18

2.2K 108 2
                                    

“Terus tadi kenapa lo ngilang? Gua, Chinzhilla, Bunda ayah teteh sampe mama papa nelpon kagak diangkat” omel Gemostra saat Fazza kini sudah berada di sampingnya.

“Ya... Tadi tuh sebenernya gua lagi capek aja, terus, handphone gua tuh batrenya lowbat! Jadi ga gua angkat aja semua telpon telpon, biar ga ngabisin batre” ucap Fazza berbohong. Sesekali bohongin suami kagak ngapa kali.

“Dasar bocah. Lain kali jangan gitu ya Ja? Gua gabisa hidup tanpa lu soalnya” ujar Gemostra.

“Stop gombal gombal ke gua, lo cringe abis boss” umpat Fazza. Ia menguap, menandakan dirinya ngantuk sekarang.

Padahal, baru jam 7 malam. Tapi begitulah Fazza, kalau sudah bertemu ac mobil dan posisi nyaman, ia akan tertidur dengan cepat. Apalagi, tadi ia dan Chinzhilla abis mandi hujan, jadi lebih membuat ngantuk.

Gemostra sudah paham betul kelakuan Fazza kalau sudah bertemu mobil. Pasti tidur. Jadi ia mengecilkan suhu ac, dan seperti yang biasa ia lakukan, ia memastikan bahwa Fazza telah tidur dengan nyaman.

Setelahnya, ia kembali mengendarai mobil ditemani keheningan. Walaupun tidak ada suara Fazza, setidaknya Fazza masih ada di sampingnya sampai saat ini.

Kejadian seperti ini, biarlah ia pahami sebagai pembelajaran. Cukup sekali ia merasakan betapa khawatir perasaannya saat Fazza tidak dapat dihubungi sama sekali. Ia tidak ingin merasakannya dua kali. Kapok.

Sampai di rumah, Fazza melemparkan tasnya ke sembarang arah, kemudian ia merebahkan dirinya di sofa ruang keluarga.

Gemostra kemudian datang setelah memarkirkan mobilnya. Ia meletakan tasnya di tempat semestinya, dan mengeluarkan isinya. Hal itu juga ia lakukan pada tas Fazza. Tas Fazza ia letakan di samping tas sekolahnya, ia juga mengeluarkan buku buku pelajaran Fazza.

Ia membawa buku buku yang beratnya lumayan itu ke lantai tiga alias kamar utama. Di kamar mereka berdua juga terdapat meja belajar yang ada 2 lemari dan kursi.

Gemostra merapihkan buku buku itu. Setelah selesai, ia mengambil pakaiannya dan mengganti pakaian sekolahnya itu dengan baju yang ia ambil.

Beberapa menit setelah mengganti pakaiannya, ia mencari baju yang nyaman untuk dipakai Fazza. Setelah ketemu, Gemostra turun kembali menghampiri Fazza yang masih di tempat yang sama.

“Ja, ganti baju dulu Ja, ntar lanjut tidur di atas” ujar Gemostra lembut. Ia duduk bersila di lantai agar wajahnya sejajar dengan wajah Fazza.

Fazza membuka wajahnya. Betapa terkejutnya dia saat membuka mata wajahnya sudah berhadapan dengan wajah Gemostra.

Gemostra melihat wajah terkejut Fazza reflek menjauh. Ia menyodorkan baju serta celana rumahan untuk Fazza pakai.

“Ganti baju, ntar lo masuk angin” ujar Gemostra. Fazza dengan ogah ogahan menerima pakaian itu.

Karena ia terlalu malas untuk hanya naik ke lantai atas, jadi ia mengganti pakaiannya di kamar mandi lantai dasar. Sebenarnya, kamar mandi itu hanya di khususkan untuk tamu dan Satpam rumah, tapi karena Fazza mager yasudahlah.

Gemostra memilih duduk di sofa tempat Fazza tiduran tadi. Wajahnya memerah, salting karena tatap tatapan sama Fazza tadi.

“AAAAA!” lagi salting saltingnya, dari dalam kamar mandi terdengar teriakan dari Fazza.

Gemostra reflek mendekat kearah kamar mandi. Ia mengetuk dahulu pintu kamar mandi tersebut.

“Fazza, kenapa?” tanya Gemostra setelah pintu kamar mandi terbuka.

Yang pertama Gemostra lihat adalah Fazza yang telanjang dada sedang berdiri diatas kloset karena ketakutan.

“Ada kecoa Gem!” ujar Fazza masih ketakutan, ia semakin menjauhkan tubuhnya dari kecoa kecil itu.

[BL] Satu Atap - GeminiFourth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang