•••
Setelah menjalani sesi perdebatan, keduanya tiba didepan rumah sakit swasta seoul.Renjun mengeratkan pegangannya dilengan donghyuck, keringat anak itu juga sudah mulai muncul, membuat donghyuck mengusap tangan renjun agar tenang.
“Tidak apa. Kita hanya periksa usia baby, tidak akan lama.”
“Hyung...”
“Ya?” Renjun langsung menyembunyikan tubuhnya kepelukkan yg lebih tua, menggesekkan wajahnya disana.
Tak butuh waktu lama isakkan pemuda itu pun terdengar. Donghyuck yg panik segera mengangkat wajah renjun, menghapus linangan air mata dengan bola berkilau yg terlihat menggemaskan miliknya.
“Kau punya ingatan buruk soal tempat ini?”
Renjun mengangguk kecil. “Ibu meninggalkan aku disini. Sendiri.”
Donghyuck terdiam. Tidak tahu mau bereaksi seperti apa. Penjelasan renjun cukup menyentak perasaannya. Ada alasan kuat mengapa ia setidak suka itu kerumah sakit. Ternyata ini soal trauma masa lalu. Dimana ia dipaksa mengingat perihal ibunya yg meninggalkannya.
Donghyuck paham.
Tangannya dengan hati hati membawa tubuh mungil renjun untuk ia rengkuh. Mengusap punggung sempit yg bergetar kecil.
“I..ibu meninggalkan ku disaat aku baru saja lahir hyung...aku hikss, tidak punya siapa siapa lagi selain paman dan bibi...”
“Hidupku sulit..hikss harus melewati segalanya hingga rasanya aku ingin menyerah hyungg...”
“Ibu jahat. Membawaku datang namun dia sendiri pergi meninggalkanku..”
Donghyuck senantiasa mengelus puncak kepala renjun, membiarkan anak itu menumpahkan segala bebannya. Hidupnya pasti tidak mudah. Dan renjun melaluinya dengan keras. Ia paham satu hal, peran orangtua begitu berpengaruh bagi seorang anak.
“Aku disini, berdiri di sampingmu. Katakan apapun yg kau inginkan, renjun. Aku akan berikan semuanya untukmu. Hanya untukmu.” Donghyuck sematkan satu kecupan di pipi renjun. Tangannya mengelus pipi yg berhias air mata.
“Apa...kita pulang saja? Tidak usah periksa kalau begitu. Selagi baby tidak kenapa kenapa, aku rasa semua baik baik saja.” Usul si pria tan begitu renjun mengangkat kepalanya.
Renjun menggeleng tidak setuju. Ia tidak boleh egois. Donghyuck memiliki wewenang untuk mengetahui perihal anak yg dikandungnya. Bagaimanapun renjun dibayar untuk ini. “Hyung berhak tahu semua tentang baby. Aku..aku bisa mengendalikan ketakutanku hyung. Lebih baik kita segera masuk, pasti dokter sudah menunggu..”
“Renjun. Jika memang kau—”
“Aku berusaha mencoba hyung. Tolong bantu aku..” Final renjun dengan menggenggam erat jemari donghyuck. Mengulas senyum manis yg mampu menggetarkan jiwa pria disampingnya.
“Baiklah.”
Keduanya langsung memasuki rumah sakit. Donghyuck menuntun si manis menuju ruangan dokter specialis. Dirinya memang sudah membuat janji dengan dokter sebelumnya.
.
.
.
.“Kandungan istri anda baru saja memasuki usia dua minggu lebih tiga hari tuan. Wajar bila dalam masa ini, tuan renjun akan sering mengalami mual dan muntah. Tubuh biasanya merasakan lelah berkepanjangan, yg menyebabkan enggan untuk melakukan aktifitas.—
—Pada trimester pertama, kadar hormon ibu hamil bisa berubah cukup signifikan. Seperti suasana hati yg suka mendadak berubah; dalam sekejap bisa senang namun juga bisa sebaliknya, menangis, murung selama waktu tertentu.” Dokter wanita mengambil bolpen diatas meja lalu menggoresnya dikertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMEIS || HYUCKREN
Fanfiction[ON HOLD] 24 tahun, masih menduduki bangku kuliah malah diminta melahirkan seorang anak? Sinting! Tidak diberi pilihan sama sekali. Renjun harus memutuskan menerima tawaran gila itu atau diusir dari kontrakan bersamaan dengan terancamnya kuliah kar...