"Aturan yang kita buat kayaknya masih banyak kurangnya" ucap Fazza di tengah tengah perjalanan.
"Iya, harus di pikirin ulang. Nanti aja di rumah dipikirin lagi" balas Gemostra. Ia menatap Fazza yang ada di sampingnya.
Hening. Setelah pembicaraan di tutup barusan, tidak ada lagi yang membuka suara.
"Lu mau olim di bali ya?" tanya Fazza setelah cukup lama keheningan melanda.
"Tau dari mana gantengg?" tanya Gemostra mencoba menggoda Fazza supaya suasana ga berubah jadi aneh.
"Dari Kapten, pas gua bilang ke kawan kawan gua kalo lu ada latihan," ucap Fazza, "Lu beneran mau ke bali?" lanjutnya mengulang pertanyaan yang sama.
"Iya, maaf lu harus tau dari mulut orang lain. Masih lama Ja, tanggal 29 kok" ucap Gemostra. Ia menyadari bahwa lelaki manis di sampingnya cemberut.
"Gausah sedih gitu dong, gua ga lama lama kok, paling 3 hari doang sih. Jangan kangen ya" ujar Gemostra mengusap ngusap rambut Fazza.
"Apasih? Siapa juga yang sedih! Terus, gua? Kangen lu? Cih" jawab Fazza mencoba biasa saja, dalem hati mah beda lagi.
"Haha iya dah percaya gua" ujar Gemostra tertawa renyah. Ia kembali fokus menyetir.
"Udah makan siang belum Ja?" tanya Gemostra. Padahal, sudah jelas jelas dirinya tadi menjemput Fazza di Warung Padang alias Warun.
"Udah, lu udah makan?" tanya Fazza balik. Biar ada obrolan dikit gitu mereka.
"Udah juga, tadi mesen ayam geprek pas istirahat latihan tadi" jawab Gemostra.
"Oiya, berati lu bakal pulang telat mulu dong?" tanya Fazza.
"Iya, kan udah mau deket perlombaan nya, 2 minggu lagi sih".
"Oalah, semangat dah ya lu" ucap Fazza memberikan support. Gemostra di gituin mana kuat.
"Cuma semangat doang?" tanya Gemostra.
"Dih, ya lu mau apa lagi anjir?" Fazza bertanya balik pada Gemostra.
"Minimal kita ciuman, biar gua lebih semangat" ucap Gemostra sambil cengar cengir.
"Ngelunjak lu," ucap Fazza memukul kepala bagian belakang Gemostra, "Menang dulu" lanjutnya sambil senyum menantang.
Gemostra sontak menatap kearah sampingnya tidak percaya. Dia beneran bakal ciuman sama Fazza kalau menang???.
"Beneran ga?" tanya Gemostra.
"Bener" jawab Fazza mantep mantep, masih sambil senyum tengil. Gemostra jadi ikut senyum senyum sendiri.
"Apa jaminannya?" tanya Gemostra berusaha bercanda biar saltingnya ga keliatan.
"Jaminannya, gua?" ujar Fazza ragu ragu pake muka polos yang sialnya keliatan imut banget di mata Gemostra.
"Oke, lu tunggu aja, gua balik balik bawa mendali emas lagi" ujar Gemostra penuh percaya diri. Mana sombong pake embel embel "lagi" menandakan ia sudah sering membawa pulang mendali. Tapi emang iya sih.
"Pede lu" ejek Fazza. Padahal ia sendiri memang mengakui bahwa Gemostra selalu membawa pulang mendali.
Ga selalu juga sih, pernah kalah juga beberapa kali. Namanya manusia kan ye gaada yang sempurna lah.
- - -
Gemostra dan Fazza telah sampai di rumah. Kini, mereka berdua sudah memakai pakaian santai dan sedang berada di ruang office.
Ntah untuk apa mereka ada di ruangan ini, tapi tujuan mereka adalah untuk membalas peraturan perjodohan ini.
"Jadi seperti yang saudara Dheanta ketahui ya, kejadian tadi sepertinya agak membuat bingung karena peraturan sebelumnya mengatakan "pergi tanpa pasangan hanya boleh 3 jam, jika ingin lebih maka harus bersama" berlaku untuk kedua belah pihak. Namun sepertinya ada kendala sedikit yaitu jika salah satu pihak tidak ingin melakukan hal itu, maka apa yang harus di lakukan? . Mengenai itu, apakah ada saran saudara Dheanta?" tanya Gemostra. Ia sengaja mengubah nama belakang Fazza menjadi nama keluarga Gemostra.
"Bahasa lu anjir apa bener, terus Dheanta? Sejak kapan marga gua berubah jadi Dheanta?" tanya Fazza menatap bingung manusia didepannya ini.
"Sejak nikah sama gua lah" jawab Gemostra malah gombal.
"Tai" umpat Fazza karena salah tingkah. Dia masih ga percaya kalau sekarang dia dan orang di depannya ini punya status menikah.
"Haha, jadi mau gimana Ja?" tanya Gemostra
"Ubah lagi aja rulesnya" ucap Fazza.
"Iya mau di ubah gimana?" tanya Gemostra.
Mereka berdua sama sama berpikir. Ini enaknya mau diubah kayak gimana peraturan mereka yang ini?.
"Oh, "keluar tanpa pasangan cuma boleh 3 jam" gitu aja gimana?" tanya Gemostra.
"Kalau mau lebih? Kayak lu tadi gitu misalnya gimana?" tanya Fazza.
"Kalau mau lebih make 5 kesempatan buat nambah waktu" ucap Gemostra.
"Kalau udah lebih dari 5 kali?" tanya Fazza lagi.
"Ya kalau udah lebih, kemana mana harus sama pasangan" ucap Gemostra.
"Kalau pasangannya gamau gimana?" tanya Fazza lagi dan lagi.
"Harus mau lah" ujar Gemostra.
"Idih kok maksa" balas Fazza.
"Yaudah kalo mau nolak pake alasan yang masuk akal, kasih tau kenapa mau nolak" ucap Gemostra.
"Ogah anjing, apa gaada cara lain?" tanya Fazza. Ia tidak sepakat dengan peraturan ini.
Keduanya sama sama berpikir dalam diam lagi. Jika seperti ini, sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Kayak tadi aja gimana? Lo kalo ada urusan gapapa dah gausah ada guanya" ucap Fazza. Sebenarnya, masalah dari peraturan ini sebenarnya ada di FAZZA.
"Ga adil dong kalo gitu namanya, masa kalo lu nongkrong mau lebih dari 3 jam ada gua nya, tapi pas gua yang ada urusan lebih dari 3 jam gaada lu nya" ujar Gemostra.
"Ya gapapa kali, udah lah adil adilin aja biar cepet kelar ni pembahasan" ucap Gemostra.
"Gabisa gitu Ja, lu apa gatau pancasila ke lima? Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia noh bunyinya" ucap Gemostra.
"Udah ilang tu pancasila dari lama" ucap Fazza.
"Idih kata siapa?" tanya Gemostra bingung. Sejak kapan pancasila ke lima di hilangkan?.
"Kata gua barusan" ucap Fazza asal. Gemostra menjitak pelan kening cowo kesayangannya itu.
"Ngomong yang bener dikit".
"Yaudah makannya terima aja itu saran dari gua, ya ya ya?" Fazza memohon pada Gemostra sambil memegang kedua tangan manusia di hadapannya itu.
Gemostra mana kuat di gituin. Melihat Fazza yang memohon padanya dengan wajah lucu seperti ini, siapa yang bakal kuat sih?.
"Oke, kalo gitu urusan kita kelar. Dah ah gua mau lanjut belajar" ucap Gemostra. Sebenarnya ucapannya yang "mau lanjut belajar" itu hanya pengalihan isu, karena aslinya ia cuma mau cepet cepet pergi dari ruangan itu agar jantungnya kembali berdetak dengan normal.
"Anjing, kalo beneran menang masa gua harus nyium dia? Ah tai, lu ngomong apasih di mobil tadi Jaa" Fazza mengutuk dirinya sendiri, kalau boleh memutar waktu, Fazza akan menarik ucapannya yang di mobil tadi.
Emang bener ya, nyesel itu selalu datang di akhir. Sekarang, mari kita sama sama berdo'a supaya Gemostra pas menang olim nanti hilang ingatan terus lupa sama janji Fazza pada dirinya.
Kata gua mah lu pada siapin hati jantung mental sama bantal buat next chapter.
©gemifourzth
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Satu Atap - GeminiFourth ✓
Fiksi PenggemarGemostra, Fazza, dan cinta. Start : 9/3/23 End : 5/4/23 Suatu hari, Fazza membuat kekacauan untuk yang kesekian kalinya hingga dirinya harus mendapat hukuman dari kedua orang tuanya. Tapi Fazza tidak berpikir bahwa hukuman yang diberikan padanya ka...