Roti Jepang

3.9K 173 5
                                    

"Where my baby?" Tanya Narendra, kepada ajudan dibelakangnya.

Siang ini, dirinya menyempatkan diri untuk pulang dari kantor lebih awal. Karena mengetahui tidak ada satu anggota keluarga pun di mansion, untuk menjaga si Bungsu.

"Halaman belakang, Tuan." Maxim, sang ajudan menjawab. Untung, tadi dirinya sempat melacak keberadaan Tuan Bungsunya terlebih dahulu pada saat diperjalanan.

Dengan langkah lebar, keduanya sampai dihalaman belakang yang sangat luas.

Ketika baru baja menginjakkan kaki di halaman belakang. Akan langsung disuguhkan dengan luasnya lapangan golf, danau kecil diujung lapangan dan ditutup dengan tembok gagah yang tinggi.

Disebelah kanannya terdapat gazebo
modern besar dan luas dengan beberapa sofa nyaman, ala-ala kerajaan bangsawan. Sedangkan disebelah kirinya, terdapat jalan setapak dengan beberapa pohon bambu lebat dipinggir kanan dan kirinya.

Jalan itu adalah jalan menuju tempat kebun binatang yang sangat luas, penangkaran hewan-hewan peliharaan keluarga Alexander & Ravalouzio. Dan, ditutup dengan dinding yang kokoh menjulang tinggi.

Hewan tersebut terdiri dari beberapa burung-burung yang tentu berharga fantastis dan bersertifikat, dengan berkepemilikan para bapak-bapak di keluarga tersebut.

Beberapa ekor kuda besar dan gagah. Termasuk satu ekor kuda poni berwarna putih, berkemilikan bungsu keluarga itu. Selebihnya ya, punya anggota keluarga lainnya.

Tentu dengan beberapa hewan lainnya. Selebihnya nanti, nunggu Nasa mau nge spil.

"Bungsu keluarga ini, memang sangat unik." Ucap Narendra. Dirinya baru saja tiba di depan salah satu kandang hewan yang berisi satu makhluk lucu berjenis manusia. Dimana, adik bungsunya adalah manusia itu sendiri.

Dirinya masuk kedalam kandang yang terbuka, mengangkat si bungsu ke gendongan koalanya.

"Mmhh, jan ganggu. Aca sleep.." Nasa bergumam kecil. Menduselkan wajahnya di perpotongan leher jenjang Narendra.

"Rrrghhhh~" harimau putih yang merasa beban kecil di atas tubuhnya hilang menggeram kecil.

"shut up, Cleo." perintahnya tajam.

"Tolong, bawakan piring dan mangkuk itu." Tak lupa meminta tolong kepada ajudannya tuk mengembalikan barang sisa makan adik bungsunya ke dapur mansion.

Narendra berlalu beranjak pergi kembali menuju kamarnya sendiri. Meng puk-puk pelan pantat bulat adiknya, yang hanya tertutupi daleman putih polos.




Di siang hari menjelang sore hari ini, Nasa terduduk diam sambil memegang mainan
astronot kesukaannya di ruang bermain.

"Hmp! Aca bocen!" Nasa melempar mainan digenggamnya ke sembarang arah.

"Kenapa semua olang ninggalin Aca!" Serunya marah.

Dengan mata sembab yang memicing,
bibir mencibir, dan kedua tangan terkepal di kedua belah sisi tubuhnya.

Flashback

Nasa baru bangun bobo! Nasa kebangun dikamar Abang sulungnya. Tapi, Nasa gak ngeliat abang sulungnya tidur disamping dia. Nasa kan suka sedih, kalo baru bangun bobo gak ada siapa-siapa disisinya.

"Hiks!"

Bruk

"Tuan Bungsu, ada apa?" Seorang maid perempuan membuka pintu kamar Narendra dengan terburu.

"Nda ada Abang." Nasa menunjuk spece kosong disampingnya.

"Ouh, Tuan Narendra sudah kembali ke kantor pada saat tuan Bungsu tidur. Katanya, ada sedikit kendala di kantor." Jelas maid itu.

KB [Keluarga Bahagia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang