirinya.

Sementara disisi lain donghyuck menatap si mungil datar. Tangannya tiba tiba mengebrak meja dengam renjun yg hampir saja tersedak.

“Kenapa? Kau takut bila kekasihmu melihat kita?” Donghyuck berujar sarkas.

Lagi lagi renjun terlonjak kaget.

Menarik nafas pelan, renjun berkata. “Aku tidak punya kekasih. Hanya..hanya aku merasa tidak enak jika hyung yg harus mengantarku. Itu saja kok...”

Donghyuck memindai renjun dari ujung kaki hingga atas kepala. Lalu memasang tampang tak yakin. “Kau tidak punya kekasih?”

Renjun menggeleng polos.

“Baguslah.”

“Hyung barusan bilang apa?”

“Tidak. Ayo berangkat. Aku yg akan mengantarmu.” Putus donghyuck mutlak. Kemudian segera menggandeng renjun keluar mansion.

Alhasil renjun hanya dapat mengangguk menurut.
.
.
.
.

“Saya rasa cukup untuk hari ini. Mengenai Tim yg sudah diputuskan, saya tunggu penyerahan tugas tersebut dalam satu bulan mulai sekarang.” Ucap pria paruh baya tersebut sebelum kemudian mengemasi tasnya dan segera keluar kelas.

“Renjun.”

Yg punya nama menoleh. “Ehm..iya?”

“Untuk tugas kampus. Kau ingin kita meneliti apa dan dimana?”

Renjun terkekeh mendengarnya. Bukankah ini tugas perkelompok? Mengapa bertanya hanya padanya saja?

“Kenapa bertanya padaku? Sebaiknya kita diskusikan dulu bersama teman teman. Dimanapun itu aku tak masalah.”

Pria dengan tubuh jangkung lantas menggaruk tengkuk, lalu tertawa canggung.

“O–oh benar juga. Sampai bertemu lagi, renjunnie.” Dibalas anggukan dan senyuman ramah dari renjun.

Renjun pun segera memasukkan buku bukunya kedalam tas, untuk kemudian melangkah keluar kelas. Ia akan pergi kekantin.

“Injunniee~”

Baru saja tiba di koridor fakultasnya, Felix tiba tiba melambaikan tangannya kearah renjun yg sedang celingukkan. Membuat si manis segera berjalan menghampiri sahabatnya.

EMEIS || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang