44

448 53 8
                                    

Hanbin yang kini berstatus sebagai mahasiswa sudah lebih dari tiga bulan menjalani masa kuliahnya. Selama waktu itu pula tak sekalipun Hanbin melupakan Zhang Hao. Rasa rindunya untuk sang ayah begitu besar, namun Hanbin tak ingin terus menerus menjadi anak cengeng. Sesekali mungkin ia akan bersedih karena begitu merindukan ayahnya, tapi ia harus percaya bahwa Zhang Hao akan kembali untuknya. Hanbin hanya perlu bersabar menunggunya.

Awal mula kuliah Hanbin sering ditemukan tidak semangat dalam menjalani kuliahnya. Ia bahkan sering kedapatan melamun saat mendengarkan penjelasan dosennya, namun ia tetap melaksanakan tugas yang diberikan. Hal ini tentu membuat Taerae merasa khawatir, ia tak menduga dampak berpisah dengan Zhang Hao begitu besar bagi kehidupan Hanbin.

Teman-teman kuliahnya berpikir Hanbin adalah sosok lelaki dingin yang sulit didekati. Tiap harinya pun Hanbin hanya menghabiskan waktu di kampus bersama Taerae atau bahkan lebih memilih untuk menyendiri. Ia jarang tersenyum seperti di masa sekolahnya dulu. Kalau pun Hanbin tersenyum, Taerae tahu jika senyuman itu palsu dan sekedar basa basi. Hanbin lebih terlihat seperti menarik diri dari sekitarnya.

"Kau benar-benar berubah, Hanbin," ujar Taerae saat mereka sedang makan siang di kafe sekitaran kampus. "Sudah tiga bulan ayahmu pergi dan kau masih meratapinya."

Hanbin tak menghiraukan ucapan Taerae dan memilih sibuk dengan makanannya. Taerae hanya bisa menghela nafas melihat sikap acuh Hanbin apalagi jika sudah menyinggung tentang kepergian Zhang Hao. Jauh di dalam lubuk hatinya Hanbin masih tak rela ditinggalkan oleh Zhang Hao selama dua tahun.

"Bukannya aku tak memahami kondisimu, tapi aku sungguh merindukan Hanbin yang ceria dan selalu tersenyum," ujar Taerae berhati-hati, berharap Hanbin tak tersinggung dengan ucapannya.

Hanbin menghentikan kegiatan makannya dan menoleh pada Taerae yang menatapnya dengan khawatir. Ia menghela nafas karena lagi-lagi membuat orang sekitarnya kembali khawatir padanya. Hanbin sedang berusaha untuk terbiasa dengan kondisi barunya, namun ia masih perlu waktu entah sampai kapan. Jika mengingat sosok Zhang Hao kini hanya akan membuatnya bersedih dan menangis.

"Apa aku terlihat separah itu sampai kau selalu khawatir padaku, Taerae?" Hanbin tersenyum sendu.

"Sebelumnya jauh lebih parah dari ini. Hampir setiap hari aku melihatmu menangisi ayahmu. Sekarang cukup lebih baik, kau bertahan sebisa mungkin," kata Taerae menyimpulkan hasil pengamatannya mengenai perilaku Hanbin selama tiga bulan belakangan.

"Kau pun tahu kalau aku tak ingin berada di kondisi seperti ini. Mungkin orang lain akan menganggap sikapku berlebihan dan terlalu kekanakan, tapi aku tak peduli pendapat mereka," kata Hanbin yang kini telah menghentikan kegiatan makannya. "Ayahku terlalu berharga, aku sangat menyayanginya melebihi apa pun. Dia yang selama ini selalu berada di sampingku kini pergi dan aku harus terbiasa tanpa keberadaannya. Itu tidak mudah bagiku Taerae."

"Aku mengerti, Hanbin. Tapi Tuan Zhang pun pasti tak ingin kau terus seperti ini. Dia pasti kembali," ujar Taerae.

"Aku percaya itu. Tapi aku tetap butuh waktu untuk terbiasa tanpanya. Maaf kalau aku tak bisa sering tersenyum seperti dulu," kata Hanbin yang membuat Taerae merasa prihatin dengan keadaannya.

Taerae hanya bisa menghela nafas melihat Hanbin yang begitu membelenggu dirinya dalam kesedihan perpisahannya dengan Zhang Hao. Dampaknya terlalu serius yang bahkan sempat mempengaruhi kesehatan Hanbin. Entah bagaimana cara Taerae harus menghibur Hanbin untuk kembali ceria, atau mungkin ia tak perlu terlalu ikut campur. Ia memang peduli pada temannya, namun ia juga perlu tahu di mana batasannya hingga jangan sampai membuat Hanbin berbalik kesal karena perilakunya.

"Aku hanya khawatir padamu, Hanbin. Kau pasti tahu kalau sejak masuk kuliah kau mulai dikenal sebagai sosok yang dingin dan pemurung. Mereka jadi ragu untuk mendekatimu, padahal aku tahu bagaimana ceria dan ramahnya dirimu yang sebenarnya," kata Taerae yang tak suka penilaian orang lain terhadap Hanbin saat ini.

PemujamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang