01

5.7K 262 3
                                    

Fazza menatap kearah luar jendela mobilnya. Kini, ia dan kedua orangtuanya sedang di perjalanan menuju rumah “Calon” suami Fazza itu. Kemana Ratu? Ya pacaran lah.

“Paja, marah sama Bunda?” tanya Serana yang ada di samping anak bungsunya itu.

“Engga” jawab Fazza ketus.

“Boong, Paja marah kan sama Bunda?” tanya Serana sekali lagi.

“Terserah” jawab Fazza acuh.

“Maaf ya Paja, ini semua demi kebaikan kamu kedepannya juga sayang. Bunda gamau kamu terus terusan jadi anak nakal” ucap Serana.

“Hm” balas Fazza dengan nada masih dingin.

Serana menghela nafas rendah, apa yang dia lakukan ini salah? Apakah menghukum putra kesayangannya dengan hukuman ini terlalu berlebihan? Serana bingung.

“Jangan begitu sama orang tua Paja, disana nanti kamu harus ramah, tunjukan sikap yang baik baik” ujar Farhan yang menyetir.

“Fokus nyetir aja deh yah, ntar nabrak terus kecelakaan abis itu meninggal kan ga lucu. Lucu sih, jadi aku ga perlu di jodohin kan ya” ucap Fazza.

“Fazza, yang sopan kamu!” bentak Farhan.

“Iya iya” balas Fazza ogah ogahan.

Sekitar beberapa menit percakapan singkat itu terjadi. Akhirnya mobil Farhan kini sudah terparkir rapih di garasi rumah besar bercat putih itu.

Pemilik rumah keluar, seorang lelaki paruh baya yang sepertinya adalah ayah dari calon suaminya.

“Wah wah, udah sampai aja kalian” ujar lelaki itu.

“Apakabar Raka? Sehat kan?” tanya Farhan basa basi dengan  kawan lamanya.

“Sehat kok, ayo masuk dulu, makan siangnya udah siap” lelaki yang diketahui bernama Raka itu mempersilahkan tamunya untuk masuk. 

“Aduh, sebentar, gua panggil istri sama anak gua dulu. Sayang, ini mereka udah dateng” ujarnya.

Setelah mendengar itu. Dua orang turun dari tangga secara berdampingan.

Fazza membulatkan matanya, mengucek ngucek matanya, memastikan bahwa apa yang ia lihat ini benar adanya.

“Fazza?” lelaki yang baru saja turun bersama Ibunya tadi menatap Fazza yang juga menatapnya.

“Gem.. Gemostra? Loh? Elu? Lu Gemostra?” Fazza masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

“Kalian udah saling kenal ya? Wah, bagus deh, kalau gitu pendekatannya gausah lama lama lah ya” ujar Kinara-Mama dari Gemostra, seorang Kepala sekolah SMA Mandala.

Gemostra ini sekelas sama Fazza. Mereka dari kelas 10 sampai sekarang ini pun sekelas terus. Tapi, selama itu mereka kagak pernah ada ngobrol. Mereka hanya sekedar kenal nama dan berbincang saat pembagian tim sepak bola doang, udah. Makannya mereka berdua kaget gini.

“Iya, jadi... Fazza yang di maksud Mama.. Fazza temen sekelas aku?” tanya Gemostra pada Kinara.

“Loh, Mama baru tau kalian sekelas loh, kirain satu sekolah aja” jawab Kinara jujur.

Keduanya saling bertatap tatapan. Kenapa takdir bisa se-mengejutkan ini?. Fazza si bocah bandel, akan menikah dengan Gemostra si Ketua OSIS? Akan seperti apa kehidupan mereka setelah ini.

“Udah jangan malah berdiri, sini duduk dong, makan siang dulu. Abis itu kamu Gemostra, ajak Fazza ke taman komplek ya, biar kalian lebih akrab” ucap Raka.

Keduanya duduk dengan berhadapan. Kedua orang tua mereka berbincang bincang mengenai banyak hal. Sedangkan Gemostra dan Fazza, mereka sama sama fokus pada makanan mereka.

[BL] Satu Atap - GeminiFourth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang