11

475 59 6
                                    

Hanbin masih terjebak di antara Ollie dan Ricky yang kini sedang duduk bersamanya di bangku taman. Ollie menatapnya dengan mata yang berbinar-binar sementara Ricky sedang sibuk dengan ponselnya. Lelaki pirang itu membiarkan kedua bocah itu saling mengobrol.

"Kakak manis suka lihat Kak Hao main biola?" Ollie membuka pembicaraan.

"Ya, aku suka," jawab Hanbin singkat.

"Ollie juga suka lihat Kak Hao main biola. Kak Hao sangat keren," ujar Ollie sambil tersenyum cerah. "Kak Hao juga bilang ingin mengajari Ollie main biola."

Hanbin yang mendengar hal tersebut sedikit merasa cemburu. Tentu saja Ollie pasti memiliki kesempatan untuk diajari bermain biola oleh Zhang Hao karena mereka dekat. Tidak seperti dirinya yang asing satu sama lain dengan Zhang Hao walaupun lelaki itu pernah menawarkan hal yang serupa padanya.

"Tapi main biola itu sepertinya susah, papa juga bilang begitu. Ollie lebih suka lihat Kak Hao main biola saja," ujar Ollie.

Hanbin pun sempat berpikiran hal yang sama, ia merasa tak begitu mahir bermain alat musik. Namun, sejak melihat Zhang Hao bermain biola bahkan sempat menawarkan akan mengajarinya membuat Hanbin kembali memikirkannya. Ia sempat berkeinginan untuk belajar bermain biola juga dan terinspirasi setelah melihat penampilan Zhang Hao di panggung.

"Kakak manis suka sama Kak Hao?" Tanya Ollie pada Hanbin yang tengah melamunkan Zhang Hao.

"Hah, apa?" Hanbin segera tersadar dari lamunannya.

"Apa kakak manis suka sama Kak Hao?" Ollie mengulang pertanyaannya.

Hanbin menjawab dengan anggukan pelan. Ricky menoleh pada Hanbin dan melihat anak itu tersipu. Tampaknya yang dikatakan Chen Kuan Jui saat itu tidaklah salah, bocah bernama Hanbin ini menyukai Zhang Hao. Namun, belum diketahui rasa suka yang dimiliki Hanbin seperti apa terhadap Zhang Hao yang tentu lebih tua darinya.

"Dia tak seharusnya menyukai Kak Hao," batin Ricky.

"Ollie juga suka Kak Hao. Ollie juga suka semua teman-teman papa. Ada Kak Kuan Jui, Kak Haruto, Kak Zi Hao, dan Kak Ricky. Mereka semua juga tampan, tapi Ollie lebih tampan dari mereka. Kata papa begitu," ujar Ollie bangga.

"Itu kan kata ayahmu, bocah," sahut Ricky hingga membuat Ollie cemberut.

"Biar saja. Lihat saja kalau Ollie sudah besar, Ollie pasti akan jadi lebih tampan dan keren dari Kak Ricky dan yang lainnya," kata Ollie percaya diri hingga membuat Ricky terkekeh mendengarnya.

Ricky memang suka menggoda Ollie hingga membuat bocah itu cemberut atau mengomel padanya. Zhang Hao dan yang lainnya selalu ramah dan bersikap lembut pada Ollie, namun tidak dengan Ricky yang selalu menjadi teman bertengkar bocah itu. Tidak heran Wumuti akan ikut mengomelinya karena Ricky telah menjahili putranya.

Hanbin kembali memperhatikan interaksi antara Ollie dan Ricky. Walaupun mereka terlihat bertengkar, tapi Hanbin merasa keduanya terlihat akrab. Ricky bahkan bisa terlihat jahil dan tersenyum maupun tertawa, tidak seperti penampilan awalnya yang terkesan dingin. Ia merasa Ollie sangat beruntung bisa kenal Zhang Hao dan yang lainnya.

"Kalau mereka teman ayahmu, kenapa kau memanggil mereka kakak?" Hanbin bertanya tiba-tiba. "Harusnya kau memanggil mereka paman kan?"

"Pertanyaan bagus, bocah," ujar Ricky sambil menjentikkan jarinya.

"Itu karena Kak Ricky dan Kak Haruto tidak mau dipanggil paman. Kata mereka panggilan itu membuat mereka terdengar tua. Jadi kata papa biar adil panggil mereka semua kakak saja," jawab Ollie sementara Ricky menganggukkan kepalanya atas penjelasan bocah itu.

"Ah, ternyata begitu," gumam Hanbin sambil melirik Ricky, namun saat kedua mata mereka bertemu Hanbin langsung mengalihkan pandangannya.

"Ollie, kita harus pulang. Ayahmu sudah menghubungiku," kata Ricky sambil membalas pesan Wumuti.

PemujamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang