"ABANG!!! DOT NYA ACA BALIKINN!" Suara cempreng itu menggelegar di seluruh mansion.
"Tangkep dulu abangnya!" Ucap Neron yang sedari tadi menjahili adik kecilnya ini. Dirinya memutari ruang tengah mansion yang sangat luas itu menghindari sang adik.
"Gimana Aca mau nangkep abang, kalo abang lalinya kaya jelapah!?" Sang adik mengepalkan kedua tangan kecilnya, melunturkan ekspresi garang yang terlihat kiyowok itu dengan wajah yang menampilkan ke tidaq berdayaan.
"Makanya jangan cebol!" Neron menjukurkan lidahnya mengejek sambil terus berlari, melaksanakan misi 'mari menjahili adik bungsu kiyowoknya' dengan memainkan dot kesayangan nya.
"Hiks Bunda!!!" Suara tangisin cempreng bocah itu pun pecah.
Neron kalang kabut! Buru-buru pemuda itu menghampiri adiknya yang meraung-raung meminta sang bunda, bisa repot pikirnya. Mana bundanya nya tengah pergi dengan sang sang ayah.
Kencan di masa tua.
Dirinya ditugaskan oleh sang ayah agar menjaga sang adik, karena seluruh orang di mansionnya sedang sibuk. Tapi jika hanya menjaga tidak akan seru jika tidak dibumbui dengan keahliannya.
Sebut saja Neron, Neron Alexander. Yang sekarang ini sedang kelimpungan mengocok otaknya agar jadi otakkocok.g
"Sayang..." Panggil Neron sambil mendekati sang adik.
"Hiks! janan panggil-panggil!" Menutup kedua telinganya mengunakan tangan kecilnya.
"Maafin abang, ya?"
"Nda mau!" Nasa menjawab diiringi segukan, tangisnya sudah sedikit reda.
Neron pun membawa sang adik ke dalam gendongan koalanya, untung saja adiknya ini tak berontak. Menimangnya ke kiri dan kanan dengan perlahan.
"Maafin abang udah jail sama Aca." Nasa menggeleng di gendongan neron sebagai tanda menolak. Pasti nanti diulang lagi! Males Nasa kalo cuman denger omongan maaf mah.
Kalo gaul namah muaq ceunah.
"Nanti abang beliin minuman pororo, deh." Lanjutnya, mencoba merayu dengan menawarkan minuman kesukan adiknya itu.
"Lima?" nasa mengangkat kesepuluh jari kecilnya sambil memandang binar. Lihat? segampang itu merayu adik kecilnya yang merajuk.
"Iya, lima." Neron ngangguk aja walaupun rada bingung, mulut lima jari sepuluh. Maksudnya tuh why sih sebenarnya? Tapi gapapa! Demi membujuk adik kiyowoknya, Neron rela.
"Aca sayang abang." Nasa pun memeluk erat tubuh abangnya ini, walaupun tangannya tidak saling bertaut karena tidak sampai.
Tangan Nasa pendek.
"Abang juga sayang Acaaa..." Dirinya mengecup beberapa kali kedua pipi tumpah kemerahan adik kecilnya.
***
"Wahh.." Nasa terpukau.
Di didepannya kini terdapat lima dus minuman pororo dan lima dus lainnya yang berisi susu kotak rasa coklat. Tau saja abangnya, selain dirinya maniak minuman pororo, dirinya juga si maniak susu kotak coklat. Abangnya itu memang yang paling baik sedunia.
Jadi makan sayang deh Nasa ke Abangnya!
"Baby, what are you doing here?" Dari arah belakang terlihat Robert yang menteng satu buah keresek berisi donat madu yang ia beli untuk menyogok putra bungsunya yang ia tinggalkan tadi.
Tapi sepertinya dirinya tidak perlu mengeluarkan jurus rayuannya, karena sepertinya sang anak lupa dengan kejadian tadi.
Lelaki dewasa yang sudah menginjak kepala empat itu masih terlihat tampan. Tubuh tinggi bugar, apalagi wajahnya yang belasteran inggris itu dengan bulu-bulu halus disekitar wajahnya, Robert Alexander.
KAMU SEDANG MEMBACA
KB [Keluarga Bahagia]
Teen FictionNasa Ravalouzio Alexander. Bungsu keluarga Alexander ini memiliki dua marga, yang berasal dari keluarga ayah bundanya. Nasa sangat dicintai dan disayangi. Begitupun Nasa, mencintai dan menyayangi seluruh keluarganya melebihi luasnya angkasa. Aca ada...