04

2.9K 146 0
                                    

“Kok gua ga ngeliat motor lu Ja?” tanya Edwin heran.

Kini, Chinzhilla lagi ngumpul di kantin. Mereka sebenarnya bisa bisa aja ke Warun sekarang, tapi kalau jam istirahat mereka tetap makan di kantin. Biarlah Warun jadi tempat nongkrong setiap pulang sekolah aja.

“Gua ga naik motor” jawab Fazza menyeruput es tehnya.

“Lah? Naik mobil masa? Lu kan gabisa bawa mobil” ujar Kapten.

“Emang engga. Gua tadi pagi berangkat bareng Gemostra” saat Fazza menyebut nama Gemostra diakhir, dia sedikit berbisik agar tidak ada yang mendengar selain Chinzhilla.

“Bacot sih” umpat Pram tak percaya.

“Lah beneran anjing” ucap Fazza memasang wajah serius.

“Coba ceritakan kronologinya” pinta Farthur.

“Dikata apaan coba kronologi” cibir Edwin.

Fazza mulai menceritakan kejadiannya pagi ini pada Chinzhilla. Reaksi anak anak Chinzhilla benar benar kaget mendengarnya.

“Fazza” panggil seseorang saat Fazza belum selesai bercerita. Sontak, pandangan keenam anak Chinzhilla menuju pada orang itu.

Itu Gemostra, yang ntah sudah sejak kapan berdiri di depan meja mereka. Fazza yang di panggil sama Gemostra udah keringet dingin.

“Iya? Kenapa Gem?” tanya Fazza mencoba biasa saja, padahal dalem hati ketar ketir sampe kebelet pipis.

“Baca grup keluarga” suruh Gemostra yang kemudian pergi begitu saja.

Fazza speechless. Dirinya makin ketar ketir. Ada apa nih? Dia bikin kesalahan apa ya? Di grup keluarga lagi bahas apa emang?.

“Grup keluarga? Lu berdua udah ada grup keluarga berdua? anjing” tanya Satria bingung. Fazza belum menceritakan hal ini soalnya.

“Iya. Isinya keluarga gua sama keluarga dia gitu” jawab Fazza. Ia mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan di grup itu.

“Duh anjing, mampus, harus pake alasan apa lagi gua bangsat?” tanya Fazza pada anak Chinzhilla lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Duh anjing, mampus, harus pake alasan apa lagi gua bangsat?” tanya Fazza pada anak Chinzhilla lainnya.

“Gua ga ikut ikutan Ja, urusannya ntar ama Kepsek” Kapten menyilang tangannya. Tidak berani ikut campur.

“Berani bener lu Ja, boongin kepala sekolah ckck” Satria menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan Fazza.

“Ya, ya gua gamau???” Fazza menghela nafas frustasi.

“Apa salahnya deh? Kan lu cuma bakal poto poto doang, udah” ucap Pram.

“Poto poto doang, lu apa gatau konsep poto prewedding itu gimana?” ujar Fazza kesal.

“Tapi yang diomongin Pram ada benarnya, ga merugikan lu juga kali, nolak juga lu ga punya alasan lagi” ucap Edwin memberi pencerahan. Anjay.

“Bijak juga lu” puji Satria.

[BL] Satu Atap - GeminiFourth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang