Nasa morning with Cleo

3.9K 226 4
                                    

Hari Minggu pagi hari di sebuah mansion megah berlantai sepuluh itu sangat sunyi. Walau dihuni oleh banyak orang, itu tidak menimbulkan kegaduhan sama sekali. Dikarenakan sumber kegaduhan itu masih bergelung manja di bawah selimut tebal hangatnya.

Seluruh keluarga besar alexander dan Ravalauzio tengah berkumpul di ruang keluarga. Berbincang hangat tentang seputar pengalaman kemarin. Semuanya saling mendekatkan diri.

"Dimana baby?" Tanya opa, Ravalauzio.

Seluruh orang yang berada disana langsung mengalihkan atensinya kepada Ravalauzio. Benar, biasanya di pagi hari seperti ini si bungsu sudah membuat kehebohan di mansion.

"Oh iya, semalem aku ninggalin baby tidur sendiri. Soalnya semalem ada kendala di basecamp" Noel menepuk jidatnya.

"Astaga! kalo baby bangun tengah malem gimana?" Ujar grandma, Helena. Seluruh orang yang berada di mansion ini sangat tahu kelakuan si bungsu jika tengah malam. Selalu terbangun lalu berkeliling menjelajahi mansion sendiri.

"Kamar Naren." Ujar Narendra tiba-tiba. Tapi matanya tak beralih dari benda pipih di genggamannya.

"Hah?" Seluruh orang langsung mengalihkan atensinya kepada putra sulung Robert. Robert menepuk jidatnya pelan, mengapa anaknya ini jika berbicara tidak pernah terperinci, selalu saja mengucapkan hal pokoknya saja.

"Maksudnya, baby ada di kamar Narendra." Robert menjelaskan kembali ucapan putranya kepada semua orang.

"Syukurlah." ujar Rayanza, istri Robert. Mengusap dada setelah merasa spot jantungnya bisa kembali normal.

"Baby kemana aja semalem?" Tanya Noel penasaran.

"Dapur bawa donat, makan di ruang keluarga, ketiduran." Jawab Naren dengan nada datar sedatar dada klean.canda

"Ouhhh." Mereka serempak menganggukkan kepalanya paham. Walau gak paham bangetts. Tapi gapapa, syukur Naren mau jawab juga.

"Mau kemana?" Tanya Noel yang melihat abang sulungnya beranjak pergi.

"Baby." Jawab Naren datar.

"Huft,,, anak lo kasih vitamin penambah ngomong sono! Gedeg gua denger omongan anak lo, lama-lama gua ikut les bahasa 'Narendra Alexander' dah!" Cerocos Roger, adik satu-satunya Robert. Berasa ke orang dongo dia ngomong sama ponakan kutub nya itu.

"Iya ba! Faren setuju! Abang kalo ngomong sama baby pasti langsung berubah jadi guru paud. Lah kalo sama kita, udah kaya orang cacingan. Iiiihh pen tak hih biar rasa tau!" Faren, anak sulungnya Roger mengacungkan tanda persetujuan.

"Tau rasa bego! Bukan rasa tau." Frily menggeplak belakang kepala abang tercintahhnya ini.

"Lo! Dasar adek durjana! Gua sumpahin lu di sentil dinosaurus. Awas aja lu!" Gerutu Faren tak terima. Seluruh anggota keluarga disana hanya menggeleng kepala, maklum dengan tingkah si kembar.

***

"Aca seolang kacipenn~"

"Mempunyai pedang panjangg~" Suaranya meninggi asal.

"Kalau beljalan plok plok plok~" Tangan mungil berlemak itu bertepuk tangan dengan semangat.

Nasa bersenandung berjalan riang ke arah taman belakang, dengan hanya memakai kaus kutang berwarna pink berkarakter tayo dan daleman berwarna putih polos.

"Yow Cleo! Aca hele~"

"Rawrghhh~"

Ceklek

Nasa dengan senang membuka selop yang mengunci rumah Cleo-nya, walau harus berjinjit dan sedikit kesusahan.

KB [Keluarga Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang