"Ihhh!!! Anak ayah gemes banget pake kupluk lucu gini!!!!" Robert tak henti menciumi pipi tumpah si bungsu yang tergencet kupluk berkarakter beruang berwarna coklat yang menutupi seluruh kepalanya.
Nasa memberontak. "Ayah, udah!" Tangan kecilnya memukul kecil wajah sang ayah.
Tak mengindahkan sang anak, Robert mendekap lebih erat tubuh kecil anaknya. "Ayah gemes sama Adek! Gak bisa berhenti." Robert mencium seluruh wajah bulat anaknya.
Rayanza dan keempat saudara Alexander memutar bola matanya, malas melihat tingkah sang ayah yang sedari tadi tak usai melepaskan kegemasannya kepada si bungsu. Untung keempat saudara itu sudah lebih dulu bertingkah seperti ini tadi saat di TKP.
Noel yang sudah tak tahan dengan kelakuan sang ayah berseru, "Ayah! Kapan selesainya, sih! Abang juga mau peluk Adek!"
Robert menatap sinis anak keempatnya, "Kamu nanya? Kapan ayah selesai gemes sama si Adek?" Robert menjawab dengan jenaka. Menirukan gaya bicara salah satu kreator yang tak sengaja ia lihat diaplikasi toktok.
Naraya mendelik. "Dih! Ayah udah ketularan virus dilan cepmek! Cepet evakuasi Adek sebelum tercemar!!!" Naraya dengan heboh menarik si bungsu dari gendongan sang ayah, mendekapnya erat tak ingin kecolongan.
Robert mendelik sinis ke anak perempuan satu-satunya, "Bilang aja kakak iri sama ayah!"
"Emang!!!" Seruan bersama keempat saudara juga Rayanza.
Akhirnya acara brother's date berakhir dengan acara makan malam keluarga karena ketidaksengajaan. Walau dibarengi oleh keributan, kehangatan terjadi didalamnya.
***
"Tuan muda? Sudah mengerjakan PR yang Miss berikan minggu kemarin?" Mrs. Renata selaku guru home schooling pelajaran matematika nya di hari Senin bertanya.
Nasa dengan bangga mengacungkan buku catatannya tinggi. "Cudah!! Kemalin Aca mengeljakan dibantu Abang!"
Mrs. Renata tersenyum dengan mata berbinar juga intonasi antusias, "Benarkah?! Lucu sekali..."
Tiga jam terlewati begitu saja. Msr. Renata pamit pulang. Nasa keluar dari ruang belajarnya dengan tangan menyeret tas ransel kecil coklat berkarakter beruang. Seragamnya sudah urakan tak terbentuk. Celana bahan berwarna kuning, kemeja putih lengan pendek dengan dasi kuning yang terlihat acak, dengan rompi kuning yang sudah tak terkancing.
"Bibi!!!" Nasa menjerit, memanggil pelayanan wanita dari pembatas pagar lantai tiga.
Lama Nasa menunggu, tak kunjung ada sahutan.
Kruyuk!!!
Nasa memandang perut kecil buncitnya. "Kamu lapel, ya?" Mengusap perut itu halus.
"Kita cali mam, yu?!" Ucap Nasa ke arah perut buncitnya itu.
Setelah mengatakan itu Nasa berlari memasuki lift masih dengan ransel yang diseret padahal didalamnya terdapat satu iPad keluaran terbaru dengan harga fantastis.
Memencet beberapa tombol dengan tenaga extra karena kesenjangan tinggi badan, akhirnya Nasa sampai dilantai dasar.
Berjalan melewati lorong yang membawanya ke arah dapur bersih di lantai itu.
Nasa membuat postur berpikir saat melihat makanan yang tersaji tidak sesuai keinginannya, berpikir makanan apa yang cocok untuknya pada siang hari ini.
"AHA!!!" Seakan ada bohlam lampu berwarna kuning diatas kepalanya, Nasa menemukan ide brilian tentang 'harus memakan apa ia siang hari ini'.
Berjalan mendekati lemari es, membuka bagian paling bawah, matanya berbinar terang melihat jajaran box eskrim yang tak sengaja kemarin ia lihat salah satu pelayannya memasukan barang berharga ini kedalam freezer bawah. Biasanya jika tidak ada yang mengawasi pintu lemari pendingin ini akan terkunci, mungkin pelayan itu melupakan salah satu perintah mutlak dari sang nyonya.
"Esklim!!" Nasa menjerit senang sebelum setelahnya menutup mulut kecilnya dengan tangan kecilnya itu.
"Syut! Aca nda bole blisik, nanti ketahuan!" Ucapnya lirih.
Kemudian tangan itu meluruh, dengan raut bingung satu tangannya menggaruk samping kepalanya. "Aca mam nya gimana, ya? Kalo Aca bawa satu nanti disini kosong! Ketahuan deh..." Raut murung terlihat saat otak kecilnya berpikir. Bagaimana caranya ia bisa memakan eskrim tanpa harus membawa wadah eskrim dari tempatnya.
Seperkian detik raut ceria kembali terlihat. "Aha! Aca tahu!"
Tangannya dengan lihai mengambil satu iPad dari ransel punggung yang ia gendong. Menyimpannya di atas tumpukan wadah eskrim lainnya. Nasa beranjak mengambil sendok makan di atas meja makan dengan cara menaiki kursi lalu sedikit berjalan di atas meja lalu turun kembali saat satu sendok makan sudah ada di genggaman. Membuka kotak eskrim yang tak tersegel, di dalamnya masih tersisa banyak eskrim coklat kesukaannya. Menyendok beberapa sendok dengan susah payah sampai menyisa sisi-sisinya, meletakan eskrim hasil sendokannya ke atas punggung iPad disamping.
Menutup kembali kotak eskrim yang sudah kosong, meletakkan sembarang sendok bekasnya, mengambil iPad berisi eskrim nya, lalu melenggang pergi bersama eskrim beralaskan iPad, meninggalkan ransel yang tergeletak didepan lemari es yang masih terbuka. Nasa lupa menutupnya kembali!
Biarlah itu menjadi masalah nanti. Yang terpenting sekarang menikmati eskrim coklat di balik tirai belakang sofa ruang tengah. Meraup eskrim di atas iPad dengan tengan kecilnya. Satu tangan menyuap satu tangannya lagi menyangga iPad itu agar tetap berada dipangkunya. Seragam putih kuningnya sudah ternodai eskrim, juga wajah bulatnya. Dengan abai Nasa terus melanjutkan acara makannya, menghiraukan segala kekacauan yang secara tak sadar ia buat.
*TBC
Jumpa lagi sama Nasa disini!!!!
Maaf yaa, author akhir-akhir ini sering sakit...
Jadi agak males ngelanjutin chapter
Tapi kasian juga sama kalian yang nungguin chapter kelanjutannya...
Semoga gak bosen sama cerita Nasa ini yaa
Stay safe semua... Semoga kita semua sehat selalu yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
KB [Keluarga Bahagia]
Teen FictionNasa Ravalouzio Alexander. Bungsu keluarga Alexander ini memiliki dua marga, yang berasal dari keluarga ayah bundanya. Nasa sangat dicintai dan disayangi. Begitupun Nasa, mencintai dan menyayangi seluruh keluarganya melebihi luasnya angkasa. Aca ada...