4

595 81 5
                                    

Hanbin sedang pergi berbelanja bersama ibunya. Bocah manis itu terlihat bersemangat membantu ibunya dengan membawa kantung belanjaan dalam jumlah sedikit. Saat dalam perjalanan pulang, Hanbin melihat penjual es krim dan ia terlihat menginginkannya.

"Ibu, boleh aku membeli es krim?" Tanya Hanbin.

"Boleh, Hanbin. Ayo kita beli," ujar ibu yang langsung mendapat sorak kegirangan dari Hanbin.

Hanbin dan ibunya mendekati penjual es krim tersebut dan matanya berbinar-binar melihat es krim dengan berbagai macam rasa. Ia segera menentukan pesanannya dan menunggu penjual menyiapkannya. Saat Hanbin sedang menunggu es krimnya jadi, seorang anak kecil terlihat berdiri di sampingnya. Anak itu terlihat sama menggemaskannya dengan Matthew, namun suara seseorang yang datang bersama anak itu menarik perhatian Hanbin.

"Ollie mau pesan es krim rasa apa?" Tanya si pemilik suara alias Zhang Hao pada Ollie.

Ollie menunjukkan rasa yang diinginkannya dan Zhang Hao segera memesannya. Zhang Hao sepertinya tak menyadari kehadiran Hanbin yang tengah terkejut saat melihatnya. Hanbin terus menatap Zhang Hao yang sedang berbicara dengan anak kecil yang dipanggilnya Ollie. Perhatiannya teralihkan ketika penjual es krim memberikan es krim pesanannya.

"Terima kasih, Paman," kata Hanbin setelah menerima es krim dan membayarnya.

Hanbin tak segera beranjak dari tempatnya padahal ibunya sedang menunggunya kembali. Matanya terus menatap Zhang Hao, di dalam hati ia ragu untuk menegur lelaki itu. Zhang Hao akhirnya menoleh ke arah Hanbin karena merasa ada yang memperhatikannya. Kedua mata mereka pun bertemu.

"Hm, ada apa, adik kecil? Kenapa melihatku seperti itu?" Zhang Hao bertanya pada Hanbin yang terkejut atas sapaan lelaki itu.

"Ah, maaf," ujar Hanbin canggung. "Sepertinya kakak ini tidak mengingatku," batinnya.

Zhang Hao memperhatikan Hanbin, entah kenapa ia merasa pernah melihat anak kecil itu. Ia pun mencoba menggali ingatannya. Sementara itu Hanbin yang terlihat kecewa memutuskan untuk segera menghampiri ibunya. Namun, langkahnya terhenti saat Zhang Hao memanggilnya.

"Tunggu dulu. Sepertinya aku pernah melihatmu. Apakah kau anak yang waktu itu ingin mengambil bola yang masuk ke rumahku?" Tanya Zhang Hao untuk memastikan ingatannya.

"I-iya, itu aku," gumam Hanbin sambil menatap Zhang Hao yang jauh lebih tinggi darinya.

"Ternyata benar itu kau. Hanbin kan?" Zhang Hao bertanya lagi dan Hanbin langsung mengangguk. "Kau juga beli es krim ya. Kemari sendirian?"

"Tidak, aku bersama ibuku. Ibu ada di sana," ujar Hanbin sambil menunjuk ke arah ibunya yang sedang menerima telepon.

Zhang Hao mengangguk paham. Ia mengalihkan atensinya sesaat pada Hanbin saat penjual es krim telah membuat pesanan Ollie dan membayarnya. Ia menyerahkan es krim itu pada Ollie yang terlihat kegirangan menerimanya. Hanbin memperhatikan interaksi kedua orang itu yang menurutnya terlihat akrab. Selain itu Hanbin pun bertanya-tanya apa hubungan yang dimiliki oleh keduanya.

"Pelan-pelan makan es krimnya, Ollie," ujar Zhang Hao sambil mengusap-usap kepala Ollie.

Zhang Hao menyadari Hanbin masih berdiri di tempatnya, tampak tidak segera kembali pada ibunya. Ia pun mendekati Hanbin dan berjongkok agar tingginya sama dengan anak itu.

"Tidak segera kembali pada ibumu?" Tanya Zhang Hao. "Ibumu bisa cemas. Apa aku perlu mengantarmu ke sana?"

Hanbin hanya diam, ia tahu perkataan Zhang Hao benar. Namun, seperti ada yang menahan dirinya untuk tetap berada di sana. Sosok Zhang Hao akhirnya ada di hadapannya, Hanbin merasa tak ingin pergi begitu saja setelah bisa bertemu kembali dengan lelaki itu.

PemujamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang