TO NIGHT - 17

917 100 0
                                    

Lisa berjalam memasuki ruangan yang tampak lebih besar dari ruangannya. Rahangnya terkatup, tangannya mengepal banyak berkas. Dengan langkah yang lebih cepat ia melemparkan sedikit kasar berkas yang ia bawa keatas meja atasannya. Sebelum ia berbicara, wanita tinggi itu menarik nafas dan mendapat tatapan tidak percaya.

"Saya pikir kemarin malam sangat jelas untuk ini."

"Tidak ada yang bisa, Lisa. Mau tidak mau kamu harus membantu kasus ini." Pria lebih tua berdiri dari kursinya. Matanya menatap keluar Jendela. "Dan hanya kamu yang bisa."

"Banyak divisi yang bisa menyelesaikan ini. Saya tidak menerima kasus korupsi ataupun perjudian negara ini."

"Lisa!"

"Sunbe~nim."

Mr. Song menarik Lisa untuk membawanya duduk sofa panjang yang ada di depan meja seniornya itu. Dengan tatapan lembut ia memohon pada Jeniornya, tidak mungkin bagi Mr.Song untuk menolak kasus ini ataupun mengirimnya ke Devisi lain. Dia telah berjanji untuk memberi team pengecara terbaik, dan itu Lisa.

"Aku tahu kasus ini sangat kecil bagimu dibanding kasus mu di Inggris. Tapi ini melibatkan Entertaiment dan banyak orang. Kasus ini banyak diberitakan, bukan hanya dalam negri tapi juga Luar. Aku hanya ingin kamu mengambil langkah awal yang baik untuk karir pertamamu disini. Dan mencuri perhatian publik. Jadi kumohon, sebagai Senior."

Lisa memalingkan wajahnya kesisi lain, nafasnya yang awalnya memburu kini mulai teratur. Bagi dirinya apapun kasus yang datang akan ia selesaikan dengan baik, tidak perduli jika kasus itu kecil ataupun besar. Tapi ini melibatkan sesuatu yang tidak ingin ia ingat. Sesuatu yang sudah ia tinggalkan beberapa tahun lalu. Lagi-lagi ia harus bertemu Jennie Kim dengan cara yang tidak terduga, melibatkan pekerjaan.

"Baiklah."

"Good. Ambil langkah awalmu. Manoban." Mr. Song berdiri sembari menepuk bahu Lisa. Begitu ia mendengar kata persetujuan maka semuanya beres. Pria yang lebih tua mengantarkan Lisa ke pintu, memberi senyum dan semangat sebelum wanita itu pergi.

"Bawa berkas yang bisa kalian bawa. Aku akan berkunjung ke kantor polisi." Ucap Lisa pada Juniornya.

"Baik, Ms." Jawab Yeoin merukan junior satu temanya,  dan mengikuti langkah ketua team mereka.

*

Ini pertemuan kedua mereka setelah 3 tahun tidak bertemu. Jennie menarik matanya untuk menutup sebentar, nafasnya tersekat saat melihat Lisa duduk tepat di depannya. Matanya terus fokus pada wanita tinggi yang banyak perubahan. Sedikit terlihat lebih dingin.

"Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Mr. Kim harus mundur dari jabatan CEO untuk sementara waktu. Mengingat kasus ini membawa namanya."

"Tapi Ayahku tidak bersalah." Jennie bersuara, membuat Lisa memandangnya dari kejauhan.

"Saya tahu." Ucap Lisa, meskipun dia belum lebih dalam menindak lanjutin kasus ini. Tapi sebagai pengecara ia harus mendukung kliennya. "Ini satu-satunya cara menyelamatkan saham YG." Wanita yang menggunakan kemeja puith itu berdiri, kakinya melangkah mendekati Jennie. Fokus Jennie tertuju dengan mata Lisa yang mengintimidasi. "Umumkan segera pengunduran diri Mr. Kim dan pengangkatan dirimu sebagai CEO. Itu saranku sebagai pengecara." Mengingat kasus Natkotika yang dibawa salah satu artis YG dan menyerat nama Kim Hyun Shik sebagai seseorang yang menutupi informan penting kepolisian. Lisa bisa memastikan ini bukan kasus kecil, apa lagi nama YG Intertaiment akhir-akhir ini melambung. Lisa memberikan selembar kertas yang berisi beberapa kalimat untuk Jennie ucapkan saat jumpa pers. "Jika ingin bekerjasama maka lakukan ini. " Mata mereka bertemu untuk seperskian detik sebelum Lisa mengalihkan padanganya.

"Aku pikir Ms.Manoban benar, Ms.kim. ini satu-satunya cara untuk mempertahankan sayam perusahaan." Ucap penasehat perusahaan, pria berkaca mata yang telah berumur.

Lisa kembali ketempat duduknya, sekertaris Lisa dalam team ini menyatat semua informasi yang dia dapat. "Bisa tinggalkan saya dengan Ms.Kim sebentar?" Pinta Lisa pada yang lain, Jennie memandang Lisa untuk bertanya-tanya. Namun Lisa hanya menunduk sampai semua orang keluar dan menutup pintu. Lisa berjalan mendekat ke tempat Jennie duduk, dengan tatapan yang sedikit tegas, wanita tinggi itu menunjukan beberapa berkas pada Jennie. "Aku tahu Ayahmu tidak terlibat." Nadanya mulai lembut, dan kalimat Lisa terdengar santai dari sebelumnya. Ia melupakan sikap formal sebelumnya. "Tapi aku tahu Ayahmu terlibat perjudian Ilegal di Meksiko. Dan tidak akan lama ketika kasus artismu naik maka ini akan terungkap. Itulah kenapa aku menyarankan ide seperti ini."

"Lisa,,"

"Ini jalan terbaik, sebelum kasus perjudian itu terbongkar-"

"Lisa~yah."

Lisa berhenti menjelaskan. Ia menatapa Jennie yang terlihat gusar, bahu wanita yang lebih tua darinya terlihat bergetar. Lisa memberanikan diri untuk menatap mata indah Jennie yang sudah lama ia lupakan. Meski ia sangat membeci sikap Jennie dulu kepadanya, tapi untuk urusan pekerjaan Lisa adalah pengacara yang prefosional. 

"Aku— Tidak ingin Ayahku masuk penjara." Jennie menarik kedua tangannya untuk menutupi wajahnya yang terlihat lelah dan sedih. Terdengar isakan kecil dari Jennie. Sungguh, ia tidak ingin Lisa memandangnya menyedihkan setelah apa yang dia lakukan pada Lisa 3 tahun lalu. Wanita yang lebih tua itu menundukan wajahnya dan bersembunyi dari tatapan Lisa. "Kumohon, bantu aku."

Lisa melihat jam tanganya, ia terlihat sedikit berpikir sebelum berbicara. "Aku yakin Ayahmu sudah bebas sekarang. Setelah 3 hari menahan Mr. Kim, polisi belum menemukan bukti, dan Ayahmu masih ditetapkan sebagai saksi."

"Bagaimana kau-"

"Aku telah mengirim Asistenku untuk kesana." Senyum tipis menghiasi wajah Lisa yang datar. Ingin rasanya ia memeluk Jennie dan menenangkannya, namun ia tidak ingin lagi membuat suatu kedekatan yang akhirnya tidak ada artinya. "Jika aku yang kesana, aku yakin ayahmu tidak akan menginginkanku. Pulanglah, dia pasti menunggu." Lisa berjalan menarik Jas yang sebelumnya ia gantung di gantungan milik Jennie di ruangan. Dengan tatapan mata rusanya yang indah, Lisa memberi senyum yang membuat Jennie tersenyum. "Aku akan berkunjung lagi."

Jennie terdiam melihat punggung Lisa yang menghilang dari balik pintu. Dadanya rasanya nyeri dan sesak. Ada banyak hal yang ingin ia sampaikan pada Lisa, tapi pertemuan mereka sebagai rekan pengecara dan klien seakan memberi jarak pada Jennie. Ida berharap bisa bertemu dengan Lisa dengan keadaan yang berbeda.

Suara dering telepone Jennie membuatnya sadar dari lamunan. Ia menghelah nafas sebelum mengangkat telepon miliknya. "Hai."

"Sayang, apa semua baik-baik saja? Maaf aku belum bisa kembali. Pekerjaanku di singapur-"

"It's okey. Aku baik-baik saja."

"Aku akan mengabarimu jika kembali."

"Iya, sampai ketemu dirumah, Kai."




"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TO NIGHT [ JENLISA ] COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang