"HUWAAAAAAA!" Sore hari keluarga alexander & ravalouzio dihebohkan oleh jeritan si bungsu.
Noel yang mendengar jeritan sang Adik dengan segera melepas gigitannya pada pipi cemong sang Adik. "Am so sorry, baby." Dengan sayang mendekap dan mencium pipi yang sekarang terlihat memerah dengan tapak gigitan samar.
Plak
"Lo sih, ah! Kasian Adek gue." Narendra dengan ringan tangan menggeplak belakang kepala adik pertamanya.
Tadi disaat ia sedang khusus menonton Nasa yang sedang memakan cokelat, dan hendak menghampiri. Narendra keduluan oleh adik pertamanya, Noel. Entah kapan sang adik datang, ia tak merasa ada seseorang selain dirinya kala itu saking fokusnya menonton sang Adik bungsu.
"Kuya! Sakit tau." Noel meringis mengusap belakang kepalanya.
"Kasian baby." Sontak Noel langsung mengalihkan pandangannya kearah Nasa.
Terlihat Nasa memandang dirinya dengan pupil mata yang bergetar. "Sorry baby." Ucap Noel sesal.
"Hiks..." Narendra dengan sigap membawa sang adik kedalam dekapannya.
"Mau Abang Noel... Hiks..." Nasa memberontak dalam gendongan Narendra.
Noel dengan cepat membawa sang Adik kedekapannya. "Ada apa, baby?"
"Abang cakit yaa? Hug." Nasa dengan cegukan bertanya pada Noel. Tangan kecilnya ikut menyentuh belakang kepala Noel, yang tadi dipukul oleh Narendra.
Noel yang melihat kondisi menyeringai, memandang Narendra remeh. "Iya, sayang. Sakit sekali..." Noel menampilkan wajah sedih, sambil memandang Narendra remeh.
Narendra yang melihat tatapan Noel mendecak sebal. "Dasar raja drama." Gumamnya.
"Baby, jangan dengarkan Noel. Ia pembohong." Ucap Narendra mencoba memprovokasi.
"Abang syut!" Nasa memandang Narendra dengan tatapan marah. Kedua tangan bersedekap dada.
"Gala-gala Abang Nalen, Abang Noel cakit!" Ucapnya tajam.
"Iya, benar baby. Marahi bang Naren." Ucap Noel membara.
"Sekalang Abang cup bang Noel, telus minta maaf!" Titahnya mutlak.
Fun fact. Di keluarga ini jika melakukan kesalahan harus meminta maaf disertai dengan kecupan, tanda penyesalan.
Sontak Narendra dan Noel mendelik, saling menatap tajam.
"By, ga ada yang lain apa?" Noel bernegosiasi.
"Nda! Bang Nalen, ayo cepet cup Bang Noel!"
"Ck"
Cup
Dengan secepat kilat bahkan melebihi kilat Narendra mengecup pipi tirus adik pertamanya. Bahkan ia tak tau, kecupan itu sampai atau tidaknya.
Noel terdiam. Begitupun Narendra yang langsung beranjak meninggalkan kedua adiknya.
"Abang minta maaf nya mana?!" Nasa berseru kala ia mengingat sang Abang belum mengucapkan maaf.
"Maaf!" Ucap Narendra sebelum lenyap ditelan lift.
"Cakit cakit go away." Nasa dengan lembut mengelus surai lebat sang Abang.
Seakan tersadar Noel menatap lembut sang Adik, meresapi sensasi usapan lembut sang Adik. "Cakitnya udah pergi karena di cup Bang Nalen. Abang jangan cedih lagi, ya?" Tutur Nasa.
"Iya, Abang udah sembuh kok." Noel tersenyum manis.
"Adek mau ikut Abang gak?"
Kata itu mampu melunturkan senyum manis Nasa. Diganti dengan tatapan penuh binar nan ingin tau. "Mau! Mau! Mau! Aca mau ikut Abang!" Seru Nasa semangat.
"Ish, gemesh banget sih Dek." Noel mengecup seluruh wajah Adiknya, menyalurkan kegemasan yang terpendam.
"Ayo, Abang. Katanya mau ajak Aca." Nasa dengan susah payah menjauhkan wajah Abangnya dengan kedua tangan kecilnya.
"Iya, ayo. Ganti baju dulu, yuk." Noel dengan sigap membawa sang Adik ke gendongannya.
Sekarang keduanya sudah berada didalam kamar Nasa. Noel dengan telaten memasangkan sweter rajut tebal berkupluk warna baby blue, dan bawahan celana kodok panjang dengan saku ditengah nya. Memasangkan masker anak berkarakter hewan, memasangkan kupluk untuk menutupi kepala, nyemprotkan parfum beraroma baby milik sang Adik, memakaikan kaus kaki berkarakter Doraemon serta sepatu sniker putih polos.
Terakhir memakaikan sang Adik dengan satu jaket tebal model musim salju, tenang aja dalemnya adem kok."Udah handsome Adek Abang." Noel dengan gemas mengunyel-ngunyel pipi tumpah yang tertutupi masker.
"Abang udah! Ayo belangkat." Nasa dengan kasar menyingkirkan kedua tangan sang Abang.
"Iya iya, ayo." Membawa sang Adik ke gendongan koalanya.
"Abang, ki--"
"Noel, Adek? Pada mau kemana?" Dari arah ruang tamu terlihat sang ibu tengah menatap kedua anaknya yang hendak keluar.
"Noel mau ajak Adek nongkrong di markas, Mom." Jawab Noel.
"Hmp! Adek mau ikut Abang nonglong!" Dengan semangat Nasa menjawab.
Sontak Rayanza dan Noel mengalihkan pandangannya pada buntalan lucu digendongan Noel.
Rayanza dengan gemas beranjak mendekati kedua anaknya, lalu mengunyel-ngunyel pipi tumpah anak bungsunya. "Anak Mommy cu banget syiii."
"Nongkrong sayang, bukan nonglong." ... Membenarkan dengan terkekeh.
"Nongkelong, Mommy?" Nasa memiringkan kepalanya bingung.
"Ya ampun, Adek! Masuk perut Mommy lagi, yuk!" Rayanza dengan brutal kembali mengecup buntelan itu.
"Nda! Aca nda mau." Nasa memberontak menghindari kecupan brutal dari sang ibu.
"Udah ijin sama Daddy?" Setelah puas mengunyel-ngunyel si buntelan, Rayanza bertanya dengan serius.
"Hehe, belum. Nitip Mommy aja ya, ijinnya?"
"Bye Mom, love you!" Dengan terburu Noel melarikan diri, dengan Nasa yang memandang polos sang ibu sambil melambaikan satu tangannya.
Rayanza antara ingin marah dan berteriak. Marah karena Noel yang melarikan diri dan ingin berteriak karena kelakuan sang Bungsu.
Sedangkan Noel dan Nasa sudah memasuki parkiran khusus motor. Biarlah sekali-kali membawa sang Adik dengan motor, toh cuaca tidak terlalu panas juga dingin.
"Adek mau naik motor mana?"
"Boleh pakai ngeng?" Tanya Nasa lugu.
Fun fact, Nasa jarang mengendarai motor. Saking jarangnya, Nasa sampai berpikir bahwa ia tidak diperbolehkan menaiki kuda besi beroda dua itu.
"Boleh lah. Adek mau naik ngeng yang mana?" Ucap Noel mengikuti ucapan sang Adik ketika menyebut motor.
"Aca mau ngeng yang besal!" Nasa dengan semangat menunjuk satu motor moge yang berada di pojok.
"Okeh. Ayo kita naik moge!"
"Yey! Aca Naik ngeng besal!"
*TBC
Sedikit gaje karena dikejar janji😭
Tapi Alhamdulillah Watashi bisa menepati yups(づ ̄ ³ ̄)づ
Vote nya dong shayy
KAMU SEDANG MEMBACA
KB [Keluarga Bahagia]
Teen FictionNasa Ravalouzio Alexander. Bungsu keluarga Alexander ini memiliki dua marga, yang berasal dari keluarga ayah bundanya. Nasa sangat dicintai dan disayangi. Begitupun Nasa, mencintai dan menyayangi seluruh keluarganya melebihi luasnya angkasa. Aca ada...