TO NIGHT - 09

1.3K 143 14
                                    

LALISA MANOBAN POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LALISA MANOBAN POV

TIDAK seharusnya aku berada di sini, sekarang. Setelah ku tahu Jennie, iya wanita yang tidak tahu perasaan itu juga berada di tempat yang sama denganku. Dengan bibir sexynya itu ia mengatakan maaf setelah permintaan maafku di abaikan. Dengan seenaknya dia merubah suasana hati orang lain tampa memikirkan apapun. Wanita keras kepala dan egois.

Mengingat kemarin malam, aku rasa itu bukan sebuah kesakahan ketika aku menawarkan untuk berteman. Keputusan yang baik mengingat ia terlebih dahulu meminta maaf. Jennie ; Wanita yang tidak bisa aku tebak sikapnya.

Bunyi dering bel cafe berbunyi saat aku membuka pintu, memasuki cafe yang cukup sunyi dan hening. Cukup bagus untukku mengerjakan tugas sambil memandangi hamparan laut dari kaca besar.

Segelas coklat hangat dan sepotong cake vanilla yang sengaja aku pesan tidak terlalu manis. Menyandarkan punggung ke kursi dan aku mulai fokus pada tugas akhir yang membuatku berada di pulau Jeju. Pulau yang sangat damai.

"Selamat menikmati." Kata seorang barista cantik dengan rambut hitam panjangnya. Namanya Bae Iren, aku sudah mengenalnya sejak pertama kali aku ke sini. Di hari pertama aku berkeliling dengan sepeda, dan mendapatkan Iren sedang duduk melamun depan cafenya yang sepi pengunjung.

"Terimakasih, Iren." Sambutku dengan senyuman hangat. "Kau terlihat sibuk."

"Sedikit." Katanya memainkan mata. "Tapi jika kau ingin ditemani seperti biasa aku bisa duduk di sini denganmu."

Aku tertawa yang membuat Iren juga ikut tertawa. Wanita ini, cantik. Ia memiliki karakter yang dingin namun sangat positive ketika ia tertawa. "Tidak perlu, kau bisa melayani pengunjung yang lain. Aku takut jika kau terus menemaniku." Candaku memasang wajah cemberut.

"Baiklah Ms. Manoban. Aku akan kembali setelah semua selesai."

Iren pergi , meninggalkan diriku yang sibuk menatap layar macbook dengan beberapa kertas di atas meja. Sesekali aku melirik beberapa pengunjung yang hadir, kadang mataku juga melirik Iren di ujung mej bar dengn opron pink nya yang membuat ia terlihat lucu.

"Shit, Jung Hei In sialan." Lagi-lagi ada saja yang salah, ini entah yang keberapa kali tugas akhirnya mendaoat kritikan. Kepalaku mulai pecah dengan data-data. Jika tahu begini aku tidak akan mengambil dia sebagai dosen tugas akhirku. Menghindari Dosen kampungan malah dapat Dosen gila. Arrgghh...

Aku berdiri menghampiri Iren ke mja bar, memesan segelar beer dengan sedikit es. Menenangkan kepala dan tenggorokanku yang mulai terbakar.

"Apa dia menerima laporanmu? Atau justru menolaknya kembali?"

"Kau bisa menebaknya dengan ekspresiku, Iren."

TO NIGHT [ JENLISA ] COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang