21

464 70 15
                                    

Ricky dan Hanbin masih berada di toko pakaian sambil menunggu Haruto dan Nyonya Sung selesai belanja. Lelaki pirang itu sejak tadi hanya mendengar celotehan Hanbin tentang pelajaran biolanya bersama Zhang Hao. Hanya tentang Zhang Hao yang selalu keluar dari mulut bocah itu disertai binar mata yang cemerlang. Padahal Ricky bertanya hal tersebut untuk mengusir rasa canggung mereka, namun Hanbin malah bercerita dengan antusias.

"Kak Hao dan bocah cengeng ini ternyata sama saja," batin Ricky yang mulai bosan mendengar celotehan Hanbin tentang Zhang Hao.

Ricky sudah tahu bagaimana hebatnya sosok Zhang Hao, lelaki yang juga dikaguminya sejak dulu. Namun, ketika mendengar Hanbin yang begitu mengagumi lelaki itu entah kenapa membuatnya tidak suka. Padahal hal seperti ini sudah biasa baginya, tapi hanya kali ini yang terasa berbeda. Ricky mungkin tidak menyadari jika sebenarnya ia tengah merasa cemburu.

"Apa yang ada di pikiran orang tua itu saat tertarik dengan bocah cengeng ini? Dia benar-benar tidak waras," batin Ricky.

Ricky mengamati sosok Hanbin yang duduk di sampingnya. Ia akui Hanbin memang menggemaskan seperti yang dikatakan teman-temannya. Entah bagaimana rupa bocah itu ketika ia dewasa nanti, tapi Ricky yakin bocah yang selalu diledeknya cengeng ini akan menjadi sosok yang begitu menawan dan mempesona. Saat itu tiba entah berapa banyak yang akan tertarik padanya dan mereka harus siap menghadapi Zhang Hao sebagai saingan terberat.

Zhang Hao mengabaikan peringatannya dan ingin mengklaim Hanbin sebagai miliknya. Ricky pun pada akhirnya tak peduli lagi dengan hal tersebut dan memilih menjaga jarak dari Hanbin. Namun, entah kenapa sejak kejadian di taman hiburan membuatnya terkadang memikirkan bocah tersebut. Ricky pikir ia hanya penasaran dan ingin tahu kenapa Zhang Hao tertarik pada Hanbin.

"Sekarang aku pun ikutan tidak waras gara-gara bocah cengeng ini," batin Ricky lagi.

"Kak Ricky? Apa kau mendengarkanku?" Hanbin melambaikan tangan kecilnya di hadapan wajah Ricky yang terlihat melamun.

"Aku bosan mendengar ceritamu tentang Kak Hao," ujar Ricky cuek.

"Tadi kakak yang bertanya tentang pelajaran biolaku sama Kak Hao lalu juga pendapatku tentang Kak Hao," gerutu Hanbin yang kembali cemberut.

"Aku tidak tahu kau akan bercerita sepanjang itu. Nyaris saja aku tertidur," ujar Ricky sambil berpura-pura menguap.

"Kak Ricky benar-benar menyebalkan," gumam Hanbin.

"Terima kasih untuk pujiannya, bocah cengeng," kekeh Ricky.

"Aku tidak memuji kakak," gerutu Hanbin.

Ricky hanya tertawa melihat wajah Hanbin kembali cemberut. Sepertinya ia benar-benar suka sekali menjahili bocah manis itu. Baginya interaksi seperti ini di antara mereka lebih baik daripada harus bersikap canggung atau mungkin menghindar. Ricky pikir bagaimana pun ia berusaha menghindari Hanbin, entah kenapa anak itu akan kembali muncul di hadapannya.

Nyonya Sung tampaknya sudah selesai berbelanja dan segera menghampiri Hanbin. Beliau terkejut saat melihat putranya sedang duduk bersama seorang lelaki tampan yang sepertinya dikenalnya. Hanbin menyambut ibunya sementara Ricky menyapa sopan wanita tersebut. Nyonya Sung akhirnya ingat jika Ricky adalah salah satu teman Zhang Hao.

"Apa kamu kemari sendirian?" Tanya Nyonya Sung.

"Tidak, saya kemari bersama teman. Ah, itu dia," kata Ricky saat melihat Haruto yang berjalan menghampiri mereka.

Haruto terkejut ketika melihat Ricky bersama Hanbin dan ibunya. Ia lalu menyapa Nyonya Sung dan Hanbin. Mereka hanya berbincang singkat sebelum Hanbin dan ibunya pun pamit pulang. Hanbin melambaikan tangannya dengan ceria pada Ricky dan Haruto sebelum sosok mereka pun menghilang dari pandangan.

PemujamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang