06

2.5K 141 0
                                    

Acara pernikahan mereka sudah selesai sekitar 30 menit yang lalu. Sekarang sudah larut malam, sekitar jam 01.12 disana.

Gemostra dan Fazza sudah sama sama lelah. Bersalam salaman dengan orang yang banyaknya tak terhitung jari tangan itu melelahkan.

Fazza sudah beberapa kali menguap. Aneh, padahal biasanya jam segini biasanya ia dan kawan kawannya masih seger.

“Kalian mau langsung balik ke rumah? Gemostra kamu apa kuat bawa mobil tengah malem begini? Apalagi kamu kan capek” ujar Serana khawatir.

“Oh, gapapa Bun, Gemostra bisa kok pulang bareng Fazza dengan selamat” ucap Gemostra dengan keyakinan 100%.

“Gausah pulang dulu lah, kalian berdua nginep aja dulu ya di rumah Mama? Ntar sekalian pulangnya bareng ya, mau ya sayang?” tanya Kinara.

Gemostra menatap kearah Fazza sekilas. Ia meminta persetujuan dari Fazza.

“Fazza, mau nginep rumah Mama dulu ga?” tanya Gemostra lembut. Fazza yang sudah lelah maksimal mengangguk ngangguk saja.

“Nah cakep, yaudah ayo balik balik. Kin duluan ya, besok gue main ke rumah deh” ucap Serana.

“Oke. Ayo anak anak, kita balik juga, kasian itu Fazza udah kecapean banget” ujar Kinara.

Raka dan Kinara jalan duluan di depan, kemudian diikuti oleh pesusu baru alias Gemostra dan Fazza.

“Ja, udah ngantuk banget ya?” tanya Gemostra.

“Engga sih, capek aja mau tiduran” jawab Fazza.

Mereka telah sampai di mobil. Gemostra dan Fazza duduk di kursi penumpang di belakang.

Di tengah tengah perjalanan, kesadaran Fazza sudah mulai habis. Jadi, ia sesekali terjatuh karena ngantuk.

Sebagai suami peka, Gemostra mendekati Fazza dan mengatur anak itu agar tertidur di bahunya. Fazza kini bisa tertidur dengan nyaman selama perjalanan di bahu Gemostra.

Melihat Fazza yang tertidur seperti itu, membuat Gemostra tersugesti dan ikut tidur juga. Ia memposisikan kepalanya untuk ikut bersandar di kepala Fazza.

Selama perjalanan, mereka berdua tertidur dengan posisi seperti itu. Hingga akhirnya tak terasa, bangun bangun mereka telah sampai di rumah keluarga Dheanta.

“Anak anak, udah pada molor ternyata, bangun bangun, tidurnya pindah ke kasur gih” ujar Raka. Ia membangunkan putra tunggalnya dahulu.

Gemostra tersadar. Ia kemudian menatap kearah pundaknya yang masih ada Fazza yang tertidur disana.

“Paja, bangun Ja, udah sampe rumah Ja bangun” ujar Gemostra lembut. Ia menggoyangkan pelan tubuh Fazza.

Fazza yang merasa ada goyangan langsung terbangun. Ia menatap sekelilingnya.

“Rumah gua ini, bukan rumah kita. Ayo turun terus tidur di kasur kamar gua” ucap Gemostra membukakan pintu untuk Fazza.

“Terus ntar lo tidur dimana?” tanya Fazza yang masih setengah sadar.

“Gua tidur di sofanya” jawab Gemostra.

Mereka berdua sama sama berjalan langsung menuju ke kamar Gemostra. Fazza yang melihat kasur langsung merebahkan diri diatas kasur itu. Gemostra setelah selesai mengunci pintu kamar duduk di sofa yang tersedia.

“Gem, lu tidur kasur sini, muat kok ini berdua, orang kasur lu gede banget gini” ucap Fazza. Ia agak minggir untuk memberi Gemostra space.

“Boleh?” tanya Gemostra ragu ragu.

[BL] Satu Atap - GeminiFourth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang