Assalamualaikum!!!
Lama tak berjumpa 🥺
Aku lagi terkena virus males, big sorry to u gaes ಥ‿ಥHappy reading!
-
-
-Pagi hari, Raya yang tengah sibuk menyiram bunga dekat air mancur depan mansion dikejutkan dengan kedatangan Ayang yang kedua tangannya penuh dengan jinjingan sampai bagian atas lengannya.
"Bunda! Holla!" Gadis kecil dengan dress biru muda polos. Wajah bulat dengan bola mata biru laut, bibir tipis merah, bulu matanya lentik menambah kesan cantik. Dia Ayang, Ayang Gadyeza Mahardika.
Raya membuang sembarang selang ditangannya. Berlari kecil membawa gadis kecil itu ke dalam pelukannya. "Halo sayang, kapan kembali? Bunda kira masih esok esok Ayang pulangnya."
Ayang dengan susah membalas pelukan Rayanza, walau hanya kedua telapak tangannya saja yang sampai. "Tadi malam, bunda. Ayang mau main sama Aca, jadi cepat pulang!"
Seakan teringat misi pertama mendatangi mansion tetangganya ini Ayang berseru sambil melepas pelukan itu. "Where Aca, bunda?!"
Raya terkekeh mendengar antusiasnya gadis kecil didepannya perihal menanyakan putra bungsunya. "Aca masih tidur. Mau ikut bunda bangunin Aca?"
"Mau!!!"
Keduanya berjalan bersama. Rayanza hendak membantu membawakan semua jinjingan yang dibawa gadis kecil itu. Namun gadis kecil itu menolak untuk dibawakan satu paper bag lumayan besar berwarna biru di lengan kanannya. "This one for Aca. Biar Ayang bawa sendiri, kalo yang bunda bawa itu untuk di bagikan." Jelas Ayang ketika rayanza bertanya untuk siapa paper bag itu.
Rayanza hanya mengangguk sambil tersenyum. "Okey, yuk lanjut jalan."
Keduanya berjalan memasuki lift sampai berada di dilantai yang terdapat kamar si empu. "Ayang bisa bangunkan Aca sendiri? Bunda ingin menyimpan ini di dapur." Raya mengangkat sedikit paper bag itu sampai sejajar dengan wajah.
"Its okey bunda, Ayang bisa."
"Baiklah, bunda turun, ya?" Raya menyempatkan mengusap rambut halus gadis kecil itu sebelum berjalan balik ke dalam lift.
Gadis kecil itu berjalan ke depan pintu dengan warna putih gading bertuliskan "Baby Caca Room" seharusnya hanya Aca, namun Neron si duta jahil dengan sengaja menambahkan huruf C diawalnya. Agar lebih terkesan imut, katanya.
Tok tok tok
Tangan kecil itu mengetuk pintu dengan irama tenang. Tapi seakan tersadar tidak ada gunanya mengetuk pintu sedangkan si empunya kamar kebo luar biasa, Ayang memutuskan untuk menelusup masuk.
Membuka kenop pintu dengan lancar karena tinggi badannya berada di atas Nasa yang bahkan tangannya tidak sampai pada kenop pintu.
Terlihat di atas kasur si empu tengah tertidur dengan posisi menyamping ke arahnya. Disampingnya juga terdapat pacifer yang terletak di samping bantal.
"Aca?"
Gadis itu mengguncang kecil tangan atas Nasa. Memanggil manggil temannya sampai kedua mata bulat itu mengerjap. "Nda?" Ucap serak Nasa memanggil sang bunda. Ia kira yang membangunkannya adalah bunda.
"Aca, ini Ayang!" Ucap Ayang ceria.
Nasa mengucek kedua matanya. "Ayang?"
"AYANG?!"
Dengan secepat kilat tubuh bocah laki-laki yang sedikit lebih kecil dari si gadis menerjang tubuh gadis itu sampai keduanya jatuh ke karpet tebal bawah kasur.
Ayang balas memeluk Nasa dengan erat. "Miss u so much!!!"
"ACA MISS AYANG TOO!!!"
Si anak perempuan itu terkekeh riang. Akhirnya ia bisa memeluk sahabat kecilnya ini lagi. "Aca, go to the shower. C'mon!" Ayang, yang tertindih sedikit mendorong tubuh kecil sahabat diatasnya ini dengan ekspresi sedikit masam. Jujurli dia sedikit keberatan.
"No! Nanti Ayang tinggal Aca lagi..." Pernyataan sedih dari sahabatnya ini membuat raut wajahnya sendu.
Ia tau, Nasa tidak punya teman sebaya kecuali dirinya. Hanya dirinya. Walau Nasa mempunyai banyak saudara, tapi itu sedikitnya tidak cukup untuk membuatnya puas. Nasa hanya ingin seorang teman.
Mempunyai teman sekolah mungkin menyenangkan?
Tapi, apakah sekolah menyenangkan?
"No! No! No! Ayang ngga kan ninggalin Aca lagi, Ayang tunggu Aca di ruang makan okey?!"
Akhirnya Nasa mengangguk. Mulai beranjak bangun bersamaan.
Ketika Ayang akan beranjak pergi. Langkahnya terhenti akibat terdapat satu kepalan tangan kecil yang menggenggam samping gaunnya. "Ayang tunggu di ruang makan, tidak akan pergi lagi. Nanti, Ayang suruh bunda kesini, Aca take a shower rn, owkey?"
Nasa mengangguk kecil, melepaskan genggamannya dengan terpaksa. Owhhh, bibir kecil plum itu juga sepertinya akan melengkung kebawah...
Anak perempuan itu dengan cepat berlari, mengabaikan atau lebih tepatnya ia tak sempat melihat raut tak rela dari sahabat kecilnya itu.
Nasa hanya ingin ditemani Ayang saja.
"Ndak papa. Kata Ayang, ayang tunggu di luang mam..." Itu kata kata Nasa untuk menguatkan diri sendiri bahwa ia pasti bisa! Sambil kedua tangannya menghapus beberapa lelehan air mata yang meluruh.
Aaaaa sepertinya si buntelan kita tengah galau...
Takut di ghostyng lagi dia.
Tungkainya beranjak menuju kamar mandi disudut ruangan hendak menjalankan perintah teman perempuannya itu. Tapi sebelum itu, sang ibu sudah lebih dulu tiba.
"Baby, take shower with bunda! C'mon." Raya membawa sang anak masuk dalam gendongan koala nya.
"Ayang ada, kan? Bunda."
Raya memandang si bungsu yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan penuh harap. Kedua tangan kecil itu bahkan meremat kencang blouse bagian depannya.
Raya tersenyum, "Ayang ada, sayang. Sedang menunggu Aca di ruang makan bersama yang lain. Jadi sekarang kita mandi lalu pergi ke bawah menyusul Ayang, oke?"
"Owkey..."
*TBC
InshaAllah doble up🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
KB [Keluarga Bahagia]
Teen FictionNasa Ravalouzio Alexander. Bungsu keluarga Alexander ini memiliki dua marga, yang berasal dari keluarga ayah bundanya. Nasa sangat dicintai dan disayangi. Begitupun Nasa, mencintai dan menyayangi seluruh keluarganya melebihi luasnya angkasa. Aca ada...