Baru selangkah Fazza keluar kelas, sebuah tangan tiba tiba ngehalangin langkahnya. Tak lain dan tak bukan, itu tangan Gemostra, tentunya.
“Mau kemana?” tanya Gemostra berpindah posisi. Kini ia jadi berhadapan dengan Fazza.
“Warun lah, mau nongkrong. Minggir lo” Fazza melangkah ke samping, namun Gemostra tetap mengikutinya.
“Inget peraturannya loh ya, ini udah gua timer. Kalo setelah 3 jam ini gua masih ga liat lo ada di sekitar sekolah, gua jemput” ujar Gemostra menatap Fazza dalam. Ia memperlihatkan ponselnya pada Fazza. Dengan malas malasan Fazza mengangguk.
Setelah melihat anggukan dari Fazza, Gemostra dan Marv kembali berjalan menuju kelas. Begitu juga Chinzhilla yang kembali berjalan menuju Warun.
“Lu kan ga bawa motor Ja” ucap Satria. Ia baru teringat kalau kawannya yang satu itu berangkat bersama Gemostra tadi pagi.
“Emang, ntar nebeng Pram aja dah gua, ye gak?” Fazza mengedipkan sebelah matanya pada Pram. Lucu bener dah, Pram mana kuat, jadi dia nganggukin kepalanya dengan pasrah.
“Cuma bisa 3 jam ye lu? Ampe jam 4 doang dong lu?” tanya Edwin.
“Iya, sorry ya gua gabisa lama lama” ucap Fazza. Ia berhenti di motor milik Pram. Udah hapal banget dia tuh sama motor motornya anak Chinzhilla.
“Yang udah berumah tangga mah beda ya” ujar Kapten menggoda goda Fazza lagi.
“Stop ngeship gua sama Gemostra sebelum gua tonjok alat berbicara kalian” ujar Fazza tidak main main. Padahal dia minta nebeng ke Pram. Dasar tidak tau di untung emang.
“Udah ah buru cabut Warun, waktu terus berjalan boss ntar kebuang sia sia waktu ngumpulnya Fazza” ucap Edwin.
“Temen pengertian dah lo, love u” ujar Fazza bercanda pada Edwin. Ia naik keatas motor Pram dan Chinzhilla pun langsung gass ke Warun belakang sekolah itu.
Sekitar 5 menit mereka berkendara, motor mereka kini telah terparkir rapih di parkiran Warun. Kok bisa cepet? Karena sedeket itu Warun sama SMA Mandala.
“Unii, kayak biasa dong” ucap Fazza. Ia tidak perlu lagi menyebutkan apa saja yang ingin di pesan, karena Freya pasti sudah hafal dengan pesanan mereka.
“Esnya lagi abis boss, nunggu mau?” tanya Freya yang kini menghampiri mereka.
“Emm.. Yaudah nunggu dah” jawab Fazza selaku Ketua Chinzhilla. Apa yang di ucapkan oleh Fazza pasti di iyain sama Chinzhilla. Fazza nyuruh mereka terjun ke jurang juga keknya bakal beneran terjun ke jurang mereka.
“Nunggunya emang berapa lama Uni? Aus nih” ujar Pram.
“Sekitar 20 menit ga nyampe kali, sabar sabar dah ya, Uni mau ngelayanin pesenan yang laen” ujar Freya kemudian meninggalkan meja itu.
“Login ga?” tanya Edwin. Ia telah mengeluarkan ponselnya untuk bersiap main ml bareng Chinzhilla.
“Gass” jawab yang lainnya kompak. Mereka satu persatu mulai membuka aplikasi game itu.
Di tengah tengah permainan, tiba tiba handphone Fazza berdering menandakan ada yang menelponnya.
“Ah tai, izin afk dah ya gua” Fazza terpaksa memberhentikan permainannya untuk menjawab pangilan telpon itu.
Yang menelponnya barusan adalah Gemostra. Fazza mengecek jam pada ponselnya. Sudah jam 4, jika di hitung saat jam pulang mereka tadi, sudah terlewat 3 jam yang artinya waktu berkumpul Fazza sudah habis.
“Iya Gem ini gua balik nih” ucap Fazza, ia beneran bakal balik tanpa berpamitan sama Chinzhilla terlebih dahulu.
“Gua masih harus latihan, Ja. Lu nunggu di sekolah ya?” tanya Gemostra. Kan, peraturannya mengatakan “Jika ingin pergi lebih dari 3 jam harus bareng satu sama lain”, makannya Gemostra nanya ke Fazza kayak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Satu Atap - GeminiFourth ✓
FanfictionGemostra, Fazza, dan cinta. Start : 9/3/23 End : 5/4/23 Suatu hari, Fazza membuat kekacauan untuk yang kesekian kalinya hingga dirinya harus mendapat hukuman dari kedua orang tuanya. Tapi Fazza tidak berpikir bahwa hukuman yang diberikan padanya ka...